Arab Saudi Nilai Pemindahan Kedutaan AS ke Yerusalem Hanya Perburuk Konflik Timur Tengah
Sumber: Al Jazeera

Internasional / 15 May 2018

Kalangan Sendiri

Arab Saudi Nilai Pemindahan Kedutaan AS ke Yerusalem Hanya Perburuk Konflik Timur Tengah

Lori Official Writer
2373

Pangeran Arab Saudi Al-Faisal menilai keputusan Amerika Serikat (AS) memindahkan kedutaannya ke Yerusalem hanya akan meningkatkan konflik negara-negara di Timur Tengah.

“Amerika sudah berdiri untuk penegakan hukum, keadilan, menghormati perjanjian Internasional…dan sekarang kita melihat semua itu disingkirkan demi perhitungan politik internal. Hal ini bukan langkah yang akan mewujudkan perdamaian kepada Palestina ataupun Timur Tengah,” ucap Al-Faisal.


Perayaan kepindahan kedutaan AS yang digelar Minggu, 13 Mei 2018 lalu bahkan menimbulkan gejolak besar bagi masyarakat Palestina. Diketahui, setidaknya ada 41 warga Palestina yang tewas setelah melakukan demonstrasi di perbatasan Gaza.   

Protes semakin meningkat saat Israel merayakan peringatan 70 tahun berdirinya negara tersebut. Mereka menggunakan pengeras suara dari masjid Gaza dan menolak pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem.

Gejolak besar ini, menurut Al-Faisal, bukan hanya terjadi di Palestina. Tapi negara Muslim di seluruh dunia juga akan melakukan reaksi yang sama.

“Hal ini akan memberikan dorongan kepada kelompok-kelompok teroris yang selalu mengklaim Amerika sebagai penentang Arab dan hal itu memungkinkan Iran untuk memanfaatkan masalah ini dengan menuduh Amerika mendukung Israel,” terangnya.

Sementara warga Israel mengaku mendukung pemindahan kedutaan AS ini. Tapi tak sedikit pula diantaranya yang merasa khawatir kalau tindakan itu ibarat ‘menuangkan bahan bakar di atas bara api’ khususnya ketika konflik Palestina dan Israel masih berkobar.

Baca Juga : Donald Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel, Penginjil Kristen Ini Yakin Akhir Zaman Sudah Dekat

Janus, seorang warga Israel yang pernah jadi korban Holocaust mengatakan bahwa dia berterima kasih kepada Amerika yang sudah memberikan dukungan terbuka kepada negara Yahudi.

“Saya datang pada tahun 1950 (ke Israel) sebagai pengungsi…Saya kehilangan banyak keluarga saya di peristiwa Holocaust dan Amerika masuk dan menyelamatkan kami. Presiden AS di masa lalu telah membuat banyak janji kepada orang Yahudi dan Israel, tetapi mereka belum benar-benar menepatinya. Adalah baik untuk melihat bahwa Presiden Donald Trump telah menepati janjinya dan mematahkan tradisi para presiden lainnya. Presiden Donald adalah pria yang baik. Dia mungkin sedikit gila, tetapi dia melakukan sesuatu yang istimewa untuk kami dan kami menghargainya,” ucap Janus.

Sementara warga Israel lainnya mengaku tak setuju dengan tindakan Amerika. “Secara teori, ini adalah langkah yang baik, tetapi dengan iklim politik yang menegangkan di sini, hal itu bisa mengarah pada kerusakan nyata dengan harapan untuk perdamaian. Palestina sudah enggan ambil bagian dalam kesepakatan damai. Jangan menambahkan bahan bakar ke dalam api, itu berbahaya,” ucap seorang warga bernama Tomer.


Sebagian besar negara lainnya mengatakan status Yerusalem, sebagai kota suci bagi orang Yahudi, Muslim dan Kristen harus diselesaikan dengan cara damai.

Sumber : Berbagai Sumber/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami