Tragedi Dunia Terus Terjadi. Sejatinya,Apakah Allah Tidak Suka Kita Bahagia? Apa MauNya?

Kata Alkitab / 14 June 2018

Kalangan Sendiri

Tragedi Dunia Terus Terjadi. Sejatinya,Apakah Allah Tidak Suka Kita Bahagia? Apa MauNya?

Naomii Simbolon Official Writer
3127

Dalam dunia ini, ada begitu banyak tragedi yang terjadi yang mengakibatkan kesedihan dan kesakitan. Sejatinya, apakah Tuhan nggak menginginkan kita bahagia ya?

"Lakukanlah apa yang bikin kamu bahagia. Pastikan diri kamu bahagia karena kebahagiaan adalah hal yang paling penting." Pernah dengar kutipan itu?

Dikutip dari Explore God, dalam sebuah artikel tahun 2006 di sebuah majalah Time, seorang jurnalis bernama David Van Biema dan Jeff Chu mengutip sebuah jajak pendapat para Time bahwa 6 dari 10 orang Kristen mengatakan bahwa Tuhan menginginkan kemakmuran bagi umatNya.

Dalam jajak pendapat yang sama, 17% orang Kristen mengatakan bahwa mereka menganggap diri mereka bagian dari "prosperity gospel movement," sebuah ekspresi agama evangelis yang menekankan bahwa Allah menginginkan kebahagiaan dan kemakmuran terjadi atas bumi ini, yang meyakini bahwa Tuhan sangat mengasihi kita sehingga Dia tidak ingin kita mengalami penderitaan, penyakit, kemiskinan, dan ketidakbahagiaan.

Sayangnya di dunia yang nyata ini, kita justru menemukan ada banyak penderitaan. Penyakit, kencanduan, pelecehan, miskin dan lain sebagainya.

Sejatinya, apakah Allah benar-benar serius menginginkan kita bahagia? Lalu apa sebenarnya tujuan Tuhan atas hidup kita di dunia ini?

Kalau memang tujuan Tuhan untuk kita di dunia ini memberikan kebahagiaan, rasanya sangat sulit untuk konek dengan apa yang ada di dalam Alkitab dan juga kenyataan yang ada. Masalahnya ada begitu banyak kisah orang yang saleh dan wanita yang setia kepada Tuhan namun mengalami penderitaan yang luar biasa dalam Alkitab bahkan sekitar kita.

Memang sih, beberapa mengalami penderitaan karena diri mereka sendiri, namun beberapa kesengsaraan juga bersumber langsung dari kesetiaan mereka kepada Tuhan.

Lalu, kalau tujuan Tuhan dalam hidup kita bukanlah kebahagiaan, apa dong?

Alkitab secara konsisten menegaskan bahwa Allah berkorban atas dosa demi perubahan karakter umatNya bukan sekedar memberi mereka kenyamanan semata saja karena dosanya sudah di ampuni.

Dengan kata lain, Allah lebih fokus kepada kekudusan kita yang abadi dari pada kebahagiaan di bumi yang sementara ini.

Tuhan menentukan bahwa keadaan hidup kita saat ini termasuk rasa sakit, perjuangan, akan digunakan dengan penuh kasih untuk membentuk hidup kita menjadi sama seperti Putra-Nya, Yesus Kristus.

Rasul Paulus merupakan seorang tokoh Kristen yang utama dimana hidupnya sangat menderita karena imannya, dia dihukum, disiksa, di penjara, dan lain sebagainya.

Dalam kitab Roma, dia menuliskan pengalamannya yang menyakitkan dan memberitahukan kepada kita semua demikian :  "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk  oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan   akan menerima kemuliaan Allah. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.  Dan pengharapan p  tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita  oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:1-5)

Kitab itu menunjukkan bagaimana Paulus sama sekali tidak memikirkan betapa sengsaranya penderitaannya, dia bahkan mengakui bahwa masa-masa sulit tersebutlah yang memperbaiki kita, membentu kita menjadi sosok yang gigih, berkarakter, dan berharap pada Tuhan.

Lebih dari itu, Paulus sedang menyampaikan bahwa dalam masa sulit, bukan berarti Allah berhenti mengasihi dan perduli pada kita. Malah sebaiknya dimana Dia yang penuh kasih datang membawa pengalaman-pengalaman buruk tersebut untuk membentuk kita menjadi orang yang penuh kasih dan mencerminkan kasihNya pada dunia.

Sehingga pada akhirnya, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai rencana Allah.... Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu mahluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:28;38-39)

Jadi sudah jelas bahwa Allah menginginkan kekudusan yang abadi dalam diri kita, bukan kebahagiaan semata apalagi itu mendukakan hatinya. Bukan berarti Allah tidak suka kamu bahagia, namun jelas pasti bahwa kebahagiaan kekal akan kita terima saat kita kudus dan terus berjalan dalam kehendaknya sampai maranatha tiba.

Sumber : berbagai sumber/jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami