Billy Graham dimakamkan pada hari
Jumat, 2 Maret 2017 lalu. Ia meninggal pada usianya yang ke 99 tahun, setelah
ia menjadi seorang pelayan Tuhan yang telah memberitakan kabar baik ke seluruh penjuru dunia selama 60 tahun.
Pemakamannya dihadiri oleh
sekitar 2000 orang, termasuk Presiden dan Wakil Presiden Amerika, Donald Trump
dan Mike Pence. Untuk mengiringi pemakamannya, Graham telah merencanakan dan memilih 6 lagu untuk dinyanyikan bersama dengan para hadirin di pemakaman.
Rencana dan pilihan mengenai
musik yang akan mengiringi pemakamannya ini sepertinya terinspirasi dari seorang
teman lama sekaligus seorang direktur musik, Cliff Barrows. Cliff Barrows sendiri telah berpulang ke rumah Bapa pada tahun 2016 lalu.
Cliff Barrows mengatakan kepada Tom Bledsoe
mengenai keinginannya. Pertama, buatlah orang-orang menyanyi, dan ia ingin agar mereka menyanyikan lagu-lagu mengenai Yesus. "Saya
ingin ada banyak musik yang diputar," katanya kepada Tom Bledsoe selaku rekan Graham dan Barrows di Graham Evangelistic Association, "Saya ingin orang-orang bernyanyi."
Berikut adalah enam lagu yang mengiringi pemakaman Billy Graham.
1. “Until Then” (Stuart Hamblen, 1958), yang dinyanyikan oleh penyanyi Linda McCrary-Fisher.
Hamblen merupakan anak seorang penghotbah
sekaligus penyanyi cowboy pertama. Namanya pernah melejit sebagai seorang
pemain film dari usianya yang ke 30 hingga 40 tahun. Kemudian, ada masanya dimana Hamblen mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.
Menjelang akhir 40an, ia dikenal sebagai
pembohong dan tukang main curang. Namun, sejak pertemuannya dengan Billy Graham, ia diselamatkan dan menggunakan bakat musiknya untuk kemuliaan Tuhan.
2. “All Hail the Power of Jesus’ Name” (Edward Perronet, 1779), oleh paduan suara jemaat yang dipimpin oleh Bledsoe.
Lagu ini ditulis pada tahun 1780, ketika
Perronet menulis liriknya, ia mempercayakan melodinya kepada seorang pemusik
bernama William Shrubsole, yang menulis lagu "Miles Lane." Ia sangat
menyukai hasil lagunya tersebut, sehingga ketika meninggal, Perronet meninggalkan sebagian uangnya untuk Shrubsole setelah kematiannya.
3. “Above All” (Lenny LeBlanc and Paul Baloche, 1999), dinyanyikan oleh seorang pemusik dan penyanyi Michael W. Smith.
Michael W. Smith nampak terhanyut dengan lagu
saat membawakan lagu ini. Lagu yang ditulis oleh Paul Baloche dan lenny LeBlanc ini ditujukan untuk Hosanna Musik.
4. “Because He Lives” (Bill and Gloria Gaither, 1970), dinyanyikan oleh the Gaither Vocal Band.
Ditulis oleh Gloria dan Wiliam Gaither, lagu
ini bukanlah yang pertama bagi mereka. Mereka telah berhasil beberapa lagu pada
zamannya. Dalam karyanya yang satu ini, Gloria bertugas sebagai pencipta lirik, sementara Wiliam lah orang yang ada dibalik musik yang mengalun dengan indah.
5. “To God Be the Glory” (Fanny Crosby/William Howard Doane, 1875), oleh paduan suara jemaat yang dipimpin oleh Bledsoe.
Fanny adalah seorang guru yang buta yang telah
banyak menulis dengan banyak nama samaran. Ia menikah dengan seorang musisi yang juga buta dan telah menulis dan menciptakan lebih dari 8000 lagu.
6. “Amazing Grace,” yang dipimpin oleh Paus Major William Boetticher.
Sebagai lagu penutup, Graham memilih lagu yang
ditulis oleh John Newton ini. Sebelum akhirnya menjadi lagi Amazing Grace yang
terkenal, lirik milik Newton ini telah banyak di komposisikan dengan lebih dari 20 komposer.
Dilansir dari Christianity Today, berikut
adalah pendapat dari John Witvliet, soerang direktur sebuah sekolah Kristen dan sekaligus seorang profesor mengenai pilihan lagu Graham.
Setiap lagu ini memiliki arti dalam setiap
pelayanan Graham, yaitu kemuliaan bagi Yesus yang telah mati untuk menebus dosa
manusia dan bangkit maut, duduk di sebelah kanan Allah. Fokus Graham disini
juga mengenai kehidupan Yesus di surga, yang merupakan ciri seorang penginjil,
yang menekankan iman secara individu dan kasih.
Rangkaian lagu ini juga adalah lagu-lagu yang
tidak mengekspresikan tua atau muda. Rangkaian lagu ini juga adalah lagu-lagu
yang dapat di jangkau oleh semua kalangan, tua dan muda. Seperti yang kita
tahu, lagu "above all" baru ditulis pada usia Graham yang menginjak
angka 80 tahun. Kebanyakan orang akan memilih lagu-lagu pemakaman yang tidak
diketahui oleh orang lain.