Ketika memutuskan untuk menikah,
kita mulai mempelajari peran sebagai istri. Kita berpikir kalau pernikahan akan
menjadi lebih mudah dan indah ketika kita maupun pasangan menjalankan perannya masing-masing.
Peran istri dan suami
Efesus 5:21-25, "Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada
yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai Isteri, tunduklah kepada suamimu
seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepada jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah
isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya."
Pernikahan dalam Kristus berarti mengasihi dan melayani satu sama lain dengan kerendahan hati. Hubungan suami dan isteri Tuhan ibaratkan seperti hubungan Kristus dan Jemaat. Seperti Kristus adalah kepala gereja, demikian juga suami adalah kepala rumah tangga. Sementara jemaat adalah tubuh Kristus atau gereja yang tunduk kepada Kristus, demikian, juga isteri adalah tubuh atau bagian dari rumah tangga yang harus tunduk kepada suami.
Seiring berjalannya waktu, suami
kita mulai meninggalkan cara hidup yang kita inginkan tersebut, yaitu memimpin
seluruh anggota keluarga untuk menjadi pribadi yang semakin dekat dengan Tuhan.
Ketika kita menginginkan punya waktu dimana suami yang memimpin sebuah doa,
tetapi suami memiliki alasan tertentu sehingga kita harus berdoa sendiri, ada perasaan kalau kita telah salah memilih seorang suami.
Ketika kita berada disituasi seperti ini, inilah 3 cara yang bisa kita lakukan.
1. Mendoakan suami
Perlu diketahui kalau kita adalah sebuah produk
yang dihasilkan dari doa. Berdoa adalah cara paling kuat untuk menggerakkan
hati pasangan kita. Berdoa membuat kita tidak lagi terfokus pada masalah, tetapi
menempatkan fokus kepada Dia, yang bisa menyelesaikan masalah. Amsal 21:1,
"Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkanNya ke mana Ia ingini.”
Dengan berdoa, kita menyerahkan hati suami kepada Tuhan. Mendoakan suami juga melembutkan hati kita. Berdoa membuat kita menyadari kalau baik suami atau kita, membutuhkan kasih penyertaan Tuhan dalam kehidupan pernikahan ini.
Baca juga: Pasanganmu Suka Emosian? Selamatkan Hubunganmu Dengan 7 Strategi Ini
2. Memberikan dorongan pada suami
Panggilan seorang istri adalah untuk mengasihi
suaminya, sementara suami dipanggil untuk mengasihi istrinya seperti Kristus
mengasihi gereja dan menyerahkan dirinya bagi gereja. Satu hal yang perlu kita ingat adalah tidak semua orang bisa berubah dalam satu malam.
Bertekunlah dalam mendorongnya agar menjadi
sosok suami yang dikehendaki oleh Tuhan. Disisi lain, kita juga harus percaya
kalau tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, termasuk percaya kalau Tuhan dapat mengubahkan hati suami kita.
3. Berserah
Satu-satunya jalan untuk menggenapi panggilan
kita sebagai istri adalah dengan berserah kepada Tuhan. Ketika Kristus hidup
dalam kita, kita akan menerima kuasa di dalamNya. Tuhan tahu kalau kita tidak
bisa menggenapi panggilan sebagai istri jika menjalaninya dengan kekuatan kita sendiri.
Ketika kita berserah, RohNya yang akan
mengambil alih kehidupan kita dan kuasaNya akan mengalir untuk mengubahkan hati
suami kita yang keras. Kuasa dari RohNya ini yang membuat kita mampu untuk
berdoa saat kita merasa tidak lagi mampu untuk berdoa, atau mengasihi suami
kita saat kita merasa tidak lagi mengasihinya.
Kasih Tuhan adalah salah satu kekuatan terbesar
bagi kita. Ketika kita menginginkan sebuah kehidupan yang lebih baik dalam
Kristus, maka satu-satunya cara adalah untuk menyerahkannya kepada Kristus.