Sebagai pasangan, dalam
menjalaninya, hubungan jarak jauh ada di opsi terakhir. Ketika pacaran dulu,
mungkin yang dipisahkan hanya kita dan pasangan. Namun ketika masuk ke jenjang
pernikahan? Anak-anak mau tak mau harus ikut jadi korban hubungan jarak jauh kita.
Memang sih, waktu bertemu bisa
dikondisikan, pada setiap weekend, misalnya. Tetapi masalahnya, komunikasi
tidak akan terbangun dengan baik. Mereka yang tidak mengalami hubungan jarak
jauh akan lebih mudah cerita, mulai dari tukang sayur yang hobinya ngegosipin ibu dari blok sebelah sampai ada rekan kantor yang kerjaannya bikin susah.
Sementara bagi pelaku hubungan
jarak jauh, cerita tentang diskonan di toko sebelah aja akan menjadi obrolan
seru yang dinantikan. kita yang
mengalami hal ini, berikut adalah beberapa pertimbangan dan bagaimana cara kita menghadapi situasi ini.
1. Jaga komunikasi secara intens
Selain rasa percaya, komunikasi
adalah salah satu benang pengikat kita dan pasangan. Ada banyak masalah yang
bisa timbul jika kita tidak bisa menjaga komunikasi dengan baik. Saat kita
menjalani hubungan pernikahan jarak jauh, biasakan untuk memiliki waktu setiap
harinya untuk sekedar cerita. Sebisa mungkin untuk tidak menyimpannya hingga kita bertemu agar kita tidak kelupaan.
2. Jadwalkan untuk bertemu
Pertemuan adalah hal yang paling
ditunggu-tunggu oleh pelaku hubungan jarak jauh. Jika jarak dengan pasangan
tidak jauh, kita bisa membiasakan untuk bertemu setiap minggu. Dengan begini, kedekatan kita dengan pasangan dan anak-anak bisa terus terjaga.
3. Menata keuangan dengan baik
Hubungan jarak jauh tidak hanya membuat kita
capek pikiran atau tenaga, tetapi juga dompet. Diskusikan mengenai pendapatan,
rencana keuangan secara transparan akan membantu kita agar perekonomian rumah tangga tetap terjaga.
Jika pekerjaan adalah alasan mengapa kita harus
rela menjalani hubungan jarak jauh, maka hal ini penting untuk dikomunikasikan. Tentu saja kita tidak ingin menjalani hubungan ini dalam waktu yang lama.
Karenanya, siapkan rencana keuangan sebagai
pertimbangan mengenai kapan kita akan mengakhiri hubungan jarak jauh ini.
Bagaimana pun juga, rumah tangga baiknya dijalani dalam satu atap tanpa ada jarak yang memisahkan.
4. Siapkan diri dengan kesepakatan-kesepakatan tertentu
Kalau kita lihat di media, berita
perselingkuhan ada dimana-mana. Sebagai pasangan yang menjalani hubungan jarak
jauh, tentu saja kejadian ini menjadi sesuatu yang ditakutkan. Karenanya,
penting bagi kita untuk memiliki kesepakatan-kesepakatan tertentu dengan
pasangan. Misalnya, untuk selalu mengabari apa yang akan dilakukan seharian ini, atau jaga jarak dengan lawan jenis.
5. Bergumul dengan Tuhan
Kenyataannya, masalah suami istri tidak hanya
dihadapi oleh kita yang menjalani hubungan jarak jauh. Jika kita tidak
menempatkan Tuhan sebagai kepala keluarga, seraya godaan-godaan semasa hubungan
ini tidak akan bisa kita lewati dengan baik.
Saat sudah menikah, kita dan pasangan sudah
menjadi satu dalam Tuhan. Ada baiknya jika pernikahan dijalani tanpa adanya
jarak. Ketika kita menghadapi situasi ini, percayakan kepada Tuhan kalau
rencanaNya adalah yang terbaik.