Dalam Tulisannya yang berjudul The Little Prince, Antoine de
Saint-Exupery menceritakan sebuah kisah tentang seorang pilot kesepian yang
jatuh di tengah-tengah gurun Sahara. Pilot tersebut tidak punya setetes air
pun, ia hanya ditemani oleh seorang anak lelaki yang penuh rasa penasaran yang berasal dari planet lain.
Sementara sang pilot berusaha
dengan sangat keras untuk membetulkan pesawatnya, anak lelaki, yang disebut
sebagai The Little Prince justru menghujaninya dengan banyak pertanyaan dan obrolan kosong yang tak masuk akal.
Awalnya pilot ini memang tidak
menggubrisnya, kalaupun menjawab, ia hanya akan menjawab sekenanya. Sampai
akhirnya pilot ini merasa jengkel dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan
oleh anak lelaki tersebut sampai amarahnya pecah dan berkata, "Saya sedang sibuk mengurusi hal-hal yang penting!"
Anak lelaki ini tertegun, memilih
diam untuk beberapa detik dan menjawab, "Hal penting!? Kamu bicara seperti orang dewasa saja!"
Orang dewasa sangat terobsesi
pada hal-hal penting, seperti menghitung angka, menulis buku, dan berada dalam
sebuah kontrol atas sesuatu. Sementara the
little prince, anak lelaki tadi, hanya peduli hal-hal yang bersifat sederhana seperti domba, matahari terbenam dan bunga mawar.
Bahkan saat kedua orang ini
kelelahan setelah berjalan jauh ditengah-tengah gurun selama berjam-jam, anak
lelaki ini berkata, " Apa
yang membuat gurun ini indah adalah karena didalamnya ada sumur yang tersembunyi untuk kita."
The Little Prince tidak khawatir akan apa yang
terjadi atasnya karena ia menyadari bahwa pada suatu keadaan yang paling buruk, akan selalu ada hal yang menjadikannya indah.
Dalam pengajarannya, Yesus memilih untuk
menyulitkan pendengarNya lewat
setiap jawaban yang membingungkan pada setiap pertanyaan dan tuntutan yang dianggap penting oleh mereka.
Ketika ada seseorang yang datang
dari kerumunan dan berkata, "Guru, katakan kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
Yesus menjawab, "Saudara,
siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" (Lukas 12:21)
Kita sering sekali terobsesi pada
masa-masa sukar yang terjadi dalam kehidupan. Kita terlalu fokus pada permasalahan tersebut
sampai lupa kalau ada hal-hal indah yang akan terjadi dalam kesukaran tersebut.
Ketika kita dibawa ke sebuah gurun oleh Tuhan,
jadilah seperti the little prince yang memilih untuk menikmati perjalanannya,
tidak hanya sekedar fokus pada permasalahan yang terjadi. Daripada
mengikuti jejak sang pilot yang terus menerus memikirkan tentang bagaimana
dirinya bisa kembali terbang, cobalah untuk mencari keindahan dalam setiap kesukaran yang kita miliki.
Menjadi gusar terhadap hal-hal kecil dan merasa
kalau Tuhan telah meninggalkan kita hanya akan membuat kita terpuruk dalam
keadaan tersebut. Mengingat kalau setiap permasalahan punya bagian terindahnya
sendiri akan menjadikan kita sebagai pribadi yang jauh lebih dewasa.
Sumber : our daily journey