Terkait Protes Perkara Toa Masjid Yang Nyaring, Begini Cara Gereja Menyikapinya
Sumber: kemenag.go.id

Nasional / 22 March 2018

Kalangan Sendiri

Terkait Protes Perkara Toa Masjid Yang Nyaring, Begini Cara Gereja Menyikapinya

Inta Official Writer
6526

Penggunaan pengeras suara oleh masjid menuai perdebatan antara Persatuan Gereja-gereja Jayapura (PGGJ) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Papua. Salah seorang Juru Bicara Kemenag, Matsuki pada Selasa, 20 Maret 2018 kemarin mengatakan kalau pemerintah tidak bisa mengatur regulasi perihal hal ini.

"Pemerintah pusat dan daerah tidak bisa mengatur masjid secara ketat. Itu kembali ke pengelola masjid untuk bertoleransi dengan kondisi di sekitarnya," ungkap Matsuki.

Matsuki menjelaskan kalau perkara pengeras suara ini tidak akan terjadi asalkan pengelola masjid bijak. "Di Papua, banyak umat Kristen di sekitar masjid. Ketika mendirikan umat ibadah, selain menaati aturan yang ada, harus lihat juga konteks sosial di daerah masjid itu berada."

"Ada hukum adat atau hukum tak tertulis yang mengharuskan pengelola masjid arif dan bijaksana," jelas Mastuki.

Terdapat beberapa hal yang diminta oleh PGGJ untuk diperhatikan, salah satunya adalah bunyi azan yang selama ini diperdengarkan dari toa kepada khalayak umum harus diarahkan ke dalam masjid.

Masalah ini timbul terkait dengan dibangunnya sebuah Masjid di sekitar Sentani yang di renovasi dengan mendirikan menara tinggi.

Baca juga: Menangkan All England 2018, Kevin dan Marcus Lakukan Ini Sebagai Kunci Sukses

Wilem, salah satu warga mengatakan kalau kerukunan hdup beragama di daerah sekitar rumahnya berjalan dengan baik. "Kalau dilihat, jarak gereja dan masjid sangat dekat. Begitu juga dengan rumah-rumah warga, di samping. Jadi, kalau jadwal ibadah di rumah warga yang dekat dengan masjid, kita selalu tunggu mereka selesai azan baru kita masuk untuk ibadah," terang Wilem.

Kendati demikian, warga tidak pernah menegur pengurus masjid. "Pendeta melarang kami untuk menegur mereka. Kalaupun mereka ribut dengan suara toa yang nyaring, pendeta selalu bilang bahwa kita harus mendoakan mereka," tutupnya.

Hingga saat ini, menag berharap kalau persoalan ini bisa diselesaikan melalui musyawarah. 

Sumber : berbagai sumber/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami