Menyakinkan diri bahwa si dia adalah yang tepat untuk menemani
kita menghabiskan sisa hidup selamanya itu nggak mudah.
Meskipun sudah berpacaran bertahun-tahun dan mengetahui semua
fakta mengenai sang kekasih, tetap saja tidak mudah membuat sebuah
keputusan apakah dia orang yang tepat
untuk dinikahi atau nggak.
Berapa lama pacaran bukan menentukan apakah dia orang yang
Tuhan kehendaki atau nggak loh. Ketika kamu tengah diperhadapkan hal itu,
cobalah pikirkan kembali dan berdoalah sambil menjawab beberapa pertanyaan di bawah
ini, yang mungkin akan membantu kamu membuat keputusan yang tepat.
1. Apakah
kalian saling mendorong satu sama lain secara rohani?
Ketika saya meluangkan waktu untuk menilai serius pertanyaan
mantan pacar saya untuk menikahi saya, saya menyadari bahwa kami nggak
benar-benar saling mendukung secara rohani.
Sepertinya kita akan berlawanan, dia akan selalu
mempertahankan pemikiran dia mengenai ajaran gereja yang sekarang saya datangi
dan saya akan berteriak setiap saat mengajaknya untuk berdoa saat teduh.
Sungguh, dia belum siap untuk menjadi seorang pemimpin bagi saya.
Ini benar-benar menjadi bendera merah untukku. Sementara
hubungan saya dengan Kristus adalah tanggung jawab saya, saya nggak ingin
menikahi seorang pria yang nggak bisa membimbing dan membawa saya untuk terus
bertumbuh lebih dekat kepada Kristus.
Coba renungkan pertanyaan ini, kamu yang mengenal pasanganmu
dan kamu berhak menilai dan memutuskannya dengan tepat.
2. Apakah
Kristus adalah fokus utama dalam hubungan kalian?
Ketika saya mulai membangun hubungan dengannya, untuk
pertama-tama fokus utama kami adalah Kristus.
Setelah jalan 2 tahum fokus itu berganti menjadi kami dan
hubungan kami.
Kami mulai fokus dengan perasaan kami, kesuksesan yang akan
kami raih, mimpi kami bersama, dan semuanya tentang kami bukan lagi Kristus.
Hal itulah yang membuat hubungan kami sempat putus, sikapnya yang gila kerja membuatku merasa tak
diperdulikan.
Ini memang bukan kesalahan sepihak, ini adalah kesalahan
keduanya karena kehilangan fokus ke Kristus.
Perhatikanlah hubunganmu yang sekarang, dan pikirkan, apakah
kalian akan benar-benar membuat Kristus sebagai fokus?
3. Apakah
keluargamu mendukung hubungan kalian?
Nggak cuma keluargamu, tapi juga keluarganya.
Cobalah ajak dia berkenalan dengan orangtuamu dan jika memang
sudah, pastikan bagaimana respon orangtuanya terhadapmu dan sebaliknya.
Kadang Tuhan bisa bicara melalui keluarga loh, jadi jangan
segan bertanya kepada keluargamu jika si pria sedang mengajakmu untuk menikah.
Bicaralah dengan jelas, dan dengarkan mereka dengan penuh kebijaksanaan.
4. Apakah
dia menghormati kesucianmu?
Pas pertama-tama saya membangun hubungan dengan mantan saya
itu, dia sangat terhormat sekali.
Dia sangat sopan, namun seiring berjalannya waktu, dia mulai
menurun dan berbeda.
Bahkan dia membuat saya jatuh ke dalam kesalahan yaitu
kissing.
Sejak itu, rasa hormatnya terhadap kemurnian saya mulai
memudar, dari cara bicaranya, dan kata-katanya sudah mulai terlihat.
Jika pasangan kamu meminta kamu untuk kompromi apalagi itu
soal hubungan fisik, atau mengeluarkan kata-kata yang tak seharusnya apalagi
membuatmu terluka dan tak menyenangkan Kristus, tinggalkan saja!
Berdoalah kepada Tuhan memberimu keberanian untuk
mengakhirinya.
Saya berdoa, sekiranya Tuhan memberimu damai sejahtera dan
kepekaan untuk mendengarkan dan menangkap kemauanNya dan isi hatiNya mengenai
keputusanmu. Biarlah keputusanmu disertai Tuhan, diberkatilah engkau!