Pada Selasa
(22/5/2018) lalu, Kepolisian Daerah Jawa Timur akhirnya menyerahkan jenasah
korban serangan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya kepada
keluarganya. Korban tersebut adalah Aloysius Bayu Rendra Wardhana (38). Jenasah Bayu dibawa dari RS Bhayangkara Polda
Jatim dan sampai di rumah duka sekitar pukul
11.00 WIB.
Putra Bayu, Cornelius
Aaron tampak tidak mau berada di dalam rumah dimana peti mati sang ayah berada.
Ia lebih tertarik dengan mobil jenasah yang dipakai untuk membawa peti berisi
jenasah sang ayah. Ia merengek ingin ke mobil jenasah tersebut.
“Mobil..mobil..mobil,” demikian rengekan Aaron yang dikutip oleh Suryamalang.com.
Baca juga :
Istri Bayu Korban Bom Surabaya Mengaku Sudah Ampuni Pelaku, dan Ini Doa Dia
Minggu Pertama Pasca Teror Bom Surabaya, Gereja-gereja Dijaga Ketat Pasukan Bersenjata
Tentu tidak mudah
untuk mengerti apa yang sedang terjadi bagi seorang anak yang masih berusia 2
tahun 9 bulan tersebut. Ia bertanya kemana ayahnya, mengapa ayahnya ada di
dalam peti?
“Aaron memang tanya
terus ayahnya di mana. Kenapa ayahnya ada di dalam peti? Kami tidak ingin
membohongi dia, keluarga menceritakan bahwa ayahnya sudah bersama Tuhan Yesus,
dan menjadi malaikat. Ayah akan selalu melindungi ibu, Aaron, juga adiknya
mesti tidak terlihat," demikian tutur Galih Wardhana, adik Bayu bagaiman
ia berusaha memberikan pengertian kepada keponakannya tersebut.
Kehilangan seorang
Bayu tentu tidak mudah bagi keluarganya, terlebih isteri dan anak-anaknya yang
kini harus tetap melanjutkan kehidupan mereka. Semoga dengan dukungan dan kasih
dari keluarga besar Bayu memberikan penghiburan dan kekuatan bagi mereka.
Terlebih Tuhan Yesus Kristus yang tidak akan pernah meninggalkan mereka dan
akan selalu menolong dan membimbing mereka. Mari luangkan waktu sejenak untuk
berdoa bagi keluarga besar Bayu dan juga para korban bom Surabaya lainnya.