Beberapa waktu yang lalu, saya tengah membaca sebuah berita
di media sosial. Seorang anak memotong leher sang ibu hanya karena tidak
diberikan uang sebesar 500 ribu.
Kejadian itu ketika sang ibu sedang di sawah dan sang anak
datang untuk meminta uang. Namun sang ibu berkata "nggak ada uang."
Sang anak memaksa dan si ibu tidak bisa memberikan. Hingga
akhirnya sang anak menjadi marah, dia mengejar ibunya dan memenggal kepalanya
hingga mati. Dan kini sang anak dipenjarakan.
Apakah itu bentuk kejahatan? Tentu jawabannya adalah 'iya'.
Apakah itu karena dia nggak bisa mengontrol emosinya? Jawabannya tetap 'ya, pria tersebut tidak sabar dan memaksakan kehendaknya bahkan mengikuti kedagingannya.
Berapa banyak diantara kita yang akhirnya melakukan sesuatu
yang salah ketika kita tak mampu menahan amarah kita?
Berapa banyak para suami memukul sang istri karena marah?
Berapa banyak isteri mengeluarkan kata-kata penghinaan dan tak menghormati
suami hanya karena marah?
Berapa banyak pertemanan menjadi berantakan hanya karena tak bisa kontrol amarah?
Dulu saya adalah orang yang pemarah. Saya akan marah jika
orang marah kepada saya, saya akan marah jika ada orang yang membuat saya
kecewa. Kamu harus tahu, untuk mengontrol emosi itu sangatlah tidak mudah.
Memang emosi harus di keluarkan tetapi kita harus tahu kapan dan bagaimana caranya untuk mengeluarkan emosi tanpa menyakiti hati siapapun.
Setelah saya mengenal Yesus, saya mulai melakukan cara yang berbeda untuk menahan marah saya. Saat seseorang membuat saya kecewa dan ingin marah, saya lalu pergi ke tempat sembunyi dan menangis. Saya ingat bagaimana saya merasa pilu dan harus mengalah menahan amarah saya dan berdoa di kamar mandi ketika teman menyakiti hati saya "Tuhan, ampuni jika aku salah dan ampuni mereka."
Bagiku itu tidak mudah, tetapi setelah saya belajar 3 tahun, kini saya terbiasa dan mulai terbiasa menahan amarah.
Mazmur 37:8-9 menuliskan "Berhentilah marah dan
tinggalkanlah panas hari itu, jangan marah, itu hanya membawamu kepada
kejahatan."
Nggak hanya itu, ayat 9 melanjutkan bahwa orang jahat akan
dilenyapkan.
" Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri." (ayat 9).
Firman ini sangat jelas menuliskan bahwa amarah hanya
membawa kita kepada kejahatan. Sehingga kita harus belajar menahan amarah kita,
kita harus sabar dan belajar menguasai diri sendiri.
"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang
menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32).
Ketahuilah, sebab amarah tidak mengerjakan kebenaran di
hadapan Allah (Yak 1:20).
Tetap semangat dan padamkan amarahmu. Tujuan utama kita
bukan untuk memuaskan kedagingan tetapi bagaimana hidup kita menjadi berkat dan
memuliakan nama Tuhan.