Barangkali mendengar
‘kapitalis venture’ masih sangat asing di telinga kita. Istilah ini sebenarnya biasa
disematkan kepada seseorang yang berinvestasi di sebuah perusahaan modal ventura
(investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal). Perempuan bernama Theresia
Gouw pun disebut-sebut jadi salah satu sosok yang sukses menjalankan bisnis yang satu ini.
Perempuan kelahiran
Jakarta, Indonesia ini memang sudah lama hizrah ke negeri paman Sam. Meski sebagai
pendatang, perempuan berusia 46 tahun ini malah masuk dalam daftar salah satu perempuan sukses dan terkaya di Amerika Serikat.
Gouw dikenal
sebagai salah satu pendiri Aspect Ventures, perusahaan venture terkemuka di
Amerika. Namanya masuk ke dalam salah satu daftar Forbes Self-Made Women tahun ini dengan kekayaan bersih mencapai 500
juta dolar US. Sebagian kekayaannya di investasikan di Facebook. Sementara di Aspect, Gouw mengawasi IPO miliaran dolar di perusahaan cybersecurity ForeScout.
Latar Belakang
Theresia Gouw
lahir di Indonesia. Kedua orangtuanya adalah keturunan Tionghoa. Di usia 3 tahun,
tepatnya pada tahun 1970-an dia dan keluarganya hizrah ke Amerika di tengah situasi
politik yang mengkhawatirkan saat itu. “Kami meninggalkan (Indonesia) pada
akhir revolusi politik (Soeharto) saat orang-orang etnis China menjadi sasaran (penyerangan),” terang Gouw.
Ayah Gouw sendiri
adalah seorang dokter gigi dan ibunya seorang perawat. Namun keduanya terpaksa harus
memulai kembali karirnya dari nol setelah pindah ke Amerika. “Ayahku mendapat pekerjaan
sebagai pencuci piring dan kembali ke sekolah SUNY Buffalo untuk mendapatkan sertifikasi pendidikan dokter giginya supaya bisa bekerja di Amerika,” katanya.
Sementara dia
dan keluarganya tinggal di sebuah kota kecil di luar kawasan Buffalo, New York.
Di sana dia menamatkan pendidikan formalnya. Pada tahun 1986, dia melanjutkan pendidikan tingginya di Brown University dengan mengambil jurusan teknik.
Selama magang
di General Motors dan British Petroleum, dia menemukan gairahnya untuk pengembangan
bisnis. “Aku bekerja di sebuah gedung dengan seribu insinyur. Saku menyadari kalau
aku sukai manajemen produk. Tapi orang-orang yang pindah dari jurusan teknik frontline ke manajemen produk hanya mendapat gelar M.B.A,” jelasnya.
Jadi setelah
lulus dari Brown pada tahun 1990, Gouw belajar untuk GMAT dan bekerja sebagai konsultan
manajemen di Bain & Company di Boston. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya lagi dan mendapat M.B.A di Stanford University.
Kisah Sukses Memulai Bisnis Ventura
Tak lama setelah
lulus dari Stanford pada tahun 1996, dia bekerja sama dengan beberapa teman sekelasnya
dan mengumpulkan dana sekitar 1 juta dolar US untuk modal pendanaan ventura untuk perangkat lunak (Software).
“Kami bertumbuh
dengan perlahan di sekitar tahun 1998 sampai 1999 dan kami bersiap-siap untuk
mengajukan S-1 dan go public. Tapi pada
saat yang sama, kami mengalami tiga kali pergantian CEO dalam 12 bulan. Jadi, aku pikir itu mungkin bukan pertanda yang baik untuk sahamku,” katanya.
Saat hendak
mulai memikirkan peluang lain, seorang anggota Dewan Rilis mendorongnya untuk melakoni
dunia modal ventura. “Dia memperkenalkan aku kepada tiga startup lainnya dalam portfolionya
tetapi dia juga memperkenalkan aku kepada tiga pemodal lain. Dia bilang ke aku, “Kamu sudah menjadi bagian dari startup teknik, kamu punya gelar insinyur,” kisahnya.
Saat itulah
Gouw bergabung menjadi mitra investasi perempuan pertama di Accel pada tahun 1999.
Selama 15 tahun di Accel, Gouw memimpin serangkaian investasi yang sangat sukses, termasuk situs real estate Trulia dan firma cybersecurity Imperva.
Selain dari
Accel, sebagian kekayaan Gouw dihasilkan dari keterlibatan investasinya di salah satu mitra Accel-nya, yaitu Facebook.
“Kami sudah
melihat banyak platform media sosial lain sebelumnya dan beberapa dari mereka benar-benar
memiliki lebih banyak penggunaan. Tapi kami belum pernah melihat platform seperti
Facebook saat itu. Dua pertiga pengguna mengaksesnya setiap hari, dan setengah dari
mereka mengaksesnya selama dua jam setiap hari. Itu adalah platform yang sangat penting dan menonjol,” katanya.
Setelah itu,
Gouw memutuskan untuk hengkang dari Accel dan mendirikan Aspect Ventures pada
tahun 2014. Sejak berdiri, Aspect sudah menghasilkan sekitar 350 juta dolar US.
Dana kedua terkumpul sebesar 181 juta dari dua investor kaya yaitu Melinda Gates dan CEO Cisco Chuck Robbins.
Selain sukses
menjalankan venturanya, Gouw lalu bergabung dengan All Raise yaitu sebuah
organisasi pendiri dan investor perempuan di Silicon Valley. Di sana, Gouw berhasil
mendirikan Founders for Change untuk tujuan meningkatkan keberagaman bagi para investor.
Kita patut berbangga
diri karena Theresia Gouw, perempuan kelahiran Indonesia ini bisa mencetak kesuksesan
di negara besar semacam Amerika. Semoga kesuksesannya menginspirasi kita semua ya.