Gak Tamat SMA, Wanita Ini Sukses Bangun Startup Teknologi Untuk Pendidikan Anak di China
Sumber: Zimbio.com

Finance / 13 August 2018

Kalangan Sendiri

Gak Tamat SMA, Wanita Ini Sukses Bangun Startup Teknologi Untuk Pendidikan Anak di China

Lori Official Writer
3381

Cindy Mi, wanita berusia 35 tahun ini rupanya gak tamat SMA. Tapi tahukah kamu kalau dia malah jadi salah satu wanita sukses asal China loh. Meskipun dia gak tamat sekolah formal, tapi Mi mendapat visi untuk meningkatkan pendidikan anak di kampung halamannya Tiongkok dan bahkan Amerika dan juga dunia.

Semakin kuat dengan visinya, Mi pun berhasil membangun startup teknologi dalam bentuk sekolah online yang diberi nama VIPKid. Startup ini bertujuan untuk membantu anak mendapat pendidikan yang pantas mengingat sistem pendidikan Tiongkok yang dianggap gagal.

Visi besar ini muncul ketika Mi berusia 14 tahun dan baru saja pindah ke Harbin, sebuah kota di bagian timur laut China. Kepindahannya membuat Mi ketinggalan banyak sekali pelajaran sekolah. Saat masuk kelas, dia masa sekali tak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Bahkan gurunya mengaku tak punya waktu untuk mengajari ulang Mi mata pelajaran yang sudah tertinggal. Akibatnya, Mi harus berhadapan dengan kegagalan di sekolah.

Merasa frustrasi dengan kondisi itu, Mi memutuskan untuk tak lagi kembali ke sekolah. Pengalaman itulah yang membuat Mi membangun mimpinya lewat VIPKid pada tahun 2013. Sistem pendidikan online ini membantu anak untuk mendapat pelajaran tambahan selama 25 menit. Mereka bisa secara langsung belajar dari guru bahasa Inggris dan diajari bahasa Inggris lewat kurikulum imersif yang mencakup konsep sederhana seperti liburan dan topik yang lebih kompleks seperti peristiwa yang baru terjadi.

Mi memulai startup ini dengan mengumpulkan saham senilai 3 miliar dolar AS. Startup ini lalu berkembang dan berhasil mencapai pendapatan senilai 760 juta dolar pada tahun 2017.

Sampai bulan Agustus ini, startup yang berbasis di kota Beijing ini sudah memiliki lebih dari 500 ribu siswa dan lebih dari 60.000 guru yang terkoneksi.

Menilik ke pengalaman masa lalunya, mi mengaku bahwa dirinya sama sekali tak menyalahkan guru atas ketertinggalan yang dialaminya dulu, Di kelas yang terdiri dari 60 siswa, seorang guru tentu saja akan kewalahan memberikan perhatian khusus kepada siswa satu per satu. Karena itulah Mi membangun VIPKid sebagai media untuk membantu siswa yang tertinggal.

VIPKid bertujuan secara global

Lewat VIPKid, awalnya Mi hanya ingin menyediakan pendidikan berkualitas tinggi bagi anak-anak di Tiongkok. Tapi hari ini, visi itu menjadi lebih menglobal. Mi berpikir untuk membantu menciptakan generasi warga global yang memahami cara dunia saling terkait dan membantu anak-anak memahami budaya luar.

“Ini tentang mengenal dunia dan berempati dengan budaya lain. Di China, kami banyak berbicara tentang konsep ‘masa depan bersama’. Tapi bagaimana kamu berbagi masa depan jika kamu tidak benar-benar berempati atau memahami satu sama lain? Aku hanya berkomitmenpada hal-hal yang bertujuan,” katanya.

Mi berharap lewat pendidikan onlinenya, semua anak bisa jadi diplomat dengan memahami dunia dengan cara yang sangat berbeda. Anak diharapkan bisa terhubung dengan semua orang ketika mereka tumbuh dewasa dan bisa menjadi duta budaya mereka sendiri, belajar tentang budaya lain dan menjadi duta untuk budaya lain.

Jadi, lewat kesuksesan mi kita bisa belajar bahwa kegagalan di masa lalu malah bisa jadi pintu bagi kita untuk melangkah mencapai kesuksesan. Tergantung respon kita, apakah kegagalan yang kita alami membuat kita menyerah atau malah bangkit.

Sumber : Business Insider/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami