Pada sebuah siang setelah makan
siang, ada teman menghampiri saya sambil tersenyum. Saya membalas senyumannya, tidak lama
kemudian dia bertanya, "Eh, kamu pernah nggak sih melihat ada orang yang
benar-benar bersikap buruk, bahkan kita bisa bilang kalau dia berdosa, tapi dia masih dipakai oleh Tuhan secara luar biasa?"
Saya berpikir sejenak,
mencari-cari apakah ada sosok demikian dalam kehidupan saya. "Banyak deh kayaknya, yang penting kan sudah bertobat," jawab saya singkat.
"Bukan, kalau yang ini dia
masih melakukan dosa, bahkan tergolong dosa yang besar, pokoknya orang banyak
sudah tahu. Tapi dia tetap melayani Tuhan, bahkan ada banyak orang yang kenal Tuhan lewat orang ini," terangnya.
Percakapan saya dan teman ini
menjadi sebuah perenungan selama berhari-hari setelahnya buat saya pribadi.
Apakah ada sebuah ukuran bagi dosa? Apakah dosa itu dikenal besar atau kecilnya? Apakah ada dosa besar atau dosa kecil?
Kenyataannya, setiap dosa yang dilakukan oleh kita, ada
pribadi yang tersakiti olehnya. Ada pasangan yang mendapati kebenaran tentang
dosa dengan cara yang sangat memalukan. Keduanya ditangkap setelah berusaha menjual emas curian di sebuah toko.
Si pemilik toko mengenali emas-emas yang dijual
oleh pencuri tersebut. Setelah membeli emas tersebut, pemilik toko langsung pulang
dan mendapati kalau rumahnya telah berhasil dibobol maling. Pemilik toko
menyadari kalau penjual emas yang ditemuinya di toko adalah orang yang membobol
rumahnya. Kemudian ia melaporkan kejadian ini ke polisi dan akhirnya pencuri tersebut berhasil ditangkap.
Kejadian di atas membuat kita menyadari kalau kok kayaknya lebih mudah saat kita berbuat dosa dan tidak ada orang yang menyadari hal tersebut. Coba kalau pemilik tersebut tidak mengenali barang-barang yang berhasil dicuri oleh pasangan itu, mereka pasti akan lolos dari kejaran polisi.
Baca juga: Nggak Cuma Menjadi Penjala Manusia, 5 Fakta Ini Perlu Diketahui Tentang Petrus (Part 1)
Ibarat sebuah penyakit, dosa tidak bisa
disimpan berlama-lama. Raja Daud menyadari hal ini. Setelah beberapa lama dirinya menutup
mulut atas setiap kesalahan dan dosa-dosanya, akhirnya Daud datang ke suatu tempat dimana ia dapat mengakui setiap perbuatannya tersebut.
Saat Daud menginginkan Batsyeba, dirinya melakukan
dosa perzinahan, kemudian demi memiliki Batsyeba secara utuh, ia menempatkan
suami Batsyeba di barisan terdepan saat bertempur, dimana ini sama artinya Daud membunuh suami Batsyeba.
Daud juga mengakui kalau
pelanggarannya merupakan sikap perlawanannya terhadap Allah. Dirinya tidak
menyangkal kalau perbuatannya merugikan orang lain. Mazmur 51:6, “Terhadap Engkau, terhadap Engkau
sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusanMu, bersidah dalam penghukumanMu.”
Daud menyadari bahka kalau Tuhan membawanya ke pengadilan untuk mengadili pelanggarannya, Tuhanlah yang akan memenangkan kasus ini. Pada setiap dosa yang telah kita lakukan, pasti ada pribadi yang merasa tersakiti karenanya, pribadi yang paling tersakiti adalah Tuhan.
Seharusnya kita bersyukur kalau Tuhan adalah
pribadi yang selalu mengampuni setiap dosa dan kesalahan kita. Langkah pertama
dalam sebuah pengampunan dosa sejati adalah dengan mengakui dosa-dosa kita
tersebut, meskipun kenyataannya melibatkan dan menyakiti orang lain, terutama
Tuhan. 1 Yohanes 1:9, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia
dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.
Setiap orang yang menyembunyikan kesalahan
mereka tidak akan beruntung, tapi saat kita memilih untuk mengaku dosa kita
kepada Allah dan meminta maaf kepada mereka yang telah kita sakiti, maka kita
akan menemukan belas kasihan dan pengampunan yang sejati.