Seorang pendeta
asal Republik Nikaragua dan seluruh keluarganya tewas dibunuh setelah menolak permintaan
untuk menjadikan rumahnya sebagai markas anggota sniper yang bertugas untuk menembak para demonstran anti pemerintah.
Menurut
laporan dari media setempat, sekelompok pasukan paramiliter Sandinist ini melemparkan
bom molotov ke rumah pendeta tersebut. Akibatnya, pendeta, istrinya Maritza, seorang
putranya dan menantu serta dua cucunya dinyatakan tewas. Sementara dua anggota keluarga lain berhasil menyelamatkan diri.
Sebelumnya pasukan
sniper ini berencana untuk memasang peralatan untuk pasukan penembak di lantai tiga di gedung rumahnya.
Belakangan ini
kondisi Nicaragua memang cukup panas. Bentrokan antara demonstran anti-pemerintah
dan pasukan bersenjata menyebabkan hampir 200 orang tewas. Kondisi ini sudah terjadi
sejak pertengahan bulan April 2018 lalu. Kondisi ini mulai terjadi sejak Presiden
Nicagarua, Daniel Ortego menyetujui undang-undang (UU) berisi pengurangan jaminan sosial dan pensiun pekerjanya.
Meski UU
tersebut sudah dicabut kembali. Namun demonstrasi terus meningkat setelah pasukan bersenjata menjatuhkan korban lebih dari 40 orang dari kalangan demonstran.
Untuk meredam
kekacauan tersebut, Uskup Katolik Nicaragua segera melakukan pertemuan damai antara
pihak oposisi dan pemerintah. Tapi dialog itu gagal. Kardinal Leopoldo Brenes dari
Managua mengklaim kalau pemerintah menolak untuk membahas masalah tersebut di tengah situasi genting tersebut, termasuk menolak reformasi pemilihan presiden.
Seperti diketahui,
Ortega sudah menjabat selama tiga periode berturut-turut. Di periode ketiganya,
dia menang dalam pemilihan umum tahun 2016 silam. Berdasarkan peraturan amandemen konstitusi, dia dipastikan masih bisa ikut dalam pemilihan presiden mendatang.
Akibat situasi
genting ini, sejumlah lembaga Kristen pun terpaksa membatalkan perjalanan misinya
untuk sementara waktu. Acara tahunan seperti Corner of Love, salah satu misi pelayanan
yang menjadikan Nikagarua sebagai tuan rumah bagi 30 tim sukarelawan dalam
upaya menyediakan akses air bersih, pelayanan medis dan pendidikan harus ditunda
tahun ini.
Yuk, berdoa
buat keamanan di Nikaragua supaya negara ini kembali kondusif. Doa juga supaya terjalin
hubungan yang baik antara pemerintah dan masyarakatnya.