Jadi Satu-satunya Raja, Prosesi Penobatan Pangeran Charles Secara Kristen Terancam Dihapus
Sumber: https://purewows3.imgix.net/images/artic

Internasional / 25 May 2018

Kalangan Sendiri

Jadi Satu-satunya Raja, Prosesi Penobatan Pangeran Charles Secara Kristen Terancam Dihapus

Inta Official Writer
8090

Sebuah berita datang dari UK yang berpendapat bahwa Kekristenan harus dikurangi atau dihapuskan dari acara upacara penobatan Pangeran Charles.

Pangeran Charles dikabarkan akan meneruskan tahta Ratu Elizabeth II sekaligus menjadi raja pertama setelah 65 tahun menjadi kandidat pertama yang menduduki kursi kerajaan di Inggris.

Sebelum hal ini terjadi, Unit Konstitusi di Universitas College London mengatakan kalau upacara penobatan seharusnya mengurangi ritual Kristen yang terang-terangan demi kemajuan bersama.

"Inggris bukan lagi milik global dan kolonial. Oleh karena itu, perayaan penobatan ini seharusnya mencerminkan tentang apa yang telah terjadi di Inggris sebelumnya," ungkap laporan tersebut.

"Menyambutnya dengan adat dari sebuah agama tertentu, penobatan yang dilakukan dengan adat Anglikan tidak lagi mencerminkan atau menanggapi masyarakat Inggris yang modern ini.”

Baca juga: Imago2018-Investasi Inggris Pesat Karena Teknologi, Bisakah Hal Sama Terjadi Untuk Tuhan?

Upacara ini dilakukan oleh Archbishop of Canterbury, yang nantinya akan mengurapi Raja dengan minyak, perjamuan kudus, dan memimpin mereka untuk berjanji akan taat di hadapan Tuhan dalam serangkaian sumpah. Dalam sumpah tersebut, Raja akan menegaskan bahwa dia merupakan seorang 'Protestan yang setia', dan akan memelihara gereja.

Unit Konstitusi mengatakan kalau hal ini memang perlu diubah, dengan catatan bahwa setengah dari jumlah populasi di Inggris tidak berafiliasi dengan agama tertentu. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa upacara non-Kristen akan dilaksanakan secara terpisah di Westminster Hall untuk menghormati keberagaman agama di Inggris.

Baca juga: Gawat! Kehilangan Generasi Muda Kristen, Eropa Tak Lagi Dikenal Sebagai Negara Kristen

Namun, tidak semua orang setuju dengan gagasan untuk mengurangi unsur Kekristenan dalam acara penobatan tersebut.

Wesley Carr, mantan Dekan Westminster percaya bahwa pelayanan harus tetap mengacu pada agama Anglikan dan menekankan pentingnya Ekaristi.

"Merencanakan penobatan tanpa unsur Ekaristi memerlukan waktu yang lama untuk beradu dengan sejarah. Unsur ini saja dapat melibatkan sebuah studi yang panjang tentang tujuan penobatan tersebut, tempat dan struktur lainnya," jelas Carr beropini.

Dr. Ian Bradley dari St. Andrew's University, seorang pelayan di Gereja Skotlandia setuju akan hal ini.

"Ini melibatkan simbol-simbol nilai spiritual, mewujudkan kegiatan sakral, mewakili sekaligus membela keyakinan agama melawan orang-orang sekuler, mempromosikan ketertiban di tengah kekacauan kepentingan publik terhadap keuntungan pribadi dan sebuah tindakan untuk mempersatukan masyarakat yang semakin terpecah-pecah," tulisnya dalam bukunya, God Save the Queen: The Spiritual Heart of the Monarchy.

Saat ini kelanjutan tentang acara penobatan Pangeran Charles ini masih belum jelas, terutama karena dirinya adalah orang pertama yang akan dilihat selama lebih dari 50 tahun ke depan. Sementara Pangeran Charles memilih untuk bungkam tentang hubungan pribadinya dengan Tuhan, namun ia merupakan pendukung gereja-gereja yang dianiaya.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami