Sikap pasif agresif merupakan
cara seseorang menyampaikan perasaan kecewa atau amarah secara tersirat. Contoh
sikap ini misalnya mendiamkan, melontarkan kalimat sarkas, menyindir, dan lain
sebagainya. Sikap ini terjadi karena emosi yang terpendam, sehingga emosi ini akan terungkap melalui tindakan atau kata-kata.
Ibarat membeli kucing dalam
karung, kita tidak pernah mengetahui siapa pasangan kita sampai akhirnya berada
pada satu atap. Inilah sebabnya banyak orang yang baru menyadari kalau pasangan ternyata punya sikap pasif agresif yang bisa merugikan hubungan pernikahan.
Penting buat kita untuk mengerti
pasangan dengan melihat tanda-tanda saat ia sedang bersikap pasif agresif ini. Berikut adalah beberapa cirinya.
1. Tidak ingin selalu disalahkan
Kita semua tahu kalau tidak ada
manusia yang sempurna. Pasti setiap kita pernah melakukan kesalahan. Kedewasaan
seseorang juga bisa dilihat dari caranya mengakui kesalahannya. Berbeda dengan
orang yang memiliki sikap pasif agresif, mereka akan cenderung mencari cara
agar tidak disalahkan. Ia bisa saja menyalahkan kita sebagai pasangan, orang lain, atau bisa juga keadaan.
2. Mengungkapkan amarah melalui komunikasi verbal yang tidak langsung
Bisa saja hal itu perkataan yang
bersifat sarkas atau kritik.
Contohnya saat kita lupa hari ulang tahun pasangan, kemudian pasangan berkata kalau dirinya
tidak pernah melupakan hari
ulang tahun kita agar kita merasa bersalah sudah termasuk tindakan pasif
agresif. Lontaran kata-kata yang tersirat seperti ini tentu saja bisa melukai hati kita, dan berujung pada konflik atau kesalahan komunikasi yang membahayakan hubungan pernikahan.
3. Memilih untuk diam
Komunikasi merupakan salah satu masalah
terbesar yang dialami oleh kita dan pasangan dengan sikap pasif agresif. Tidak
jarang pasangan dengan sikap ini memilih untuk mendiamkan kita karena percaya kalau luapan emosi secara langsung dapat membuat keadaan lebih buruk.
Kata-kata singkat seperti 'Terserah' atau 'Gak papa' bisa menjadi salah satu cara orang pasif agresif membuat lawan biacara diam dan berhenti berargumen lebih lanjut. Silent treatment membuat kita merasa tidak berharga, tidak dikasihi, bingung, marah, bahkan frustasi karena tidak tahu apa yang salah pada dirinya.
Baca juga:
Untuk menghadapi pasangan dengan
sikap pasif agreasif, kita bisa melakukan beberapa tips di bawah ini.
Menyadari tandanya
Setelah kita mengetahui
tanda-tandanya, kita jadi
paham kalau sebenarnya ada sesuatu hal yang tidak beres antara kita dan
pasangan. Saat sudah menyadari tanda pasif agresif yang ditunjukkan oleh pasangan, kita bisa mulai mencari tahu penyebabnya.
Pengendalian diri
Karena tidak bisa meluapkan emosinya,
orang dengan pasif agresif justru akan menunggu kita yang emosi terlebih dahulu
agar nantinya kita bisa disalahkan atas permasalahan tertentu. Ada baiknya kita
mengajak pasangan untuk membuka percakapan tentang permasalahan yang kita hadapi.
Hindari menyalahkan pasangan
Siapa sih yang suka disalahkan?
Cobalah arahkan percakapan pada titik masalah yang dihadapi, bukan
melemparkannya pada pasangan yang seolah-olah telah salah. Sebab bagi seseorang dengan sikap pasif agresif, menyalahkannya justru
akan membuatnya semakin agresif.
Kita harus menyadari kalau pernikahan
menjadikan kita dan pasangan sebagai satu pribadi. Penting buat kita untuk
menjaga perasaan pasangan, sebab kita melukai pasangan, itu tandanya kita juga
melukai diri kita sendiri. Saat berada dalam sebuah masalah, bicarakanlah
baik-baik dan selalu hadirkan Tuhan di tengah-tengah kehidupan pernikahan kita.