Sebagian dari kita pasti pernah
mengalami kepahitan. Setiap pengalaman hidup yang kurang enak, seperti hubungan
yang kurang baik antara orang tua dan kita, hubungan yang memalukan, merugikan,
mencelakan, dan hal lainnya bisa menimbulkan akar pahit dalam diri kita. Tidak
cuma pada dirinya sendiri, seringkali kepahitan juga melukai seseorang tanpa ada alasan yang jelas.
Bebas dari kepahitan berarti menyediakan
hati untuk dipenuhi oleh Roh Kudus. Berikut adalah alasan kenapa kita tidak boleh berlama-lama menyimpan kepahitan.
1. Kepahitan menjauhkan kita dari Tuhan
Hubungan dengan Tuhan yang intim
dan personal merupakan sumber kekuatan kita. Akar pahit bisa membentengi
hubungan kita dengan Tuhan. Ketika menyimpan kepahitan, tanpa sadar kita juga
melupakan pengharapan yang ada dalam diri sebab kepahitan mengarahkan fokus kita pada permasalahan, bukan pada Tuhan.
Saat kita merasa kecewa pada Tuhan, teman, atau
keluarga, ingatlah kalau Tuhan akan selalu bersama-sama dengan kita dalam
keadaan apapun. Ayat dari Yesaya
41:10 akan menguatkan hati kita saat mengalami kepahitan, "Janganlah
takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan."
2. Kepahitan mengasingkan kita dengan orang lain
Ada waktu dimana kita kehilangan kepercayaan
pada orang lain karena merasa pernah dikecewakan. Setiap akar pahit yang
tertanam dalam kita tanpa sengaja menjauhkan banyak orang disekitar kita.
Akhirnya, mereka mulai lelah dan menyerah pada sikap kita tersebut dan
meninggalkan kita sendirian. Seperti Tuhan, orang-orang disekitar pun mengasihi kita.
Adanya satu orang yang menyakiti kita nggak berarti kalau orang yang lainnya akan ikut menyakiti kita. Mereka, bahkan orang yang menyebabkan akar pahit dalam diri bukanlah musuh utama kita, melainkan si iblis yang memberikan pembenaran tentang menyimpan akar pahit dalam diri kita. keputusasaan dan kepahitan merupakan dua cara yang sering dipakai oleh iblis untuk menjauhkan kita dengan sesama.
Baca juga: Cerdas Emosional Penting Untuk Bangun Hubungan Yang Baik, Ini 5 Sikapnya
3. Kepahitan membuat kita bingung mengenai siapa diri kita yang senenarnya
Kita bukanlah pribadi yang kasar
dan jahat. Orang percaya bukanlah pribadi yang suka menjatuhkan orang lahin dan
menolak hal-hal baik dalam kehidupan. Kepahitan sering membawa kita pada perjalanan yang lebih jauh menuju Tuhan, bahkan menyesatkan kita.
Hal ini seperti kita menyadari
kalau ada kerikil kecil dalam sepatu, tapi kita mengabaikan hal tersebut
sehingga perjalanan menjadi jauh lebih menyakitkan. Kitalah satu-satunya
pribadi yang bisa menghentikan setiap akar pahit yang ada dalam hidup, dan kita pula lah yang harus menentukan pilihan untuk menghapuskan akar pahit tersebut.
Cara untuk menghilangkan akar
pahit adalah untuk berserah kepada Tuhan dan memintaNya menjadi hakim atas
kita. Saat Tuhan mengambil peranNya, damai sejahtera akan turun bagi kita.
Beban kepahitan yang berat dan membuat kita marah, benci akan diangkat Tuhan,
dan hanya Tuhan yang bisa melakukan hal ini.
Langkah selanjutnya adalah dengan
bersyukur atas segala hal baik yang terjadi dalam kehidupan kita. Dengan
menempatkan fokus pada setiap hal positif, kita akan menemukan kebaikan Tuhan
yang telah tercurah atas kita. Ingatlah kalau kepahitan adalah sebuah pilihan,
kita harus belajar menolaknya dan memilih damai sejahtera dan kelegaan. Terakhir, nikmatilah
kebersamaan dengan Tuhan dan orang-orang yang ada disekitar kita. Tidak ada hal
lain yang menarik perhatian selain mereka yang siap untuk kita kasihi dan
mengasihi kita.