Israel-Yerusalem Memenuhi Nubuatan Alkitab, Apakah Ini Pertanda Penting Soal Akhir Zaman?

Internasional / 13 August 2018

Kalangan Sendiri

Israel-Yerusalem Memenuhi Nubuatan Alkitab, Apakah Ini Pertanda Penting Soal Akhir Zaman?

Naomii Simbolon Official Writer
16803

Ketika Presiden Donald Trump memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, ada banyak orang beriman langsung mengenali pentingnya langkah  Alkitabiah ini.

Trump langsung menggenapi nubuatan di Alkitab dengan mengakui bahwa Yerusalem adalah ibu kota abadi negara Yahudi dan bahwa orang-orang Yahudi layak mendapatkan Israel dengan adil dan benar, bebas serta berdaulat.

Namun, ini bukan pertama kalinya dalam 70 tahun terakhir dimana negara modern Israel memainkan peran dalam memenuhi nubuatan Alkitab. Banyak mujizat yang kita saksikan di Israel hari ini yang telah ditulis dan dijanjikan di Alkitab sejak lama.

Pulangnya orang-orang Yahudi dari empat penjuru dunia

Yehezkiel 34:13 mengatakan: "Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu."

Bulan ini, untuk pertama kalinya Israel sudah mengambil alih posisi Amerika sebagai pusat populasi Yahudi terbesar di dunia. Lonjakan dalam komunitas Yahudi dianggap telah dipicu oleh para anggota diaspora yang kembali.

Selain itu, total populasi Yahudi kini sudah mencapai 6 juta, sangat membawa pertambahan yang signifikan karena inilah jumlah orang Yahudi yang dibunuh dalam holocaust.

Persahabatan atau kedekatan Spiritual antara Yahudi dan Kristen

Meskipun demikian, Negara Israel tidak dilahirkan melalui jerih payah Yahudi saja. Sebaliknya, seperti yang dinubuatkan dalam Ezra 6:14, " Para tua-tua orang Yahudi melanjutkan pembangunan itu dengan lancar digerakkan oleh nubuat nabi Hagai dan nabi Zakharia bin Ido. Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel dan menurut perintah Koresy, Darius, dan Artahsasta, raja-raja negeri Persia."

Bahwa jelas, Israel dilahirkan dari kesatuan secara spiritual antara orang Yahudi dan non-Yahudi.

Pada zaman Alkitab, ini adalah dekrit Koresh yang memungkinkan orang Israel untuk kembali ke tanah Israel dan membangun kembali Bait Suci Allah.

Pada tahun 1917, Deklarasi Balfour pemerintah Inggris yang mengubah gelombang untuk orang Yahudi di pengasingan. Demikian pula, pada tahun 1948, ketika presiden AS Harry Truman mengakui  Negara Israel, dia berkata "Aku Koresh.

Dalam kasus Koresh, Balfour, Truman dan sekarang Trump, orang non-Yahudi melayani sebagai agen Tuhan yang memfasilitasi kembalinya orang-orang Yahudi ke tanah mereka.

Jika kita membaca di Yesaya 49:22, maka kita akan melihat bahwa Tuhan mengisyaratkan kepada bangsa-bangsa bahwa Dia akan mengangkat spanduk kepada bangsa-bangsa Israel.

"Beginilah firman Tuhan Allah: Lihat, Aku akan mengangkat tanganKu, sebagai tanda untuk bangsa-bangsa dan memasang panji-panjiKu untuk suku-suku bangsa, mereka akan menggendong anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan didukung di atas bahunya."

 

Nubuatan ini di genapi dengan melihat jumlah orang non-Yahudi kini yang mengunjungi, mendukung atau berdoa bagi Israel.

Revitalisasi Bahasa Ibrani

Nabi Zefanya menjelaskan bagaimana di akhir zaman bangsa-bangsa di dunia ini akan memiliki kemurnian dalam berkata-kata.

"Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama Tuhan, beribadah kepadaNya dengan bahu-membahu. " (Zefanya 3:9)

Dengan ini kita memahami bahwa dari Zefanya semua bangsa di dunia akan mempelajari bahasa Ibrani untuk memanggil nama Allah dengan bahasa suciNya.

Dan bahasa Ibrani adalah bahasa resmi Negara Israel, dan Eliezer Ben Yehuda-lah yang memberikan keputusan soal itu pada tahun  1858-1922 "Untuk memiliki tanah dan kehidupan politik kita sendiri, kita juga perlu memiliki bahasa kita sendiri untuk menyatukan kita, yaitu bahasa Ibrani."

Dalam beberapa tahun terakhir, ada keinginan yang semakin meningkat bagi orang Yahudi Kristen untuk belajar bahasa Ibrani, dan kemungkinan ini akan menjadi langkah menuju penebusan yang dijelaskan oleh Zephaniah. Nggak cuma itu, sekarang ini orang-orang Kristen memiliki keingintahuan yang lebih tinggi untuk belajar soal Taurat dari orang Yahudi.

Yesaya pasal 2 menjelaskan bahwa pada akhir zaman, bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke Yerusalem untuk belajar Taurat.

"Dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung Tuhan ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalanNya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem." (Yesaya 2:3)

Sejak berdirinya negara Israel dan bahkan lebih dalam dekade terakhir ini, Alkitab digunakan sebagai sumber persatuan antara orang Yahudi dan Kristen, dan mulai memenuhi visi Yesaya dan mandat bersejarah orang Yahudi untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Itulah salah satu alasan mengapa dibuatnya "The Israel Bible" sehingga orang Yahudi baik non-Yahudi bisa mempelajari Alkitab mereka dan melihat gimana hubungan vital antara orang Israel dan tanah Israel.

Lahirnya Kembali Tanah Fisik Israel

Selama hampir dua milenium ini, tanah Israel berpindah tangan di antara berbagai kekuatang asing termasuk kepada tangan Romawi, Muslim dan Ottoman, dan tanah ini benar-benar sepi. Tetapi seperti yang diramalkan nabi Yesaya, "Sebab Tuhan menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman Tuhan." (Yesaya 51:3a)

Kelahiran kembali Israel dari negara Yahudi pada tahun 1948 telah membawa perkembangan yang mencengangkan di wilayah itu sampai pada titik di mana sekali lagi orang-orang Yahudi dapat mengklaim sebuah negara yang berkembang milik mereka. Gurun secara harfiah bermekaran dan tumbuh. Dan di bidang teknologi dan juga budaya, Israel menempati peringkat atas di antara negara-negara paling maju di dunia.

Sebenarnya kita nggak tahu kapan itu persis kedatangan Tuhan Yesus, namun dengan kita mengetahui tanda-tanda dan pergerakannya di zaman ini sesuai dengan apa yang pernah di Firmankan-Nya, kita bisa dengan gesit  bertindak dan bertobat serta lebih gesit memberitakan Injil ke bangsa-bangsa dan membawa mereka kepada Yesus untuk bisa bersama-sama menerima mahkota kemuliaan serta siap jika hariNya sudah tiba.

 

Sumber : cbn.com | Jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami