Belum
lama ini kita sudah memperingati Paskah, dimana momen ini mengingatkan kita akan
peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus masih meluangkan
waktu bersama murid-murid-Nya dan mengajar mereka di hari-hari terakhirnya. Setelah
itu, Yesus akan naik ke surga, sementara murid-murid diperintahkan untuk menyampaikan kabar injil ke seluruh dunia.
Tak
lama dari masa pengabaran Injil inilah, terjadi kebangunan rohani besar-besaran
termasuk pencurahan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2). Bagi orang Kristen, peristiwa
ini adalah serangkaian mujizat yang terjadi setelah masa pelayanan Yesus,
dimana semua orang berkobar-kobar memberitakan kabar Injil dengan iman. Saat itulah kuasa Tuhan terjadi.
Rupanya
peristiwa menakjubkan semacam itu pernah juga terjadi di Indonesia. Kisah ini
diceritakan ulang di dalam sebuah buku karangan warga Soe bernama Mel Tari atau
Melchoir Tari berjudul ‘Like A Mighty Wind’. Dia baru berumur 18 tahun saat sebuah kebangunan rohani besar terjadi di Indonesia pada 26 September 1965 itu.
Dia
bercerita bahwa kebangunan rohani besar itu terjadi di kota kecil bernama Soe,
sekitar 70 mil jauhnya dari kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di kota terpencil
dan kecil seperti Soe inilah Tuhan melakukan pekerjaan-Nya melalui orang-orang beriman yang dikirim ke sana.
Kisah
ini bermula ketika pada juli 1965 pengkhotbah dari Institut Injil Indonesia bernama
Detmar Scheunemann bersama tim datang ke Soe. Mereka melayani orang-orang di
sana dan menubuatkan bahwa dari Soe akan lahir tim penginjil yang akan diutus ke berbagai daerah pedalaman di sana.
Lalu pada 26 September 1965, tim tersebut bersama 200 orang mulai berdoa di sebuah gereja Presbyterian yang dibangun di sana. Saat sedang berdoa tiba-tiba terdengar suara angin kencang. Sadar dengan apa yang sedang terjadi, sebagian diantaranya merasa ketakutan dan mulai kuatir. Meski begitu mereka terus berdoa.
Sebagai
gereja Presbyterian, yang saat ini dikenal sebagai Gereja Maranatha, doa-doa yang
mereka panjatkan sudah ditulis di dalam selembar kertas dan dibacakan secara
berurutan. Mereka juga akan berdoa secara bergiliran dengan teratur. Tapi di
malam itu, ketika angin kencang itu mulai mengguncang, mereka semua mulai
berdoa serempak. Mereka bahkan berdoa diluar dari apa yang sudah tercatat di lembaran
kertas itu. Bahkan pendeta gereja sekalipun tak mampu mengontrol kondisi yang terjadi.
Angin berhembus makin kencang. Tapi sesi doa masih terus mereka lakukan. Tanpa sadar gaya baru menyembah Tuhan seakan-akan lahir saat itu. Mereka mulai mengangkat tangan, memuji dan mengucap syukur. Beberapa lainnya memuji Tuhan dengan bahasa-bahasa yang baru, yang beberapa diantaranya adalah bahasa Perancis, Jerman, Inggris dan Ibrani.
Baca Juga :
Berdoa Dalam Tuntunan Roh Kudus
Selama
melakukan penyembahan seperti itu, suara-suara orang banyak terdengar dari luar
gereja. Rupanya banyak orang yang datang berbondong-bondong melihat ada api yang
akan membakar gereja. Untungnya, api itu sama sekali tak menghanguskan gereja
itu. Dengan perasaan takjub, semua orang yang hadir percaya bahwa itu adalah pekerjaan Tuhan.
Siapa
sangka bahwa peristiwa di malam itu adalah awal mula terjadinya kebanguna rohani besar yang melanda hampir seluruh pulau Timor.
Sejak
malam itu, ratusan penginjil keluar dari Soe dan pergi mengabarkan injil ke daerah-daerah
terpencil seperti Rote, Sabu, Alor, Flores, Sumba, Sawu, Timor Timur, Kalimantan dan daerah-daerah lainnya.
Serangkaian mujizat terjadi yang mengikuti perjalanan penginjilan
Setelah
peristiwa itu, ada banyak orang yang kemudian menerima Yesus. Banyak diantaranya
mengakui dosa-dosa mereka dan menanggalkan jimat-jimat yang dikenakan dan dikumpulkan
untuk dibakar. Ada banyak pula orang mendapatkan karunia dalam bentuk mimpi, penglihatan, dan pewahyuan.
