Dianggap Lakukan Aksi Terorisme, Otoritas Turki Telah Penjarakan Pendeta ini Selama Lebih 500 Hari!
Sumber: aclj.org

Internasional / 24 March 2018

Kalangan Sendiri

Dianggap Lakukan Aksi Terorisme, Otoritas Turki Telah Penjarakan Pendeta ini Selama Lebih 500 Hari!

Budhi Marpaung Official Writer
2444

Andrew Brunson, seorang pendeta Amerika Serikat yang telah dikurung di penjara Turki selama lebih dari 500 hari, dapat menghabiskan sisa hidupnya di penjara.

Sampai sekarang, dia ditahan tanpa dakwaan, tetapi minggu lalu, pengadilan Turki yang menangani kasus tersebut menyetujui dakwaan setebal 62 halaman terhadapnya. Tuduhan yang diarahkan termasuk keanggotaan dalam organisasi teroris bersenjata dan spionase militer.

Pusat Hukum dan Keadilan Amerika (The American Center for Law and Justice / ACLJ), yang membantu pengacara Turki dari Brunson, mengatakan tuduhan itu secara efektif menjadikan menginjili sebagai tindakan terorisme.

"Turki benar-benar mengambil posisi bahwa Kristenisasi adalah terorisme," kata Penasehat Senior ACLJ Cece Heil kepada CBN News. "Mereka tidak memiliki bukti spesifik bahwa Pendeta Brunson telah melakukan kejahatan apa pun. Fakta bahwa ia adalah seorang Kristen, dan khususnya seorang pendeta Kristen, adalah apa yang mereka nyatakan sebagai terorisme."


"Mereka menggunakan istilah bahwa dia "bertindak sebagai agen perang yang tidak konvensional yang bersembunyi di balik topeng pendeta gereja evangelis.' Beberapa kegiatan yang mereka klaim sebagai aksi teroris adalah bantuan kemanusiaan, pendidikan, dan pelatihan," tambah Heil.

Pihak penuntut umum menuntut Brunson dengan hukuman kurungan selama 35 tahun, yang secara efektif akan memberi pendeta berusia 50 tahun itu hukuman seumur hidup.

Brunson adalah salah satu dari banyak orang Kristen lainnya yang ditangkap atau dideportasi dari negara itu setelah peristiwa gagalnya kudeta yang terjadi pada 2016 dimana dalam kejadian itu telah memakan korban sekira 161 orang tewas.

"Presiden Erdogan pada dasarnya melakukan pembersihan kepada siapa pun yang dia anggap tidak di pihaknya, yang tentu saja akan mencakup orang Kristen ketika itu adalah negara yang sepenuhnya Muslim," jelas Heil. "Pendeta Brunson adalah salah satu dari orang Kristen yang disiksa dalam pembersihan ini. Sebagian besar pendeta Kristen telah dideportasi dan Pendeta Brunson tidak termasuk di dalamnya."

Baca Juga: Setelah Hampir 8 Tahun Tanpa Anak, Akhirnya Rumah Tangga Pendeta ini Dianugerahi Bayi Lucu

Heil juga yakin Brunson digunakan sebagai pion politik.

"Presiden Erdogan sendiri keluar pada akhir tahun lalu dan menuntut pertukaran antara Pendeta Brunson dan ulama Fethullah Gulen, yang tinggal di Pennsylvania," ungkap Heil.

Gulen adalah seorang Imam Muslim yang Presiden Erdogan percaya adalah orang yang harus bertanggung jawab atas kudeta terakhir terhadap dirinya. Presiden Turki telah berulang kali meminta Amerika Serikat untuk menangkap dan mendeportasi dia kembali ke Turki.

Heil meminta agar orang-orang percaya kepada Kristus berdoa dengan sungguh-sungguh untuk sang pendeta.

"Berdoalah dulu untuk kedamaian dan kenyamanan ... Dia telah melewatkan acara-acara besar dalam hidup bersama keluarganya. Dia merindukan pernikahan putrinya. Dia melewatkan wisuda, ulang tahun, hal-hal yang tidak pernah bisa ia dapatkan kembali," pungkasnya.

Sumber : CBN.com
Halaman :
1

Ikuti Kami