Tak banyak anak
remaja seusia Faye Hasiholan Simanjuntak, yang merupakan cucu dari Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan, punya rasa kepedulian yang tinggi terhadap anak-anak dan bahkan remaja seusianya.
Dari sebuah
pengalaman ketika salah satu anak di sebuah rumah Yatim Piatu yang dikenalnya menghilang
begitu saja tanpa informasi yang pasti. Faye menyadari bahwa anak-anak seusianya
rentan menjadi korban perdagangan. Entah itu dijual sebagai pekerja seks, diperdagangkan sebagai tenaga kerja ke luar kota dan luar negeri dan dipekerjakan di jalanan.
Dari pengalaman ini, Faye akhirnya mantap untuk menyuarakan perlindungan terhadap anak lewat Yayasan Rumah Faye yang sudah berdiri sejak tahun 2013 lalu. Di sinilah remaja kelas 2 SMA ini mengerahkan sejumlah orang untuk bekerja bersama menolong anak-anak.
Baca Juga : Faye Simanjuntak Selamatkan Anak Korban Perdagangan Lewat Rumah Faye
Ada tiga program yang fokus dilakukan di sana sampai saat ini, diantaranya:
1. Pencegahan
Program ini
fokus untuk penjangkauan anak-anak di sekitar ibukota Jakarta. Rumah Faye sendiri
mempunyai beberapa daerah dampingan yang dinilai rentan terjadinya perdagangan anak dan tindakan kejahatan lainnya.
“Kita merasa
anak-anak yang tinggal di daerah ini adalah anak-anak yang berisiko menjadi korban
atau menjadi korban eksploitasi. Menjadi korban perdagangan atau korban eksploitasi.
Intinya, kalau tidak mereka ngamen, di sana ada tempat prostitusinya,” ucap Marniati Agus, Direktur Program Rumah Faye.
Di daerah dampingan
ini, anak-anak dididik dan ajar tentang beragam kegiatan menarik, mulai dari
menggambar dan bermain. Dengan pendekatan ini, mereka berharap bisa menjalin hubungan
yang baik dengan anak-anak di sana dan mendorong anak untuk lebih terbuka sehingga mereka lebih mudah untuk dilindungi dari beragam bentuk eksploitasi.
2. Pembebasan
Sementara untuk
program pembebasan, Rumah Faye mencoba untuk menjangkau para korban perdagangan lewat kerja sama dengan berbagai lembaga lain dan juga pemerintah.
“Kita udah tahu
kalau anak yang jadi pengamen itu ternyata dipegang sama sindikat. Nah, dari
situ saat kita tahu kalau di satu lokasi pasti ada anak yang menjadi korban kita
bisa ngomong langsung ke kepolisian. Dari situ, kepolisian yang akan menindak (membebaskan anak dari tindakan eksploitasi),” terang Marniati.
3. Pemulihan
Tak hanya mengeluarkan
anak-anak yang menjadi korban dari lokasi-lokasi rawan tersebut, tapi Rumah Faye
juga menyediakan rumah lindung (shelter) sebagai tempat untuk menjalani proses pemulihan, baik dari trauma maupun gangguan secara fisik maupun psikis.
“Karena di
situ kita benar-benar melanjutkan healing
(penyembuhan) kepada anak-anak yang sudah menjadi korban dan pernah menjadi korban
eksploitasi. Kita merasa mau nanganin anak-anak korban perdagangan dan
eksploitasi seksual, anak-anak yang di-traffick
dan yang dijual sebagai prostitute,” ucapnya.
Untuk menangani
beragam trauma ini pula rumah pemulihan Faye yang berlokasi di Batam, Kepulauan
Riau ini bekerja sama dengan para konselor, psikologis dan juga pembimbing
rohani. Para korban ini juga difasilitasi dengan pendidikan sebagaimana anak-anak
pada umumnya.
Sampai hari
ini, Rumah Faye masih terus fokus menjalankan ketiga program tersebut dan berharap
lewat setiap kegiatan yang mereka lakukan bisa menekan jumlah korban perdangan dan
eksploitasi anak, khususnya di Indonesia.