Abraham Park adalah pelayan Tuhan yang
berani bayar harga dalam melayaniNya. Pria yang lahir di tahun 1928 ini mulai
perjalanan pelayanannya pada usianya yang ke 30 di sebuah gereja lokal bernama
Dongmasan setelah ia dibebaskan dari militer sebagai veteran yang terluka karena terkena tembakan pada perang yang terjadi di Korea.
Suatu hari, ada seorang anak
mendatangi Abraham dan bertanya, "Mengapakah darah Yesus bisa
menyelamatkan umat manusia?" Ia terdiam, tidak bisa mengeluarkan satu
patah kata pun. Tetapi ada perasaan yang menggelitik dalam hatinya mengenai
pertanyaan ini, sehingga ia memutuskan untuk mengasingkan diri di sebuah goa yang ada di gunung Korea Selatan.
Disana, ia harus merasakan bagaimana
dinginnya hawa di alam terbuka, kelaparan dan kedinginan. Semua itu ia lakukan
agar bisa memperoleh sebuah hikmat pengetahuan dari Tuhan. Setiap harinya,
Abraham menghabiskan waktu untuk berdoa dan membaca Alkitab. Melalui ketekunan
doa dan komitmennya, ia merasa kalau ada Alkitab yang nampak terbentang bagai sebuah panorama di hadapannya.
Setiap pelajaran dan hikmat yang ia dapat dari ketekunannya itu, ia akan segera menulisnya dan jika saat itu tidak ada lagi kertas untuk menulis, ia akan menulis pada sebuah daun. Untuk memenuhi urusan perutnya, ia memilih untuk merendam beras dalam air selama 5 jam dan kemudian memakannya dengan garam dan daun pinus. Selama 3 tahun, 6 bulan dan 7 hari lamanya Abraham melakukan hal ini.
Baca juga: Mengasihi Itu Beresiko Dan Merugikan, Masihkah Kita Berani Untuk Mengasihi?
Di usia yang tidak lagi muda,
Abraham menuliskan setiap pengetahuan yang ia dapatkan semasa pengasingannya.
Ia menuliskannya dalam sebuah buku yang berjumlah 12 seri mengenai silsilah dan sejarah penebusan dalam Alkitab.
Dari 12 seri tersebut, kita bisa
menikmatinya dalam bahasa Indonesia sampai seri ke 6. Seri pertama hingga ke
lima buku ini sangatlah mendunia, bahkan menjadi best seller dan menjadi panduan bagi sekolah-sekolah Alkitab.
Meski sudah tutup usia pada tahun 2014 lalu,
karyanya telah banyak membuka hati banyak orang dalam memahami
silsilah-silsilah dan sejarah penebusan dalam Alkitab. Semasa hidupnya, Abraham merupakan pendeta
senior sebuah gereja yang memiliki lebih dari 80.000 jemaat dan karyanya tetap menjadi berkat bagi banyak orang.
Pelayanan sejati orang percaya merupakan
pelayanan yang berpusat kepada Kristus. Kita bisa melihat betapa pengorbanan
Paulus dalam kehidupannya untuk menyebarkan kabar baik ke seluruh penjuru
dunia. Ketika kita berada dalam kehidupan sehari-hari, kita juga harus berani bayar harga dalam Tuhan.
Mungkin kita tidak terlibat langsung dalam
sebuah pelayanan, tetapi kita perlu membangun sebuah hubungan yang baik bagi
Tuhan. Tubuh kita adalah bait suci Allah, karenanya kita harus terus meluangkan waktu untuk berdoa dan memuji namaNya.
Kisah Pendeta Abraham Park membawa kita pada
sebuah ayat dalam Yohanes 12: 25-26, "Barangsiapa mencintai
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai
nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di
situpun pelayanKu akan berada. Barang siapa melayani Aku, ia akan dihormati
Bapa."
Sumber : berbagai sumber/jawaban.com