Ada beberapa mujizat lain yang terjadi bersamaan dengan pencurahan Roh Kudus itu diantaranya:
1. Air berubah jadi anggur
Dalam
catatan yang ditulis gembala senior GBI Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo di akun
Facebooknya, disampaikan bahwa peristiwa air berubah jadi anggur memang pernah terjadi
di Soe. Peristiwa ini terjadi pada 26 September 1965 di kampung Aman, Soe tepat sebelum peristiwa pencurahan Roh Kudus di malam itu.
“Awal terjadinya mujizat air
menjadi anggur karena pada waktu itu masyarakat datang untuk mengikuti
perjamuan kudus tetapi pada saat itu belum ada anggur di kota Soe. Para
pemimpin rohani pun hancur hati dan dan bersatu hati berdoa kepada Tuhan Yesus
untuk meminta mujizat dan kebangunan rohani agar umat Tuhan di Soe dipulihkan Tuhan.
“Suatu hari para pemimpin rohani mendengar suara Tuhan untuk menyiapkan tempat air yang diisi air dan ditutupi kain putih, mereka pun berdoa setelah beberapa hari mereka kembali mendengar suara Tuhan untuk membuka kain putih tersebut dan mujizat pun terjadi, air yang telah mereka isi dan doakan menjadi anggur dan dipergunakan untuk perjamuan kudus. Kesaksian ini pun terdengar di seluruh kota Soe, Kupang, luar pulau bahkan sampai ke bangsa-bangsa. Dengan adanya mujizat air menjadi anggur pertobatan dan kebangunan rohani pun terjadi atas masyarakat Soe,” demikian Pdt. Niko mengisahkan.
Baca Juga :
Mukjizat Tuhan Membuatku Menangis
2. Paduan suara malaikat melawat penduduk desa
Salah
satu tim yang diutus ke daerah lain pun mengalami mujizat lain. Ceritanya, tim
ini datang ke suatu desa di tengah malam dan menginap di salah satu gereja di
sana. Ajaibnya, saat bangun keesokan harinya mereka mendapati gereja sudah dipenuhi
orang banyak yang haus untuk mendengarkan injil. Mereka bahkan datang dari desa yang berjarak 20-30 km dari desa itu.
Cerita
punya cerita rupanya mereka datang setelah mendengar nyanyian rohani di malam hari
sebelumnya. Mereka pun berpikir bahwa keesokan harinya pasti ada kebaktian di
gereja dan memutuskan untuk datang ke gereja. Mereka pun percaya kalau nyanyian yang didengar oleh penduduk setempat adalah paduan suara dari surga.
3 Berjalan di atas air
Sementara tim lainnya pergi ke desa yang lain. Di sana mereka dihentikan oleh sebuah sungai. Mereka harus menyebrangi sungai itu untuk bisa sampai ke desa seberang. Tanpa ragu pemimpin tim penginjilan itu pun mendengar suara dari Roh Kudus dan menuntunnya untuk melangkah berjalan di atas sungai. Setelah dia menyampaikan pesan itu ke anggota tim lainnya, sebagian diantaranya tentu saja menolak untuk menyebrangi sungai dengan berjalan. Kemudian, pemimpin tim mulai melangkah memasuki air. Anehnya, mereka melihat bahwa air sama sekali tak melebihi lutut pemimpin mereka.
Setelah membuktikan
mujizat tersebut, dia pun memerintahkan supaya semua timnya melakukan hal yang
sama. Jadi, satu per satu mereka pun melangkah menuju sungai dan berjalan di
atasnya. Uniknya, hanya anggota tim yang bisa melakukan mujizat tersebut.
Sementara orang lain yang bukan bagian dari tim yang mencoba berjalan malahan hanyut tersapu air sungai.
Tim ini pun mengaku bahwa apa yang mereka alami adalah mujizat pekerjaan Tuhan.
Ada
banyak mujizat yang menyertai pekerjaan pelayanan yang dilakukan tim ini di
Soe. Bahkan mujizat air menjadi anggur yang pertama terjadi di Soe terjadi pula di Surabaya pada tahun 1999.
Kisah
kebangunan rohani yang pernah terjadi di Soe jadi tonggak sejarah kekristenan yang
membuat banyak orang saat itu percaya kepada Yesus. Peristiwa ini sekaligus membuktikan
bahwa orang Kristen diberi kuasa oleh Allah untuk melakukan hal-hal besar dan
ajaib untuk menyatakan kebesaran-Nya di tengah dunia. Terutama membuktikan bahwa
Roh Kudus sudah dicurahkan oleh Allah kepada setiap kita sebagai penolong untuk
memampukan kita memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia.
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia
akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia
tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia
menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14: 16-17)