Setiap orang pasti pernah merasa
kecewa. Baik karena teman yang mendadak membatalkan pertemuan, sikap tetangga
yang menyebalkan, atau ada anggota keluarga yang tiba-tiba datang membawa kabar buruk.
Sikap kecewa kita ini bisa
terlontar dengan berbagai macam cara. Bisa dengan cara yang diam, juga bisa
dengan berkata-kata dengan nada tinggi. Sebagai orang percaya, sudah seharusnya
kita bisa menguasai diri dalam mengatasi kekecewaan. Agar perasaan menjadi lebih baik, yuk atasi dengan 5 cara dibawah ini.
1. Menerima rasa kecewa tersebut
Kecewa bisa disebabkan oleh
beragam alasan. Akibatnya bisa jadi air mata, gelisah, atau marah. Menerima
perasaan tersebut tanpa menutup-nutupinya dapat membuat kita merasa jauh lebih
baik. Kita memang
cenderung membutuhkan orang lain untuk membuat perasaan kita menjadi lebih
baik. Normal kok kalau kita merasa dikhianati saat orang yang kita butuhkan itu tidak ada buat kita.
Ketika berada dalam posisi ini, cobalah untuk
fokus pada situasi yang ada, bukan terhadap hal lain yang membuat kita semakin
kecewa. Berdoa adalah salah satu hal yang bisa kita lakukan saat kecewa.
Mentransformasikan rasa kecewa dalam kata-kata yang kita bawakan dalam doa
dapat memberi kelegaan sekaligus rasa nyaman karena kita menyadari kalau kita tidak pernah sendiri, sebab Tuhan selalu berada bersama kita.
2. Mengakui perasaan kecewa
Setelah menerima perasaan kecewa, langkah
selanjurnya adalah mencari tahu alasan mengapa kita merasa sangat kecewa.
Pikirkan mengenai apa yang kita butuhkan dan mengapa respon dari orang lain
membuat kita kecewa. Dengan begitu, kita bisa menyadari apa yang kita benar-benar butuhkan.
Mungkin saja kebutuhan kita adalah pengertian,
empati, dukungan, pelukan, komitmen, maupun pertimbangan. Katanya, ada kuasa dalam
diam. Dibandingkan kita meluapkan rasa kecewa kita terhadap orang lain, ada baiknya kita kembali menilik diri kita sendiri.
3. Take care of yourself
Setelah merenungkan mengenai rasa kecewa
tersebut, cobalah untuk mencari cara bagaimana kita bisa mengatasinya.
Contohnya saat kita merasa kecewa karena tidak bisa menonton film, kemudian
teman kita membatalkannya padahal tiket sudah dibeli. Bisakah kita mengajak
orang lain untuk menonton film yang sama tersebut? Berpikirlah positif kalau
orang yang membuat kita kecewa sebenarnya tidak menyadari kalau perbuatannya tersebut bisa membuat kita merasa tidak nyaman dan kecewa.
4. Pikirkan setiap perkataan yang akan terlontar dari mulut kita
Baik itu bicara mengenai rasa kecewa maupun
sikap orang lain terhadap kita, berpikir sebelum akhirnya mengutarakannya
adalah sebuah keputusan yang baik. Ketika kita memutuskan untuk berbicara,
pikirkan lagi mengenai cara bicara yang tidak menyakiti orang lain sehingga
dapat memperburuk keadaan. Kalau kita merasa kalau percakapan itu sulit, mungkin ada baiknya kita menunggu sampai perasaan kita jauh lebih baik.
5. Cek kembali ekspektasi kita
Kebanyakan alasan kecewa adalah karena tidak
bisa melampaui ekspektasi kita. Kecewa tidak hanya kepada orang lain, tetapi
bisa juga terhadap diri sendiri. Cobalah ungkapkan ekspektasi yang kita
inginkan kepada diri sendiri dan orang lain, sehingga kita bisa menguasai
perasaan kecewa tersebut.
Ketika orang lain mengecewakan diri kita, maka
cobalah untuk mengasihi diri sendiri. Terima dan nikmati setiap perasaan kecewa
tersebut. Ambil waktu untuk datang kepada Tuhan dan ceritakan semuanya
kepadaNya. Setelahnya, tanyakan mengenai apa diinginkan Tuhan dalam kehidupan
kita ini. Pengalaman buruk seringkali menerpa kita sebagai manusia, tetapi hal
ini jugalah yang menempa kita sehingga menjadi pribadi yang lebih baik lagi.