Orang Kristen Boleh Pinjamankan Uang, Tapi Ingat Ya, Beberapa Hal Ini Haram Dilakukan!
Sumber: https://www.flickr.com/photos/techinasia

Finance / 3 July 2018

Kalangan Sendiri

Orang Kristen Boleh Pinjamankan Uang, Tapi Ingat Ya, Beberapa Hal Ini Haram Dilakukan!

Aldre Elroy Contributor
9436

Dalam upaya memenuhi kebutuhan masing-masing, pasti ada kalanya kita berpikir untuk meminjam uang. Tapi ketika kita memiliki uang yang lebih, apakah kita mau meminjamkan uang kita kepada sesama kita? Dalam Ulangan 15:8, dikatakan bahwa kita sudah sepatutnya memberi dan meminjamkan uang kita kepada sesama kita. Namun harus kita pahami, bahwa apapun yang kita pinjam dari sesama kita, harus kita kembalikan secara utuh seperti dalam Keluaran 22:14. Bila kita tidak mengembalikan secara utuh, maka kita akan sama seperti orang fasik, seperti yang dikatakan dalam Mazmur 37:21. Sekarang, mari kita lihat apa yang kita ketahui mengenai pinjaman uang yang kita berikan kepada orang lain. Apakah sekedar hutang yang dapat melibatkan semua jenis benda berwujud? Atau hanya hutang yang kita berikan secara sukarela? Atau bahkan hutang yang ditambahkan dengan bunga?

Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang anak perempuan yang merasakan kepahitan di awal kehidupannya. Walau lahir dari keluarga yang berada, ia tetap harus merasakan dampak dari kebangkrutan bisnis orangtuanya. Setelah menikah dengan dosennya sendiri, ia harus berjualan untuk memenuhi kebutuhan dirinya, dimulai dari berjualan batik bahkan sampai berjualan telur dari pintu ke pintu. Setelah suaminya meninggal, ia mendapat dua mobil sedan yang ia gunakan untuk memulai bisnis taksinya. Namun, usahanya terganggu karena taksinya dianggap liar dan tidak berizin. Namun semangat wanita ini kian bertumbuh hingga ia bertemu Gubernur Ali Sadikin. Ketika ia merasakan kendala dimana modalnya kurang, ia mendapat pinjaman dari bank untuk membeli 100 mobil yang menjadi cikal bakal Taksi Blue Bird hingga saat ini. Wanita tersebut bernama Mutiara Siti Fatimah Djokosoetno yang menjadi pendiri dan pemilik Taksi Blue Bird.

Dari cerita diatas, pinjaman dari bank menjadi pelancar bisnis Taksi Blue Bird ini. Dalam pinjaman bank, terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan pinjaman, yaitu syarat pengajuan, jaminan, jumlah dana, bunga, jangka waktu pengembalian, dan biaya denda. Syarat pengajuan menjadi kunci utama untuk mendapatkan pinjaman dan disertai dengan identitas kita. Lalu jaminan, merupakan barang yang kita berikan bila kita tidak mengembalikannya. Kemudian jangka waktu pengembalian, merupakan waktu yang ditentukan untuk mengembalikan uang kepada bank. Lalu bunga, merupakan tambahan biaya yang diikuti dengan cicilan agar tidak memberatkan peminjam. Dan biaya denda, merupakan biaya tambahan ketika kita mengembalikan pinjaman ketika melewati waktunya.

Ketika kita perhatikan, dunia mengajarkan kita untuk memberikan banyak syarat dalam memberikan pinjaman kepada orang lain. Jika hal itu kita berlakukan secara pribadi kepada orang lain membuat diri kita terkesan “pelit” terhadap orang lain. Namun, mari kita perhatikan apa yang Alkitab ajarkan kepada kita dalam memberikan pinjaman kepada orang lain, apakah membuat diri kita terkesan “pelit” atau membuat diri kita terkesan “murah hati”?

Bila kita bandingkan dengan apa yang diterapkan di dunia, pengajaran Alkitab sangatlah berbeda. Dalam Ulangan 24:10-11, dijelaskan bahwa ketika kita memberikan pinjaman, tidak sepatutnya kita memaksa orang tersebut untuk mengembalikan, namun Tuhan mengajarkan kita untuk sabar menunggu sampai orang tersebut mampu mengembalikannya kepada kita. Dan dipertegas lagi dalam Keluaran 22:25 yang serupa dengan Mazmur 15:5, bahwa pinjaman yang kita berikan kepada sesama kita, tidak boleh ada bunganya. Sangat jauh berbeda dengan ajaran duniawi bukan?

Dari sudut pandang Alkitabiah itu, sudah seharusnya kita sebagai orang Kristen sadar bahwa dalam meminjamkan uang kepada sesama kita tidak seharusnya menuntut dengan keras untuk mengembalikan pinjaman yang kita berikan, dengan kata lain kita tulus dan ikhlas dalam memberikan pinjaman tersebut kepada orang lain, seperti yang Tuhan Yesus katakan dalam Lukas 6:34. Dan kita sebagai orang Kristen harus sadar bahwa sebagai anak terang yang diberkati, kita harus memberkati sesama kita, jadi bila tidak dikembalikan itu merupakan tugas kita bahwa kita ada untuk memberkati sekitar kita.

Lalu, bagaimana dengan pinjaman bank? Bila kita telusuri lebih dalam, pastinya bank membutuhkan keuntungan untuk menjalankan perusahaannya. Maka dari itu, sudah sepatutnya ada bunga pinjaman dan jangka waktu peminjaman untuk kedisiplinan orang yang meminjam uang pada bank. Dan harus kita ketahui, bahwa sebagai orang Kristen kita tidak boleh mempraktikkan hal-hal yang ada dalam peminjaman bank dalam meminjam uang terhadap sesama kita. Mengapa? Karena kita berbeda dengan dunia ini.

Orang Kristen boleh memberikan pinjaman, bahkan pinjaman merupakan keharusan dalam rangka membantu orang yang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, kita juga harus bijaksana, pinjaman tersebut harus secukupnya bagi orang yang membutuhkan dan sesuai dengan kemampuan kita. Selain itu jangan menagih dengan kekerasan atau menggunakan debt collector atau bahkan memberi bunga sekecil apapun. Pinjaman yang diberikan harus tulus dan ikhlas. Dan ingat, seperti yang Tuhan Yesus ajarkan dalam Matius 5:42, kita jangan menolak meminjamkan uang jika memang kita mampu. Juga percayalah seperti yang dikatakan dalam Mazmur 37:26, bahwa bila kita meminjamkan uang, kita telah menjadi berkat.

Tapi ingat ya, buat kamu yang meminjam uang baik kepada saudara atau teman, kamu harus mengembalikannya. Sebab kalau tidak mengembalikannya, kamu menjadi sama seperti orang fasik yang tidak bisa menghargai kebaikan dan kemurahan hati orang lain. 


Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, kamu juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapatmu tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gerejamu dengan menguploadnya langsung melalui UGC di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami