Kelor
atau dalam bahasa latinnya disebut Moringa Oleifera adalah tanaman tropis yang salah
satunya bisa tumbuh di Indonesia. Tanaman yang satu ini sudah teruji memiliki
kandungan zat aktif yang mujarab dan ampuh menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Hampir setiap
bagian dari tanaman ini bisa dimanfaatkan sebagai obat kesehatan, mulai dari bunga, daun, hingga bijinya.
Sejarah pertama penggunaan kelor sebagai pengobatan dimulai sejak otoritas kesehatan di seluruh dunia menguji tanaman ini sebagai obat untuk mengatasi gejala kekurangan gizi. Sebelum itu, tanaman ini biasa dijadikan obat tradisional lebih dari 4000 tahun.
Karena tanamannya
yang mudah tumbuh, Kelor pun banyak ditanam di daerah kering dan miskin seperti
Somalia dan India. Biasanya masyarakat akan menjadikan tanaman ini sebagai bahan makanan saat dalam kondisi kelaparan.
Dari hasil penelitian, para ilmuwan menemukan beberapa manfaat besar Kelor bagi kesehatan.
1. Kelor kaya nutrisi bergizi
Hampir semua
dari bagian tanaman Kelor bisa dimakan atau dijadikan sebagai obat-obatan herbal tradisional. Daun dan buahnya pun bisa dimakan langsung.
Dari penelitian ditemukan kalau secangkir teh daun kelor mengandung nutrisi-nutrisi ini:
2 gram Protein
19 % Vitamin B6
12 % Vitamin C
11% Zat Besi
11 % Riboflavin (B2)
9% Vitamin A
Di negara-negara
Barat, daunnya biasanya akan dikeringkan lebih dulu kemudian dijual sebagai suplemen makanan, baik dalam bentuk bubuk maupun kapsul.
Dibanding daunnya,
buah Kelor mengandung jauh lebih sedikit vitamin dan mineral. Tapi sangat tinggi Vitamin C. Secangkir buah kelor mengandung 157% vitamin C.
2. Kelor kaya akan antioksidan
Antioksidan
bermanfaat untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh kita. Biasanya tingkat radikal
bebas yang tinggi bisa menyebabkan stress dan berujung pada penyakit kronis seperti jantung dan diabetes tipe 2.
Tapi dengan
bubuk daun kelor, radikal bebas bisa ditangkal. Adapun kandungan antioksidan di
dalam Kelor terdiri dari: Beta Karoten, Quercetin, dan asam klorogenat. Saat seseorang
mengkonsumsi 7 gram (1.5 sendok teh) bubuk Kelor setiap hari selama tiga bulan secara signifikan bisa meningkatkan antioksidan dalam tubuh.
Sementara ekstrak
daun kelor bisa juga digunakan sebagai bahan pengawet makanan, seperti meningkatkan daya simpan daging.
3. Kelor berguna menurunkan kadar gula darah
Gula darah yang
tinggi bisa menjadi masalah kesehatan yang serius. Hati-hati karena hal ini bisa jadi tanda-tanda awal penyakit diabetes loh.
Seiiring
waktu, gula darah yang tinggi bisa menimbulkan risiko serius bagi kesehatan,
seperti serangan jantung. Untuk alasan inilah, penting selalu menjaga gula darah tetap sehat dan normal.
Dari hasil penelitian
yang dilakukan kepada 30 perempuan yang meminum 7 gram bubuk daun kelor setiap
hari selama tiga bulan. Mereka secara menakjubkan mengaku mengalami penurunan kadar gula darah hingga 13.5%.
Selain itu, sebuah penelitian yang dilakukan kepada 6 pasien diabetes menemukan bahwa menambahkan 50 gram daun kelor ke dalam makanan mengurangi kenaikan gula darah sebesar 21%.
4. Kelor bisa mengurangi peradangan
Peradangan adalah
respon alami tubuh ketika mengalami infeksi atau cedera. Di satu sisi,
peradangan dianggap sebagai mekanisme perlindungan. Tapi ketika hal ini berlangsung cukup lama itu malah bisa jadi pertanda buruk bagi kesehatan.
Gejala radang
yang berkelanjutan diyakini jadi tanda timbulnya beragam penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker.
Selain
Kelor, buah, sayuran dan rempah-rempah juga diyakin ampuh mengatasi peradangan. Yang termasuk diantaranya adalah kunyit dan buah delima.
5. Kelor bermanfaat menurunkan kolesterol
Tingginya kadar
kolesterol darah telah dikaitkan dengan gejala peningkatan risiko penyakit jantung.
Banyak makanan
nabati lain yang memang bermanfaat untuk mengurangi kadar kolesterol seperti biji
rami, oat dan almond. Tapi hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa kelor juga punya manfaat serupa untuk menurunkan kolesterol.
6. Kelor bisa melindungi tubuh dari toksin arsenik
Toksin atau keracunan arsenik (zat kimia berbahaya) dari makanan dan air adalah masalah kesehatan yang sangat lazim di berbagai
belahan dunia. Hal ini bisa bersumber dari beras, karena kandungan kadar arseniknya yang sangat tinggi.
Meskipun toksin
arsenik ini tidak secara langsung dirasakan, tapi dalam jangka waktu yang panjang arsenik bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Dalam
sebuah studi ditemukan bahwa paparan arsenik dalam jangka waktu yang panjang bisa meningkatkan risiko penyakit kanker dan penyakit jantung.
Beberapa penelitian
pada tikus menunjukkan bahwa daun dan biki kelor bisa melindungi tubuh terhadap beberapa efek toksin arsenik.
Jadi, dari
berbagai keterangan di atas kita bisa menyimpulkan bahwa kelor sudah banyak digunakan
untuk pengobatan tradisional maupun obat resmi secara medis. Selain mampu mengurangi
kadar gula dalam darah, menurunkan kolesterol, mengandung antioksidan yang tinggi,
Kelor juga sangat bermanfaat dalam mengobati busung lapar.
Dengan kandungannya
yang kaya inilah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan Dunia
(FAO) mengakui bahwa kelor bisa jadi obat untuk beragam penyakit.