Di Ajak Nikah Tapi Bimbang? Tanyakan Dirimu Dengan 5 Hal Ini Dan Teguhlah!

Single / 27 July 2018

Kalangan Sendiri

Di Ajak Nikah Tapi Bimbang? Tanyakan Dirimu Dengan 5 Hal Ini Dan Teguhlah!

Naomii Simbolon Official Writer
2296

Menyakinkan diri bahwa si dia adalah yang tepat untuk menemani kita menghabiskan sisa hidup selamanya itu nggak mudah.

Meskipun sudah berpacaran bertahun-tahun dan mengetahui semua fakta mengenai sang kekasih, tetap saja tidak mudah membuat sebuah keputusan  apakah dia orang yang tepat untuk dinikahi atau nggak.

Berapa lama pacaran bukan menentukan apakah dia orang yang Tuhan kehendaki atau nggak loh. Ketika kamu tengah diperhadapkan hal itu, cobalah pikirkan kembali dan berdoalah sambil menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini, yang mungkin akan membantu kamu membuat keputusan yang tepat.

1. Apakah kalian saling mendorong satu sama lain secara rohani?

Ketika saya meluangkan waktu untuk menilai serius pertanyaan mantan pacar saya untuk menikahi saya, saya menyadari bahwa kami nggak benar-benar saling mendukung secara rohani.

Sepertinya kita akan berlawanan, dia akan selalu mempertahankan pemikiran dia mengenai ajaran gereja yang sekarang saya datangi dan saya akan berteriak setiap saat mengajaknya untuk berdoa saat teduh. Sungguh, dia belum siap untuk menjadi seorang pemimpin bagi saya.

Ini benar-benar menjadi bendera merah untukku. Sementara hubungan saya dengan Kristus adalah tanggung jawab saya, saya nggak ingin menikahi seorang pria yang nggak bisa membimbing dan membawa saya untuk terus bertumbuh lebih dekat kepada Kristus.

Coba renungkan pertanyaan ini, kamu yang mengenal pasanganmu dan kamu berhak menilai dan memutuskannya dengan tepat.

2. Apakah Kristus adalah fokus utama dalam hubungan kalian?

Ketika saya mulai membangun hubungan dengannya, untuk pertama-tama fokus utama kami adalah Kristus.

Setelah jalan 2 tahum fokus itu berganti menjadi kami dan hubungan kami.

Kami mulai fokus dengan perasaan kami, kesuksesan yang akan kami raih, mimpi kami bersama, dan semuanya tentang kami bukan lagi Kristus.

Hal itulah yang membuat hubungan kami sempat putus, sikapnya yang gila kerja membuatku merasa tak diperdulikan.

Ini memang bukan kesalahan sepihak, ini adalah kesalahan keduanya karena kehilangan fokus ke Kristus.

Perhatikanlah hubunganmu yang sekarang, dan pikirkan, apakah kalian akan benar-benar membuat Kristus sebagai fokus?

3. Apakah keluargamu mendukung hubungan kalian?

Nggak cuma keluargamu, tapi juga keluarganya.

Cobalah ajak dia berkenalan dengan orangtuamu dan jika memang sudah, pastikan bagaimana respon orangtuanya terhadapmu dan sebaliknya.

Kadang Tuhan bisa bicara melalui keluarga loh, jadi jangan segan bertanya kepada keluargamu jika si pria sedang mengajakmu untuk menikah. Bicaralah dengan jelas, dan dengarkan mereka dengan penuh kebijaksanaan.

4. Apakah dia menghormati kesucianmu?

Pas pertama-tama saya membangun hubungan dengan mantan saya itu, dia sangat terhormat sekali.

Dia sangat sopan, namun seiring berjalannya waktu, dia mulai menurun dan berbeda.

Bahkan dia membuat saya jatuh ke dalam kesalahan yaitu kissing.

Sejak itu, rasa hormatnya terhadap kemurnian saya mulai memudar, dari cara bicaranya, dan kata-katanya sudah mulai terlihat.

Jika pasangan kamu meminta kamu untuk kompromi apalagi itu soal hubungan fisik, atau mengeluarkan kata-kata yang tak seharusnya apalagi membuatmu terluka dan tak menyenangkan Kristus, tinggalkan saja!

Berdoalah kepada Tuhan memberimu keberanian untuk mengakhirinya.

Saya berdoa, sekiranya Tuhan memberimu damai sejahtera dan kepekaan untuk mendengarkan dan menangkap kemauanNya dan isi hatiNya mengenai keputusanmu. Biarlah keputusanmu disertai Tuhan, diberkatilah engkau!

Sumber : crosswalk/jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami