Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri
dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. (Ibrani 12: 15)
Mungkin kamu
sedang berada di tengah musim kehidupan dimana kondisi yang tak terduga terjadi
dan kamu dalam posisi belum siap menerima situasi itu dengan lapang dada. Mungkin, kalau boleh jujur, kamu bahkan dalam posisi berserah sepenuhnya kepada Tuhan.
Kalau saja bisa,
kamu akan berdiri bertatap muka dengan Tuhan dan menyerahkan semua keinginan hatimu kepada Dia, yang tentu saja mungkin tak akan dikabulkan olehNya.
Mungkin yang kamu alami saat ini rasanya datang di saat yang tidak tepat. Lalu kamu mulai
komplain ke Tuhan dan mulai melakukan negosiasi dengan Dia. Tapi Tuhan memaksamu
untuk menghadapi situasi berat ini apapun alasannya. Dia mau kamu mengambil tindakan
untuk menghadapinya, sekalipun kamu berpikir bahwa situasi itu memang diijinkan terjadi untuk sebuah tujuan besar yang belum bisa kamu lihat saat ini.
Saat masalah
datang, kita sering kali berselisih dengan Tuhan. Reaksi ini kita sebut dengan ‘reaksi
berantai dari sikap hati yang tak mau berserah’. Kita tak pernah betul-betul sadar dengan kebenaran yang sudah Dia sampaikan bahwa DIA ADALAH TUHAN YANG AKAN MEMEGANG KENDALI.
Perlawanan yang
kita buat dengan Tuhan hanya akan merusak hubungan kita dengan Dia. Sikap hati kita yang tak mau berserah membuat kita merasa tak butuh Tuhan.
Akibat lain
yang paling fatal adalah kita mulai kehilangan suka cita. Hubungan kita yang
rusak dengan Tuhan membuat kita nggak bisa lagi mengalami pengalaman-pengalaman rohani dengan Tuhan. Dia sama sekali tak lagi hidup di dalam kita.
Kehidupan kita
yang tak lagi terkoneksi dengan Dia, membuat kita kehilangan rasa damai. Kita tak lagi bisa mengalami KETENANGAN di dalam Dia.
Kita juga akan
kehilangan kemampuan untuk bisa melihat tujuan-Nya dalam hidup kita. Rasa kecewa
dan pahit yang kita genggam kepada Tuhan membuat kita tak lagi percaya bahwa rencana-Nya
akan selalu baik untuk kita. Kerusakan yang kita buat semakin lama semakin
besar dan membuat kita jauh dari harapan. Kita akhirnya menyerah dengan semua yang terjadi.
Hari ini,
percayalah bahwa Tuhan mengijinkan setiap pencobaan terjadi atas hidup kita. Dia
bahkan berjanji untuk ikut menanggung masalah itu bersama-sama dan mengganti setiap air mata kekecewaan dan sakit hati dengan sesuatu yang baik.
Ingatlah
bahwa setiap kali kita mengelak dari segala situasi yang kita hadapi, kehidupan
kita akan semakin sulit, gersang, dingin dan semakin pahit. Sebaliknya, saat
kita berserah dan mengikuti rencana-Nya kita pasti sanggup mengucapkan, ‘Tuhan, jalanMu adalah yang terbaik. Engkau sudah
membiarkan hal ini terjadi. Aku tak merencanakan ini terjadi, aku tidak
menginginkan ini, tapi aku tahu Engkau memegang kendali. Aku tahu Engkau akan memakai situasi ini. Dan aku mempercayaiMu sampai aku melihatnya’.
Dalam
sebuah postingan di akun Instagram Raditya Oloan, suami dari artis peran Joanna
Alexandra belum lama ini. Dia menuliskan sikapnya dan juga Joanna untuk menerima
kenyataan bahwa anak ke-4 mereka terlahir tidak sempurna. Tapi meski begitu dia
mengaku bahwa Tuhan mengijinkannya terjadi demi menggenapi rencana Tuhan melalui hidup mereka.
Bukannya mengutuki
atau komplain kepada Tuhan, namun Raditya memilih berserah dan ikut dengan rencana Tuhan.
“Air mata yang tertetes dari hidup kita bukanlah air
mata penderitaan, melainkan air mata sukacita dan kebanggaan bahwa Tuhan yang hebat
mau mempercayakan anak ini di hidup kita. Benih pengubah bangsa yang dibungkus dalam
ketidak sempurnaan. Penderitaan akan menjadi penderitaan jika kita adalah pusat
kehidupan ini. Tapi ketika Tuhan menjadi pusat hidup kita maka setiap masalah
atau bencana hanya akan membuat rencana Tuhan digenapi melalui hidup kita. Sering
kali benih mujizat yang kita doakan diberikan dalam bentuk yang tidak kita inginkan! You are super rare blessing, Ziona cantiku sayang!!!” tulis Raditya
dalam postingannya.
Jadi, jangan
pernah genggam kepahitanmu. Karena hal itu hanya akan menjauhkanmu dari rencana
Tuhan yang jauh lebih besar.