Tidak hanya bertato di badan,
pria yang berusia 43 tahun itu juga merajah wajahnya. Dia adalah Agus Sutikno,
seorang pendeta jalanan yang mengabdikan dirinya keluar masuk kampung-kampung kumuh di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Pendeta Agus melayani mereka yang
merasa terpinggirkan dan diabaikan, mulai dari pekerja seks, anak jalanan,
transgender, hingga pecandu narkoba. Semasa hidupnya, Agus lama hidup di
jalanan. Ia kabur dari rumahnya yang terletak di Probolinggu, Jawa Timur karena sudah tidak tahan lagi dengan ayahnya yang kerap melakukan kekerasan.
Ketika melayani, Agus sering
menggunakan boots, kaos hitam dan jeans lengkap dengan rantainya. Perbedaan
dirinya dan pendeta lainnya tidak hanya dalam hal penampilan, namun juga wilayah dimana
ia melayani. Tidak hanya pergi
ke mimbar-mimbar, ia melayani setiap tempat-tempat kumuh, bahkan mereka yang mengidap HIV/ADIS.
Agus juga mendirikan Yayasan Hati Bani Bangsa
yang telah berdiri selama 4 tahun. Yayasannya bertujuan untuk merangkul mereka yang membutuhkan uluran kasih Tuhan, terlepas dari agama yang mereka anut.
"Dengan adanya yayasan di sini untuk
peduli, peduli dan mengerti. Jadi tanpa pamrih, entah kamu agama apa, saya nggak mau tahu," jelas Agus.
Pendeta yang terkesan nyentrik dan unik ini
juga tengah membangun sebuah kampung toleransi dalam usahanya merawat
keberagaman di Indonesia. Hal ini dimulai dari daerah sekitar rumahnya yang mulai dipenuhi dengan gambar-gambar simbolik dari beragam agama.
"Nanti saya gambar dari ujung ke ujung
jalan mulai gambar simbolik agama dan lainnya, nanti bisa buat selfie dan bisa
jadi tempat wisata," ungkapnya.
Sumber : hetanews