Seperti Polisi dan Detektif, Kembali Ke Tahap Awal Adalah Proses Kita Dapatkan Berkat
Sumber: Kompas.com

Kata Alkitab / 1 August 2018

Kalangan Sendiri

Seperti Polisi dan Detektif, Kembali Ke Tahap Awal Adalah Proses Kita Dapatkan Berkat

Inta Official Writer
2311

Buat kita yang punya hobi nonton, film-film bertema detektif, atau kepolisian selalu jadi jenis film yang tidak boleh ketinggalan. Menyaksikan kegigihan para penegak hukum dalam mengungkapkan fakta, ribuan cara untuk menyelamatkan negara bahkan dunia membuat konsentrasi terkuras sekaligus menantang rasa ingin tahu untuk menebak akhir cerita.

Tayangan film sejenis sekarang ini bisa dengan mudah kita temukan, tapi ada satu kesamaan yang bisa kita dapatkan dari seluruh film tersebut. Salah satunya adalah saat pihak kepolisian atau para detektif berada pada ambang kebuntuan dalam menangkap penjahat, kalimat yang sering terdengar oleh kita adalah "Apakah saya melewatkan sesuatu?"

Lewat film ini kita bisa belajar kalau tahap investigasi merupakan rangkaian proses yang runut dan tidak boleh ada satu tahapan pun yang terlewatkan. Satu-satunya cara untuk keluar dari kondisi tersebut adalah dengan mundur dan melangkah pada tahap awal investigasi tersebut berlangsung, kemudian perlahan maju ke tahap berikutnya. Yang paling menarik adalah justru pada tahapan kembali inilah yang biasanya banyak ditemukan bukti atau saksi baru yang membantu proses investigasi tersebut selesai.

Kita pasti menyadari kalau kehidupan ini adalah sekumpulan proses dengan awal, pertengahan sampai pada akhirnya. Tidak jarang kok kita sendiri merasa nggak sabar dan akhirnya ingin buru-buru mendapatkan hasilnya.

Baca juga: Unik! Atur Lalu Lintas Sambil Menari, Pria Ini Ajarkan Untuk Kerja Dengan Sukacita

Kita nggak sendirian, sebab Musa pun pernah mengalami hal demikian, dalam Bilangan 20:2-13, perintah Tuhan pada Musa sebenarnya sangatlah sederhana, yaitu cukup melalui ucapan. Melalui cara itu, bukit batu akan mengeluarkan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bangsa Israel.

Pengalaman Musa ini membuat kita menyadari kalau persoalannya bukan ada pada keluarnya air dari Bukit Batu. Tuhan mau melihat ketaatan Musa dan Harun, sehingga kemuliaan Tuhan bisa terwujud dari pribadi mereka. Namun, karena Musa tidak bisa menahan amarahnya, ia jadi kehilangan proses ini dan ingin langsung menuju pada hasilnya.

Terlebih kita, sebagai anak yang sering dimanjakan dengan kehidupan modern dengan segala sesuatu yang serba instan. Sering sekali kita tidak mau menikmati proses dan buru-buru pada hasilnya. Padahal proses sendiri membentuk kita menjadi pribadi yang jauh lebih siap, lebih dewasa dan tentu saja menjadi lebih baik.

Satu kesalahan Musa ini cukup membuatnya tidak bisa menikmati Tanah Perjanjian, dimana ia telah memperjuangkan tanah ini bersama bangsa Israel selama 40 tahun lamanya. Seperti Musa, karena menolak proses, nggak jarang kita jadi gagal menerima hasil yang seharusnya menjadi berkat berlimpah dalam kehidupan ini. Sudah seharusnya kita taat mengikuti tuntunan Tuhan dan tidak mengandalkan hikmat yang ada dalam diri kita.

Firman Tuhan dalam Matius 7:7, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu: carilah, maka kamu akan mendapat: ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Untuk memperoleh sebuah berkat, kita harus menjalin kedekatan terlebih dahulu dengan Tuhan.

Ibaratnya, siapa sih yang mau memberi suatu hal kalau kenal saja tidak? Kalau belakangan ini ada doa kita yang belum terjawab, cobalah untuk merenungkan dan koreksi diri sendiri. Kembali ke tahap awal, apakah ada bagian yang terlewat dari setiap proses yang telah kita jalani ini? 

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami