Hidup ditengah-tengah saat
teknologi informasi yang sangat meningkat cepat punya keuntungan maupun kekurangannya tersendiri. Salah satu keuntungannya
adalah kita bisa menjelajahi fitur pencarian melalui internet tentang segala
hal, termasuk cara pola asuh anak yang benar. Tidak lagi perlu menghubungi
seorang ahli, kita cukup browsing
jika punya pertanyaan mengenai pola asuh.
Salah satu keajaiban setelah
menikah adalah kehadiran anak-anak. Kehadiran anak tidak hanya tentang mencari
tahu bagaimana berkomunikasi dengan baik dan menikmati hidup, tetapi juga mencari cara bersama bagaimana bisa membesarkannya dengan baik.
Tidak banyak orang tua yang siap
dengan kehadiran anak-anak. Ada banyak hal yang perlu kita sepakati dalam
menangani anak-anak. Terkadang, percakapan kita tentang mereka juga menimbulkan
cekcok dalam kehidupan pernikahan.
4 cara ini bisa menjadi solusi ketika menghadapi cekcok seputar pola asuh anak.
1. Percaya kalau pasangan bisa menjadi orang tua yang terbaik
Kembali saat masa kecil dahulu,
apakah ibu dan ayah kita menangani kita dengan cara yang sama? Mungkin tidak.
Tetapi mereka mampu membesarkan kita hingga menjadi pribadi yang seperti saat ini meskipun mereka menangani kita dengan cara yang berbeda.
Membiarkan pasangan menjadi orang
tua dengan caranya sendiri memang tidak mudah. Tetapi ketahuilah kalau tidak ada satu orang pun yang bisa memberikan hasil yang terbaik saat mereka merasa tidak dipercayai.
2. Tidak mengkritik pasangan di depan anak
Perbedaan pola asuh bisa jadi
mengantarkan kita pada perdebatan, tetapi hal ini hanya boleh dilakukan bersama
pasangan. Bertengkar di depan anak bisa memberikan pesan yang
keliru buat anak, sehingga mereka menilai kalau salah satu orang tuanya ada
yang benar sementara yang lainnya salah. Hal ini bisa membuat anak kehilangan respek pada pasangan yang selalu kita salahkan di hadapannya.
3. Menetapkan nilai dan tujuan
Komunikasikan bersama pasangan mengenai pola asuh yang ideal, kemudian pertimbangkan juga mengenai tujuan yang ingin dicapai dan nilai yang ingin ditanamkan dan bagaimana cara agar anak bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik. Mungkin pola asuh kita dan pasangan berbeda, tetapi kita harus punya nilai dan tujuan yang sama perihal pola asuh.
Baca juga: Menurut Sains, Makan Bersama Keluarga Itu Penting Karena 4 Alasan Ini, Lho
4. Mencari sumber belajar yang tepat
Baik kita maupun pasangan perlu
sumber untuk belajar. Mengikuti seminar, bergabung dalam grup parenting akan
memperkaya informasi seputar pola asuh sekaligus membuat kita mengetahui mana
pola asuh yang terbaik bagi anak-anak.
Mengasuh anak merupakan tanggung
jawab kita sebagai orang tua. Kita sebagai pasangan juga harus menetapkan
batasan-batasan tertentu pada anak. Misalnya tidak boleh menggunakan kekerasan
fisik pada anak agar patuh. Mendidik anak diperlukan kekompakan kita sebagai
pasangan, karenanya kita harus lebih terbuka dengan pasangan dan menjalin komunikasi
dengan pasangan perihal pola asuh ini.