Sebagaimana
perayaan Paskah tahun 2017, orang-orang Kristen yang tinggal di Jalur Gaza untuk pertama kalinya dipersilahkan masuk ke Yerusalem dan merayakan Paskah meriah di
sana. Tapi sayangnya, tahun ini orang-orang Kristen Jalur Gaza harus mengajukan permohonan ijin masuk ke Yerusalem.
Hal ini terjadi
menyusul peringatan dari Israel yang hanya akan memberikan ijin masuk hanya untuk
mereka yang berusia 55 tahun ke atas. Peringatan itu dibuat seiring meningkatnya
ketegangan antara Israel dan Palestina sejak Presiden Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversialnya yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sejak hari
itu, Israel memberlakukan pembatasan ketat terhadap orang-orang Gaza yang berkunjung ke Yerusalem.
Penutupan akses masuk ini bahkan membuat komunitas Kristen Gaza marah besar. Lebih dari seribu orang Kristen yang tinggal di Jalur Gaza mengaku kecewa dengan tindakan Israel.
Seorang pendeta
dari Patriarkat Latin Yerusalem, Ibrahim Shomali ikut mendesak Israel untuk membuka
akses bebas ke tempat-tempat suci. “Kita harus memiliki akses ke Tanah Suci,
akses bebas ke tempat-tempat suci kita. Tentu saja, kami mengajukan permohonan,
tapi dalam kenyataannya tidak boleh ada permohonan ijin untuk bisa mengunjungi rumahmu sendiri,” ucap Shomali.
Dia menambahkan, Israel dengan serius akan menutup setiap pos pemeriksaaan di pintu-pintu masuk Yerusalem. Hal ini terjadi sebagai efek dari pertanyaan kontroversial Trump.
Baca Juga :
Pertama Kalinya, Kristen Gaza Boleh Kunjungi Tempat Ini Saat Paskah
Israel Setuju Melonggarkan Blokade Jalur Gaza
Seperti diketahui,
pengawasan keamanan dilakukan Israel secara ketat di pintu keluar Jalur Gaza. Pasukan
militer Israel tampak berpatroli di sepanjang Tepi Barat Yerusalem.
Dengan ditutupnya
akses ke Yerusalem, lebih dari seribuan orang Kristen Gaza kemungkinan tidak
akan melakukan tradisi Paskah di Yerusalem. Pada umumnya perayaan Paskah
digelar bersamaan dengan kedatangan orang-orang Kristen dari seluruh dunia di upacara
penyalaan Api Kudus, yang menyimbolkan mujizat cahaya kebangkitan Kristus di Yerusalem.
Api ini pun secara khusus diambil dari Gereja Makam Kudus Yerusalem, yang
dipercaya merupakan tempat penyaliban dan makam Yesus. Api itulah yang akan disebar
ke seluruh dunia, termasuk Gereja Ortodoks di Betlehem, Tepi Barat Palestina,
Yunani, Turki, Eropa Timur, dan Rusia.