Dianggap Intoleran, Begini Sebenarnya Cerita Gereja Jayapura Protes Pembangunan Masjid
Sumber: kemenag.go.id

Nasional / 19 March 2018

Kalangan Sendiri

Dianggap Intoleran, Begini Sebenarnya Cerita Gereja Jayapura Protes Pembangunan Masjid

Lori Official Writer
19508

Terkait berita viral yang menyatakan bahwa gereja Jayapura melakukan protes atas bangunan salah satu masjid di sana, salah satu laman media online memuat judul yang mengandung pergunjingan publik. Judulnya dituliskan ‘Petinggi gereja di Jayapura tunjukkan sikap intoleran’.

Sementara berita-berita lainnya seolah menyudutkan pihak gereja dan menunjukkan sikap penolakan soal kehadiran rumah ibadah seperti masjid.

Padahal, telah disampaikan berulang kali oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga keagamaan, supaya masyarakat jangan begitu saja mudah percaya oleh berita-berita yang tersebar di media sosial maupun online. Namun untuk kali ini masyarakat tampaknya masih mudah termakan berita menyimpang.

Keterangan: Pihak Persekutuan Gereja-gereja Jayapura (PGGJ)

Kronologi berita yang sebenarnya

Untuk meluruskan masalah ini, seperti dikutip dari Tabloidjubi.com, Minggu (18/3), secara resmi menyampaikan bahwa MUI Papua menghimbau supaya masyarakat jangan mudah percaya kepada media sosial.

Demikian kutipan pertanyaannya:

“Majelis Ulama Indonesia Provinsi Papua menganggap polemik menara masjid Al-Aqsa tidaklah segmenting apa yang didengar oleh orang-orang di Jakarta atau luar Papua.”

“Kami di Papua baik-baik saja. Tidak seperti yang didengar oleh orang-orang di luar Papua,” ujar Ustad Saiful Islam Al Payege, Ketua MUI Papua kepada Jubi melalui sambungan telepon, Minggu (18/3/2018) menanggapi surat pernyataan beberapa denominasi gereja yang diterbitkan pada hari Jumat (16/3/2018).

Selain itu Ustad Saiful juga menegaskan, pertemuan yang dilakukan bersama Persekutuan Gereja-gereja Jayapura (PGGJ) Kabupaten Jayapura itu berisi dialog soal penyampaian aspirasi pihak gereja kepada MUI. Tak ada masalah sama sekali soal aspirasi tersebut. Malahan MUI mengaku terbuka dan siap berdialog dengan pihak manapun terkait persoalan-persoalan aktual keagamaan yang terjadi di Papua.

Dengan tegas, dia menekankan supaya masyarakat dan media massa tidak terlalu percaya dengan informasi di media sosial karena informasinya lebih banyak tidak jelasnya.

“Jangan terlalu percaya media sosial. Karena banyak tidak jelasnya. Saya sesalkan juga orang yang mengupload surat pernyataan itu ke media sosial,” ucapnya.

Sementara pernyataan protes atas pembangunan masjid tersebut sebenarnya lebih kepada himbauan saja.

Melalui pernyataan Ketua PGGJ Kabupaten Jayapura Robby Depondoye, disampaikan supaya tinggi menara masjid Al Aqsa, yang terletak di Jalan Raya Sentani, jangan melampaui tinggi dari dua gereja di sekitarnya. Karena itu, PGGJ menghimbau supaya pembangunan menara bisa dipertimbangkan lagi.

Selain itu, Robby juga mengatakan ada delapan poin penting yang juga tertuang dalam surat pertanyaan tersebut, diantaranya larangan penggunaan seragam sekolah dengan atribut agama tertentu serta larangan pembangunan musholah di tempat-tempat umum, perkantoran, sekolah, pasar dan tempat umum lainnya.

Untuk menanggapi pernyataan sikap PGGJ, pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan dialog bersama pihak terkait yang difasilitasi oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua. Tak ada hal-hal berarti yang tampak mengganggu keamanan di Papua setelah pertemuan tersebut. MUI bahkan mengaku situasi di sana masih dalam kondisi aman. 

Sumber : Tabloidjubi.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami