Baru punya anak dan menjadi orangtua untuk pertama kalinya?
Tentu saja, kita butuh banyak energi dan sangat termotivasi
untuk belajar banyak menjadi orangtua yang baik, mulai dari cara menggendong
anak, memandikan anak, memakaikan baju, dan lain sebagainya. Kita berusaha semaksimal mungkin, bagaimana menjadi orangtua yang sempurna bagi si kecil.
Dalam hal ini, biasanya kita tidak akan pernah bisa berjalan
sendiri. Mau tidak mau, kita sangat membutuhkan bantuan dari luar, dari
orangtua, dari sahabat, dari teman-teman kompleks, dari internet dan dari diri
kita sendiri mengenai apa yang pantas dan apa yang layak untuk dilakukan kepada si buah hati.
Dikutip dari Firstthing,
Dr. Kevin Leman, penulis buku First-Time
Mom, mengatakan bahwa banyak orang tua yang baru memiliki anak, mencoba
menjadi orangtua yang baik namun mendorong atau mendidik anak terlalu keras.
Hal itu dikarenakan orangtua sering sekali memiliki sebuah kecenderungan untuk membesarkan anak pertama dengan sangat sempurna, alhasil anak bisa terkubur dalam sebuah ekspektasi belaka yang tidak kesampaian dengan sempurna.
Nah, di bawah ini ada beberapa perangkap yang salah dari orangtua dalam mengasuh anak pertamanya, wajib diketahui dan dihindari ya mom!
1. Terlalu kritis dan apa-apa harus selalu sempurna
Ketika saya memasuki kelas 1 SD untuk pertama sekali, mama selalu menemani saya belajar. Hampir setiap malam, dan memaksa saya untuk mampu membaca satu kalimat dengan sempurna dalam 3-4 kali ejaan. Jika tidak bisa maka saya harus mendengar teriakan yang berkata "Salah kak, ulangi lagi, ayo buruan, pasti bisa!"
Mungkin bagi beberapa orangtua itu baik, tetapi anak cukup
terganggu dengan hal itu, karena daya pikir anak tidak selalu sama seperti orang dewasa atau anak orang lain.
Kapan terakhir kali kamu melalui hari dengan sempurna dan
baik? Tidak setiap hari kan? Semua butuh proses. Anak-anak juga demikian.
Anak-anak membutuhkan proses untuk belajar menjadi jauh lebih baik, tidak se-instant yang kita inginkan.
So, terimalah anak kamu apa adanya dan akui bahwa dia bisa dan akan mahir dalam segala hal suatu saat nanti.
Jangan memaksakan semuanya harus sempurna seperti yang kita inginkan, sebab semua butuh proses.
2. Terlalu disiplin
Sebagai orangtua untuk pertama kalinya, kamu mungkin nggak
begitu mengenal perilaku anak-anak seusia mereka, karena itulah kita cenderung mendisiplinkan anak secara berlebihan.
Mungkin tujuan kita bukan untuk mengendalikan
mereka, namun agar kita memiliki otoritas terhadap mereka dengan cara yang sehat.
Ketika saya SD, saya selalu diperintah untuk pulang ke rumah sebelum jam jam 5 sore dan harus mandi sendiri.
Tetapi kadang, saya suka lengah karena masih asik bermain
dengan teman-teman. Sehingga sering sekali saya telat 30 menit ke rumah. Dalam
hal ini, mama akan marah dan melotot kepada saya, bahkan nggak segan-segan untuk cubit atau menjewer saya di depan teman-teman.
Jujur, cara mama yang terlalu disiplin dan berlebihan membuatku
menjadi kesal padanya dan akupun dijauhi oleh teman-teman karena takut kepada orangtuaku.
Alhasil, aku tak penah lagi bermain dengan mereka sehinga menghabiskan waktu dirumah bermain dengan boneka-bonekaku.
Percaya atau nggak, cara ini sangat mempengaruhi pertumbuhan anak. Mengajarkan kedisiplinan memang perlu, namun gunakan cara yang benar dan memberikan sebuah konsekuensi yang mendidik, selain itu orangtua juga perlu memikirkan perasaan mereka.
Sebaliknya, berikan anak hadiah jika dia
berani mengambil sikap taat dan disiplin. Itu jauh lebih baik dan memotivasi mereka dengan sehat.
3. Kurang disiplin
Sisi lain ada orangtua yang
membiarkan anak melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa memberikan konsekuensi apapun.
Ini sangat salah! Banyak orangtua zaman now yang melakukan hal ini, mungkin karena alasan menghargai
perasaan anak, menganggap anak sudah cukup usia dan bisa bertanggung jawab atas
kelakuannya atau malah sebaiknya, merasa anak masih sangat kecil sehingga wajar memiliki rasa keingintahuan yang besar sekalipun itu merugikan oranglain.
"Mengasuh anak-anak itu perlu sebuah kebijakan dalam
mengatur waktu untuk bermain dan waktu untuk belajar dirumah. Kita harus
berhikmat dan tegas ketika memberikan mereka kebebasan dan juga kedisiplinan ," ungkap Derifa dalam mengasuh anak-anaknya.
Anak-anak membutuhkan sebuah kebebasan dalam pertumbuhannya,
tetapi mereka juga perlu di bimbing dan di jaga dalam perjalanannya. Bukan
dilepas begitu saja atau diikat dengan aturan sepihak yang melukai hati mereka, ditambah dengan konsekuensi yang berat.
Nah, itulah 3 perangkap yang salah dan sering sekali dilakukan oleh orangtua yang baru memiliki anak pertama.
Saran saya, sebelum program memiliki anak, ada baiknya orangtua harus ikuti seminar atau pelatihan parenting . Zaman sekarang, ada banyak seminar mengenai
cara mengasuh anak dan menjadi orangtua yang baik untuk anak.
Tuhan memberikan anak untuk kita, bukan berarti kita memiliki
kehendak bebas penuh untuk mengatur mereka sesuai keinginan kita. Mintalah
kebijaksanaan kepada Tuhan dan juga hikmat, sekiranya Dia menuntun kita menjadi
orangtua yang benar, layak, dan mampu membimbing mereka seperti yang Allah
kehendaki.