Berdiam Dirilah Sejenak Kalau Itu Memang yang Tuhan Mau Darimu

Kata Alkitab / 18 March 2018

Kalangan Sendiri

Berdiam Dirilah Sejenak Kalau Itu Memang yang Tuhan Mau Darimu

Lori Official Writer
15823

Saat Habakuk melihat penindasan merajalela di bangsa-bangsa, dia mendesak Allah untuk menyatakan keadilan-Nya. “Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong?” (Habakuk 1: 2). Tapi tahukah kamu kalau Allah selalu mengindahkannya.

Kata-Nya, “Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya . . . yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya” (Habakuk 2:6, 9).

Secara manusia, kita pasti berharap Tuhan bisa segera mengadili orang-orang jahat, para kriminal, mafia dan kelompok teroris yang suka membunuh warga sipil yang tak punya kepentingan dengan mereka. Tapi di kitab Habakuk dituliskan bahwa Tuhan tidak tuli atau Dia melihat semua hal yang sedang terjadi. Yang Dia mau untuk kita lakukan justru berdiam diri dihadirat-Nya.

“Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!” (Habakuk 2: 20)

Kenapa? Karena dengan diam dan berlutut dihadirat Tuhan, kita bisa mempercayaiNya dengan segenap hati. Dia tak perlu teriakan kita atau sikap kritis kita supaya Dia bertindak membereskan kekacauan di bumi. Dia hanya butuj hati kita dan iman kita untuk menggerakkan surga terbuka.

Setelah mendengar ucapan Allah, Habakuk pun mengerti dan mulai berdoa di hadapan Tuhan (baca Habakuk 3).

Kenapa berdiam diri penting?

Saat kita datang dengan segenap hati kepada Tuhan, Dia akan menyatakan diriNya dan hadiratNya akan kita rasakan. Meskipun kondisi dunia saat ini seperti api yang menghaguskan dan menghancurkan, tapi mereka yang hidup di dalam Dia tidak akan terbakar. Allah itu ibarat aliran air hidup yang menyegarkan. Kita akan mengalami kelegaan di dalam Dia kalau kita datang, berseru dan fokus kepada hadiratNya.

Baca Juga : Berdiam Diri

Saat kita berdiam diri di dalam hadirat-Nya, kita akan mengalami beberapa hal ini:

- Diberikan penglihatan tentang sesuatu yang penting

“…yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan..” (Yesaya 46: 10)

Hal ini dialami oleh Nehemia maupun Daniel. Saat Nehemia berseru kepada Tuhan dalam doa dan puasanya, Tuhan menunjukkan apa yang hendak dilakukannya ke depan. Begitu juga dengan Daniel yang diselamatkan Tuhan dari gua singa karena doa dan imannya.

- Diteguhkan untuk menghadapi setiap proses

“…yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusan-Ku dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.” (Yesaya 46: 11)

Rencana Allah bagi kita bukan sekedar janji. Apa yang sudah Dia janjikan akan selalu ditepati. Dalam kisah 3: 18-21, Tuhan berjanji akan mendatangkan waktu kelegaan, yaitu waktu mendapatkan kesegaran dan mendapatkan pemulihan. Tuhan mau membentuk kita dengan proses. Sembari menopang kita, Dia mau kita menikmati waktu menyembah dan memuji-Nya dalam situasi yang tenang.

Saat kita dekat dengan Tuhan, tubuh, jiwa dan roh kita memuji Tuhan dan situasi di sekitar kita tidak akan mempengaruhi kita. Sukacita yang kita srasakan tidak tergantung dengan situasi di luar tetapi dari dalam diri kita.

- Kebenaran firman Tuhan akan memberikan kita ketenangan

“Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.” (Yesaya 32: 17)

Ketenangan atau damai sejahtera datang dari kebenaran firman Tuhan. kebenaran itulah yang membuat kita merasa damai dan tidak dikejar-kejar ketakutan atau bahkan kegeraman. Orang yang dipenuhi damai sejahtera tidak akan mudah bereaksi atau meresponi dengan cara yang salah. Sebaliknya, mereka akan lebih berhikmat dan bijaksana dalam menghadapi kondisi yang ada dihadapannya.

Untuk lebih memahami pentingnya momen ‘berdiam diri dihadapan Tuhan’, berikut kisah yang bisa kita renungkan sebagai penutup artikel ini.

Adalah seorang pria bernama Henry Weiss, yang ahli meloloskan diri dari berbagai perangkap entah itu tali, pintu sel, borgol dan yang lainnya. Di suatu kali dia dipenjara di sebuah sel kecil bernama British Isles. Saat itu dia berencana hendak meloloskan diri dengan mengotak-atik kunci sel.

Biasanya, dalam hitungan tuga puluh detik dia sudah bisa membuka kunci sel, tapi kali itu meleset. Dia pun lelah, frustrasi dan menyerah. Dia memutuskan untuk berhenti dan hanya diam sembari menyandarkan diri ke pintu. Anehnya, pintu itu tiba-tiba terbuka begitu saja. Rupanya pintu itu memang tak terkunci.

Dalam berbagai situasi yang kita hadapi, kita seringkali berespon yang salah. Kita berusaha mendesak Tuhan untuk mengubah kondisi kita atau memberikan solusi. Tapi lupa bahwa sebenarnya yang Tuhan mau adalah supaya kita berdiam disi sejenak dan mendengarkan suaraNya. Dia mau kita lebih dulu tenggelam dalam hadiratNya dan tak terpengaruh dengan semua kekhawatiran kita.

Jadi, kalau kamu merasa hari ini Tuhan rasanya tak peduli dengan kondisimu, mungkin Dia mau kamu berdiam diri sejenak dalam hadiratNya.

Sumber : Berbagai Sumber/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami