Ada banyak orang yang mengeluh
karena keluarganya kurang harmonis lantaran masalah ekonomi. Salah satunya
datang ketika penghasilan istri lebih besar dibandingkan dengan suami. Ketika
masalah ini timbul, konflik bukan lagi seputar kurangnya pemasukan, tetapi
perbedaan pemahaman oleh masing-masing pihak.
Mungkin pihak suami merasa mider,
atau istri yang bersikap dominan. Agar tidak terjadi perselisihan yang lebih
lanjut, yuk kenali apa saja sih perselisihan yang bisa timbul ketika penghasilan istri jauh lebih besar dibandingkan suami.
1. Terkesan meremehkan pasangan
Beberapa suami akan merasa kalau
penghasilan istri yang lebih tinggi terkesan meremehkan kondisi keuangannya.
Secara kompetitif, suami merasa kalah dari istri. Sadarilah kalau kondisi ini tidak mudah untuk diterima oleh suami.
Sebagai istri, kita juga harus
bisa berempati dan mengerti perasaan suami. Disisi lain, suami juga harus
bersikap terbuka kepada istri. Sebagai pasangan, kita harus mencari cara
bagaimana bisa merasa nyaman dengan kondisi ini. Komunikasi yang baik adalah salah satu caranya.
2. Memiliki dua fokus
Bagi istri, memiliki pendapatan
yang lebih besar dapat menjadi kesulitan tersendiri. Kita tahu kalau
penghasilan yang lebih juga menuntut tanggung jawab yang lebih. Suami akan
merasa kalau istri tidak lagi pedulit terhadap kehidupan rumah tangga karena
kesibukan yang dialami oleh istri. Bahkan, kesibukannya juga membuat istri jauh dari anak-anak dan tanggung jawabnya dari rumah.
Sebagai suami, sudah menjadi tugas kita untuk mengingatkan istri mengenai tanggung jawabnya di rumah. Sesibuk apa pun, ingatkan padanya kalau apa yang ia lakukan ini semata-mata untuk membuat keluarga bahagia. Menghabiskan waktu bersama adalah hal penting yang harus dilakukan oleh keluarga.
Baca juga:
3. Suami merasa 'nyaman' sehingga kehilangan mimpinya
Pekerjaan sekaligus penghasilan
yang lebih besar seringkali membuat suami bergantung pada istrinya. Tidak
jarang ada suami yang mulai malas untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Sebelum kita menikah, kita adalah seorang individu yang memiliki sebuah mimpi.
Pernikahan mungkin akan
mempengaruhi kita dalam mendapatkan mimpi tersebut. Penting bagi kita untuk memahami kalau pasangan
tidak selalu bisa membuat kita mencapai impian tersebut, tetapi mereka bisa mendukung kita dalam mencapainya.
Jadi, meskipun kebutuhan sudah
tercukupi oleh pendapatan istri, suami juga perlu menyadari kalau ada sebuah
mimpi dan tujuan hidup yang harus di jalaninya. Pernikahan tidak seharusnya membuat kita kehilangan tujuan hidup dan mimpi, bukan?
4. Salah satu pihak sering mengatur
Terkadang, kita
mengotak-ngotakkan tanggung jawab berdasarkan jenis kelamin. Padahal, kita
harusnya bisa melihat seseorang sebagai seorang individu, dimana kita harus
mengerti kalau setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menyelesaikan sebuah tanggung jawab.
Sikap yang bossy atau kerap mengatur bisa
membuat kita maupun pasangan tidak nyaman. Sebagai pasangan yang sudah menikah,
tidak seharusnya hubungan kita didominasi oleh seseorang. Sikap yang seimbang
bisa dijalin dengan komunikasi yang baik dan terbuka.
Ketika pernikahan mengalami satu pergumulan,
ingatlah kalau pernikahan bukan lagi tentang aku dan kamu. Tetapi tentang kita
yang telah disatukan oleh Tuhan. Ketika kita bersikap tidak adil pada pasangan,
sama saja kita telah bersikap tidak adil pada diri kita sendiri. Oleh karena
itu, penting bagi kita untuk saling mengasihi dan menjalin sebuah komunikasi
yang baik.