Puluhan ribu orang Kristen yang
terlantar telah kembali
ke kota-kota dan desa-desa mereka di Dataran Niniwe Irak, tapi tidak bagi mereka yang berasal dari kota Mosul.
Berdasarkan laporan dari CBN News
30 Juli 2018, sebelum ISIS pindah ke kota tersebut, ada sekitar 30.000 orang
Kristen yang tinggal dalam kota terbesar kedua di Irak ini. Ironisnya, sekarang mereka yang menempati kota tersebut hanya berjumlah beberapa ratus orang saja.
"Banyak orang ketakutan dan
kondisi ini dengan sangat mudah bisa dipahami alasannya, mereka ketakutan
karena komunitas Jihadi masih ada di kota itu, terutama di Mosul," ungkap seorang jurnalis, Ken Timmerman.
Ken sangat paham mengenai siapa
yang dilawan oleh orang Kristen di Irak. Ia juga telah membuat banyak misi dan
laporan perjalanan untuk Irak beberapa tahun belakangan ini. Pengalamannya tersebut memotivasinya untuk menuliskan sebuah buku dengan judul 'ISIS Begins.'
Ken menjelaskan kalau tragedi yang menimpa orang Kristen di Irak masih sangat membekas dan hal itu bisa kita pahami saat melihat kondisi mereka secara langsung. "Saya ingin memberi para pembaca sebuah kebenaran hingga mereka bisa memiliki pemahaman yang lebih dalam lagi tentang arti penganiayaan terhadap orang Kristen yang sesungguhnya, yaitu pada mereka yang tertangkap kelompok Muslim Jihadi," katanya.
Baca juga:
Dalam novelnya, setiap cerita
ditulis berdasarkan hal yang terjadi di Irak. Orang Kristen yang tinggal di
Dataran Niniwe menghadapi masalah yang berbeda dengan mereka yang berasal dari
Mosul. Penyebabnya adalah karena mereka tidak memiliki satupun sistem keamanan;
mereka sudah mencoba bertahun-tahun lamanya untuk membentuk pasukan Kristen
Asyur.
"Sayangnya, orang-orang
Kurdi menahannya. Itulah yang benar-benar mereka butuhkan, yaitu keamanan di
lapangan. Di Mosul, mereka benar-benar perlu menghadapi kelompok Jihad yang
masih berada di bawah tanah," ungkapnya. "Itu adalah masalah yang
mendasar dan nyata. Orang-orang tersebut ketakutan akan menjadi target
kembali."