Ada banyak cerita yang bisa kita
bagikan saat berbicara mengenai pernikahan. Sebagaimana kehidupan, pernikahan
adalah bagian perjalanan dari
diri kita dan merupakan komitmen seumur hidup. Baik itu asam maupun manis, setiap kehidupan pernikahan tidak pernah bisa disamakan satu dengan yang lain.
Permasalahan yang terjadi antara
kita dan suami terkadang sukses membangun dinding yang membatasi hubungan kita.
Dilansir dari Focus on the Family, berikut adalah 7 tahapan dari akronim COURAGE yang bisa meruntuhkan dinding tersebut dan membangun keutuhan antara kita dan pasangan.
C - Commit to change (Komitmen untuk berubah)
Tuhan mau kita berhenti untuk menyalahkan orang
lain atas setiap permasalahan yang dihadapi. Cara terbaik untuk memperbaiki
hubungan adalah mengevaluasi diri kita sendiri. Mulai sekarang, cobalah
selidiki sikap, keyakinan, kebiasaan, atau cara pandang yang bisa menyakiti hubungan pernikahan kita.
O - Overcome obstacle (Atasi setiap hambatannya)
Untuk mengubah kehidupan pernikahan, kita juga
harus bisa mengidentifikasikan sikap, sudut pandang, orang di sekitar,
keyakinan dan kebiasaan yang menjadi rintangan. Kita harus bijak dalam memilih
hal yang punya pengaruh negatif terhadap pernikahan kita. Sebab kalau tidak
demikian, maka hal ini bisa menjadi sebuah batu sandungan untuk perubahan dalam pernikahan yang ingin kita lakukan.
U - Uncover your real self (Cari tahu tentang siapa kita)
Baik disadari atau tidak, kebanyakan dari kita
tidak mengenali siapa diri kita dengan cukup baik. Kita menghabiskan banyak
waktu untuk mendengarkan apa yang orang lain inginkan dari kita, sehingga melupakan siapa kita sebenarnya.
Menyadari siapa kita dapat menghalau kebohongan
yang dunia berikan pada kita. Untuk mengetahui kebenaran tentang diri sendiri,
kita harus mendekatkan diri dengan Tuhan. Yohanes 1:12, "Tetapi semua
orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya;"
R - Replace worldly lies with scriptural truth (Gantikan kebohongan dengan kebenaran firman Tuhan)
Penting buat kita untuk menyadari pemikiran kalau rasa
sakit yang timbul dalam hati tidak bisa disembuhkan adalah salah. Pikiran
bahwa sudut pandang kita adalah satu-satunya hal yang terpenting juga tidak bisa dibenarkan. Kita harus bisa hidup di dalam Tuhan.
Sebab di dalam Kristus dan FirmanNya, ada
harapan sejati, damai sejahtera dan sukacita. Mengganti kebohongan yang ada di
dunia ini dengan kebenaran dari Firman Tuhan dapat membuat kita melihat sudut pandang pernikahan yang benar.
A - Accept the things you cannot change (Menerima setiap hal yang tidak bisa diubah)
Kita harus belajar menerima kenyataan kalau
tidak semua hal bisa berubah. Fokuslah pada hal yang bisa kita ubah, yaitu diri
kita sendiri. Kita tidak bisa mengubah memori, kesalahan, maupun luka dari
kepahitan di masa lalu. Namun, kita bisa menemukan cara untuk memproses masa lalu tersebut dan memperbaikinya saat ini.
G - Grasp God's love for you (Pahami kasih Tuhan untuk kita)
Tuhan telah memberikan AnakNya yang tunggal
untuk menebus dosa kita. Kita perlu memahami kasih Tuhan agar bisa memberikan
kasih tersebut pada orang lain. Tuhan mau kita mengasihi orang lain, 1 Petrus
4:8, "Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seseorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa."
E - Embrace a life of grace (Terima pengampunan dan anugerah Tuhan)
Sebagai langkah terakhir, kita sering
dibayang-bayangi oleh rasa bersalah dan rasa malu masa lalu. Tuhan mau kita
berhenti dari perasaan rasa bersalah tersebut dan menerima pengampunan dari
Tuhan. Seperti menerima pengampunan dari Tuhan, kita juga harus bisa mengampuni
pasangan yang mungkin meninggalkan luka bagi kita.
Dengan bekal tahapan di atas, kini kita bisa
mulai menata kehidupan pernikahan. Jangan lupa untuk mengandalkan Tuhan atas kehidupan
pernikahan kita. Sebab melalui tuntunan tanganNya, kehidupan pernikahan kita
bisa dipulihkan.