Aracely
Meza, pendeta asal Dallas, Texas harus mendekam dipenjara selama 99 tahun setelah
dinyatakan bersalah oleh pengadilan pada Jumat, 23 Maret 2018 lalu. Dia menjadi
tersangka dari kematian balita berusia 2 tahun bernama Benjamin pada tahun 2015 silam.
Seperti dikutip
dari media Washingtonpost.com, Meza mengklaim
dirinya sebagai pendeta yang bisa berbicara dengan Tuhan dan mampumembangkitkan
orang mati. Dia pun membuktikan kemampuan tersebut kepada bocah laki-laki dua tahun
itu. Dia hanya diberikan air minum empat sampai lima kali sehari selama 25 hari, tanpa makanan sama sekali.
Akibat tak makan
berhari-hari, tubuh balita itu pun hanya tinggal kulit dan tulang. Dia bahkan tak
mampu menggerakkan tubuhnya sampai akhirnya meninggal dunia pada 22 Maret 2015
silam. Meski sudah meninggal, Meza bersikukuh melakukan ritual pembangkitan kembali. Dia percaya kalau Tuhan akan menghidupkan kembali anak itu.
Tapi
sayangnya, setelah mencoba melakukan ritual tersebut anak itu tak kunjung bangun.
Meza dan orangtua anak tersebut akhirnya membawa tubuh anak tersebut ke Meksiko dan memakamkannya di sana.
Tindakan Meza
ini dianggap keterlaluan karena dia mengaku membiarkan balita tersebut kelaparan.
Dia menuturkan hal itu dilakukan karena Tuhan mengijinkannya supaya anak itu lepas dari kuasa setan di dalam tubuhnya.
Saat ini, Meza
harus menjalani hukuman penjara selama hampir seratus tahun dan juga dikenakan denda sebesar 10 ribu dolar Amerika.
Untuk
diketahui, Meza dan suaminya Daniel Meza adalah pendiri dari gereja Iglesia Internacional
Jesus es el Ray yang berlokasi di Balch Springs, di pinggiran tenggara Dallas. Daniel
sendiri adalah pemimpin tertinggi gereja tersebut sementara istrinya adalah wakilnya.
Beberapa orang dewasa dan anak-anak tinggal bersama pasangan ini sebelum peristiwa
kematian balita itu terjadi.
Duh,
ada-ada saja ya. Sekalipun kita percaya bahwa Tuhan berkuasa untuk menyembuhkan
tapi bukan berarti kita bisa mencobai diri ya. Bisa dibilang tindakan yang dilakukan
Meza adalah tindakan mencobai Tuhan. Jadi, berhati-hatilah dengan anugerah atau
kemampuan yang Tuhan kasih ke kita. Jangan sampai kita menjadikannya sebagai alat
untuk mengagungkan diri kita sendiri.