Panggil saja saya Fendra. Bagi seorang pemakai
narkoba, segala cara pun dihalalkan agar bisa menikmatinya. Termasuk saya,
seorang paruh baya yang menjual DVD porno agar bisa membeli narkoba. Buat saya, narkoba adalah salah satu hal penting yang harus saya pakai setiap harinya.
Lama-kelamaan, usaha saya ini berhasil terendus
oleh warga. Menurut mereka, perbuatan saya ini sangat meresahkan. Tentu saja
saya berdalih ini itu, dengan kedok sebagai penjual DVD biasa pun, tetap saja saya harus menutup usaha DVD tersebut.
Naik pangkat, dari pemakai kini jadi pengedar
Hingga akhirnya teman yang biasa menjual
narkoba kepada saya menawarkan untuk ikut mengedarkan narkoba. Dengan modal
seadanya, saya mulai membeli sejumlah barang kepada bandar. Peluang tersebut ternyata berhasil. Saya dikenal sebagai salah seorang pengedar yang sukses.
Sejak menjadi seorang pengedar narkoba,
kehidupan saya menjadi berubah drastis. Semula saya menjadi orang yang selalu
mencari narkoba, kini orang-orang justru yang mencari saya untuk mendapatkan
obat terlarang. Kala itu, saya punya segalanya. Tidak hanya uang, saya juga punya barang. Apa pun yang diinginkan, sudah pasti saya dapatkan.
Tertangkap polisi dan harus berada dalam bui
Suatu hari, ketika saya sedang mengambil barang
di sebuah tempat tersembunyi, tiba-tiba ada polisi yang menyergap saya. Saya
tidak dapat lari lagi. Saya terkepung hingga akhirnya tertangkap. Jujur, saya
tidak tahu mengapa saya tertangkap. Besar kemungkinannya karena persaingan antar pengedar yang ketat.
Memutuskan untuk tidak lagi menjadi seorang pengedar
Setelah keluar dari bui, saya tidak lagi
menjadi seorang pengedar. Alasannya? Saya takut kembali ke dalam sana. Bahkan
saya terlalu takut untuk menghadapi keluarga. Rasa takut tersebut membawa saja
untuk bergabung dengan komunitas dan orang-orang yang tidak menggunakan narkoba.
Ajakan kopi saya sanggupi. Kebetulan, ia adalah
seorang teman yang membuka usaha sebuah warung. Niat awal saya kala itu adalah
hanya untuk bersua bersama teman tersebut. Siapa sangka kalau kesempatan ini mempertemukan saya dengan sosok wanita yang akhirnya saya nikahi.
Kehidupan pasca narkoba membuat saya tersiksa
Tiga bulan setelah menikah, saya sering
sakit-sakitan. Karena tidak lagi bekerja, seluruh kebutuhan kami disokong oleh
istri saya yang harus bekerja. Kalau bisa saya ingat lagi, masa-masa itu adalah masa terburuk bagi saya.
Bagaimana tidak? Tubuh saya terus menginginkan untuk
terus mengonsumsi narkoba. Saya mengigil, gemetaran, sampai harus membenturkan
diri ke tembok. Pada saat itu juga saya menyadari kalau narkoba bukan membawa kehidupan yang semakin baik.
Justru sebaliknya, benda ini membawa saya ke
dalam penderitaan yang teramat sangat. Saya menyadari, ketika saya membutuhkan
sosok teman, mereka tidak lagi peduli terhadap kondisi yang saya alami. Kehadiran mereka hanya semata-mata karena membutuhkan narkoba dari saya.
Kondisi saya yang mengerikan membawa saya kepada Tuhan
Hari-hari yang saya lalui tidaklah menjadi
lebih baik. Saya menderita penyakit dalam paru-paru, mulai dari leher hingga
hati. Penyakit ini membuat saya terbaring sekitar tiga bulan. Setiap ada suapan
makanan yang masuk, saya tidak lagi mampu menelannya. Bahkan air putih pun seakan membuat tenggorokan saya semakin terluka.
Saat berhadapan dengan seorang dokter, ada satu kalimat yang membuat saya memiliki
pengharapan untuk bisa hidup. Ia berkata, “Penyakit itu bisa disembuhkan ketika
kita percaya bahwa kesembuhan itu ada.” Selama punya harapan dan percaya kepada Tuhan, maka kesembuhan akan terjadi atas saya.
Pada detik itu pula saya bisa merasakan ada
aliran kuasa Tuhan yang masuk ke dalam tubuh saya. Kala itu saya percaya kalau
kesembuhan sudah terjadi dalam tubuh ini. Saya percaya kalau Tuhan sangat
mengasihi saya. Saya meyakinkan diri saya sendiri kalau saya ini adalah anak Tuhan, saya ingin sehat dan pulih seperti orang lain.
Saya sembuh. Tidak ada kata lain yang lebih
manis untuk di dengar, selain kesembuhan saya. Mujizat terjadi atas saya.
Sesampainya di rumah, saya merenungkan setiap perbuatan yang saya lakukan,
betapa saya menyakiti hati Tuhan.
Saat merenung itu lah, saya mendengar kata
Tuhan, "Carilah Tuhan maka engkau akan hidup." Saya mulai mencari
Tuhan, Ia telah memberikan kehidupan bagi saya. Pemulihan total dan luar biasa
terjadi atas saya.