Jangan Memendam Uneg-Uneg. Pasangan Bukan Paraormal, Lho. Ini 4 Bahayanya
Sumber: cbn.com

Marriage / 28 March 2018

Kalangan Sendiri

Jangan Memendam Uneg-Uneg. Pasangan Bukan Paraormal, Lho. Ini 4 Bahayanya

Inta Official Writer
2490

Pernikahan merupakan salah satu cara yang kita ambil untuk mendapatkan kebahagiaan. Kita percaya kalau pernikahan artinya kita berhasil menemukan seseorang yang akan menjaga dan mengasihi kita sepanjang waktu.

Setelah menikah, kita yakin kalau menjaga segala sesuatu tetap baik-baik saja dan harmonis merupakan tanggung jawab kita. Segala usaha kita lakukan agar bisa menjaga keharmonisan dalam pernikahan. Termasuk dengan tidak mengutarakan apa yang sebenarnya kita butuhkan dan rasakan.

Perasaan untuk menjaga hubungan tetap utuh dan baik-baik saja membuat kita malas untuk mengutarakan apa yang sebenarnya kita rasakan. Kenyataannya, menjaga hubungan menjadi lebih baik ini juga dibutuhkan peran pasangan dan kita.

Ada pasangan yang nampak baik-baik saja, sejurus kemudian, salah satu pihak melayangkan gugatan cerai. Inilah mengapa kita tidak boleh menanggapi setiap permasalahan dengan menghindar dan diam pada hubungan pernikahan.

1. Seiring berjalannya waktu, perasaan jengkel dan kesal akan timbul dalam diri kita

Karena tidak ingin 'ribut' dengan pasangan, kita cenderung menunda untuk mengutarakan apa yang kita pikirkan terhadap pasangan. Bukannya bahagia, sikap ini justru membuat kita merasa diabaikan, tidak dicintai, bahkan diperhatikan.

Konsekuensi perselisihan adalah sesuatu yang menakutkan bagi kita guna menjaga hubungan yang harmonis. Lama-lama, kebiasaan ini membuat kita kelelahan. Tanpa sadar, kitalah yang membuat hubungan dalam pernikahan menjadi retak.

2. Kitalah yang merasa dikecewakan dalam hubungan pernikahan ini

Keyakinan bahwa pasangan akan selalu ada untuk kita untuk menjaga maupun mengasihi kita terkadang membuat kita merasa kalau tidak perlu mengutarakan apa yang ada dalam hati kita. Kendati telah menikah selama bertahun-tahun, kita tidak bisa selalu mengharapkan kalau pasangan akan mengerti apa yang kita rasakan atau inginkan tanpa mengutarakannya.

Ketika kita merasa kalau dirinya tidak memahami apa yang kita mau, saat itu pula kita akan merasa kecewa terhadap pasangan.

3. Kepura-puraan menjadi akrab dengan pribadi kita

Mungkin orang lain melihat hubungan pernikahan kita akan merasa iri karena kita selalu sepakat akan segala hal. Pasangan akan selalu berpikir kalau kita akan selalu sepakat terhadap apa yang menjadi keputusannya.

Padahal, kita tahu kalau tidak ada hal yang baik-baik saja. Kita melakukannya seolah-olah agar tidak terjadi keributan dalam pernikahan ini. Bohong mungkin akan menjadi salah satu cara kita menutupi semuanya.

Semakin kita bersikap seolah-olah menerima apa yang terjadi dengan menghindar untuk mengutarakan apa yang sebenarnya kita rasakan, maka baik pasangan maupun orang lain meyakini kalau hal itulah yang terjadi.

4. Ketika memilih untuk mengutarakannya, kita sadar kalau sebenarnya semuanya telah terlambat

Pasangan telah percaya kalau tidak ada yang perlu kita khawatirkan dalam pernikahan ini. Hal ini telah terbangun sejak kita memilik untuk menghindari keributan dengan diam. Saat kita memilih untuk mengutarakannya, tentu saja pasangan akan merasa kalau dirinya tidak bersalah karena tidak tahu apa pun mengenai perasaan kita.

Mengutarakan apa yang kita rasakan tidak selalu memicu permasalahan. Justru, hal ini membuat kita jauh lebih mengenal satu sama lain. Perkenalan satu sama lain bukanlah suatu hal yang bisa kita dapatkan dalam waktu yang singkat. Dari pada memilih untuk menyimpannya dalam hati, ada baiknya mulai sekarang kita bersikap lebih terbuka terhadap pasangan kita.

 

Sumber : yourtango/jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami