Saat mencari data tentang
perceraian, hampir semua artikel mengemukakan kalau fenomena perceraian kerap
meningkat setiap tahunnya. Bahkan Jakartainsight menuliskan kalau meningkatnya
angka perceraian justru akan menjadi tren gata hidup di tahun 2018 ini. Sejak
tahun 2009 hingga 2016, kenaikan angka perceraian meningkat 16-20 persen. Pada 2015 lalu, setiap satu jam terjadi 40 sidang perceraian atau ada sekitar 340.000 lebih gugatan cerai.
Di Amerika, hanya ada sekitar 50%
kemungkinan pasangan yang akan tetap mempertahankan pernikahannya. Diantara
mereka yang bertahan, ada saja yang mengatakan kalau hubungan pernikahannya tidak cukup memuaskan.
Darurat pernikahan yang terjadi
di lingkungan sekitar ini membuat kita bertanya, "Apa bedanya dengan pola
pernikahan pada jaman dahulu?" Apa yang sebenarnya menjadikan perceraian kian berada dalam fase darurat tiap tahunnya?
Kata pakar soal kegagalan pernikahan
Beberapa peneliti menyalahkan
hukum yang memperbolehkan pasangan untuk bercerai, turunnya keinginan
orang-orang untuk menikah, maupun dedikasi yang tinggi pada karir. Terlepas
dari semuanya, masih ada
banyak orang masih optimis dan mengharapkan sebuah hubungan pernikahan yang bahagia.
Penjelasan yang masuk akal
lainnya adalah kalau kegagalan dalam pernikahan biasanya diawali dari harapan
yang terlalu berlebihan tentang pernikahan tanpa adanya tindakan untuk membuatnya jauh lebih baik.
Seringkali kita mengharapkan
pasangan untuk membantu kita memenuhi segala kebutuhan, mulai dari pendapatan,
kasih sayang, makanan, sampai tindakan-tindakan kecil lain yang bisa kita katakan sebagai kehidupan pernikahan yang bahagia.
Pernikahan modern
Dewasa ini, banyak orang yang mulai mendapatkan
pengertian tentang pernikahan yang ideal melalui informasi yang diterimanya
lewat perkembangan teknologi. Pemikiran yang ada pada pasangan-pasangan modern
adalah mereka berharap agar pasangan tidak hanya mengenai memenuhi tugas masing-masing.
Kehidupan pernikahan modern yang diinginkan adalah pasangan yang berperan sebagai seorang sahabat, saling menjaga dan percaya, penuh semangat, suka berpetualang, punya kemampuan intelektual sekaligus menjadi orang yang siap mendukung dalam segala keadaan. Namun dalam praktiknya, mereka tidak banyak menghabiskan waktu bersama pasangannya.
Baca juga: Biar Tetap Waras, Ini 4 Alasan Kalau Jaga Pertemanan Itu Penting Buat Orang Tua
Dikutip dari Psychologytoday, berikut adalah tiga cara yang bisa kita lakukan untuk memperkuat hubungan pernikahan.
1. Kurangi ekspektasi atau harapan kita dalam pernikahan.
2. Meluangkan waktu bersama pasangan lebih sering.
3. Berani gagal, kemudian mencoba lagi, gagal lagi, mencoba lagi dan begitu seterusnya.
Sebenarnya, apa sih yang disebut sebagai
pernikahan yang ideal itu? Kehidupan pernikahan kita tidak akan pernah sama
seperti yang terjadi di dunia dongeng, dimana kita percaya kalau pernikahan
akan menyelesaikan semua permasalahan sebab pasangan akan memenuhi setiap kata
ideal yang ada dalam benak kita.
Sebuah pernikahan yang harmonis harus dilakukan
dengan usaha yang dilakukan bersama-sama. Saat kita merasa kecewa karena
kenyataan tidak sesuai dengan keinginan, komunikasikan hal ini bersama
pasangan, kemudian temukan solusinya bersama.