Belajar Dari Cerita Sejarah Anestesi, Yuk Kita Belajar Buat Bersikap Adil
Sumber: https://www.imperial.ac.uk/news/image/ma

Kata Alkitab / 17 August 2018

Kalangan Sendiri

Belajar Dari Cerita Sejarah Anestesi, Yuk Kita Belajar Buat Bersikap Adil

Inta Official Writer
1833

Saat saya mengantarkan teman untuk menjalani sebuah operasi, dokter menyarankannya untuk diberi anestesi lokal. Di kutip dari Wikipedia, anestesi atau pembiusan berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesth?tos, "persepsi, kemampuan untuk merasa", secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.

Anestetik pertama yang dipakai dengan aman adalah gas yang disebut ether. Di tahun 1842 seorang dokter dari Georgia menggunakan ether untuk membuat pasiennya tidur selama pembedahan berlangsung di ruang operasi. Tiga tahun kemudian dokter tersebut juga menggunakan ether untuk proses persalinan.

Sebelum tahun 1844, gas eter maupun nitrogen-oksida banyak digunakan untuk pesta mabuk-mabukan. Mereka menamai zat tersebut "gas tertawa", karena efek dari menghirup gas ini membuat orang tertawa dan lupa segalanya.

Saat ia gencar memakai ether, muncullah pengakuan bahwa yang menemukan ether adalah William Morton. Akan tetapi ketika pemerintah hendak memberi penghargaan kepadanya atas jasanya itu, banyak orang mengatakan bahwa bukan dia tapi Charles Jacksonlah penemunya.

Pada saat itu, seorang dokter bernama Oliver Wendell Holmes Sr. menyarankan kedua nama itu harus dicantumkan dalam penghargaan tadi. Karena tindakannya itu, di kemudian hari nama Oliver Wendell Holmes Sr justru lebih terkenal ketimbang dua ilmuwan tersebut.

Bahan perenungan:

Setelah menyelidiki mengenai sejarah obat bius, saya jadi merenungkan mengenai sikap yang adil. Lewat cerita ini saya jadi tahu kalau ternyata sikap adil sama pentingnya dengan sikap – sikap benar lainnya seperti jujur, bijaksana, rajin, dan seterusnya.

Sikap yang adil itu pun memberi keuntungan bagi si pelaku. Dalam keseharian kita, sudahkan kita bersikap adil terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita? Mungkin kita menjawab, ‘sudah, dong’. Tapi kenyataannya sering kali tidaklah seperti itu.

Bukankah kadang kita suka membeda-bedakan orang? Kalau mereka kaya, pintar, cantik, tampan, kita mau berlama- lama mengobrol dengannya. Kita tidak keberatan kalau ditanya ini itu sama mereka. Kita tidak marah waktu orang – orang tersebut berbuat salah.

Namun tidak demikian saat kita berhadapan dengan orang yang biasa-biasa saja, dengan mereka yang keadaan ekonominya biasa bahkan cenderung kurang, kita malah ‘males’ kalau harus berurusan dengan mereka. Meskipun kita anggap hal ini kecil, tapi sering kita lakukan bukankah itu membuktikan jika kita tidak adil dalam memperlakukan orang?

Amsal 21:3, “Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban.” Bangsa Indonesia yang hari ini sedang merayakan kemerdekaannya juga mati-matian untuk bersikap adil pada masyarakat. Itulah sebabnya kita puny hak dan kewajiban sebagai warna Negara.

Selain itu, Tuhan juga mau kita bersikap adil dengan sesama. Firman-Nya bilang kalau Tuhan lebih senang dengan sebuah keadlian daripada korban atau persembahan sekalipun itu mungkin jumlahnya banyak. Oleh sebab itu, yuk belajar melakukan hal- hal yang adil. Dari yang sederhana dulu, lama – lama kita akan biasa melakukannya.

Sumber : wikipedia/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami