Saat Menghadapi Akibat Masa Lalu,Tinggalkan atau Perbaiki?
Sumber: cbn.com

Kata Alkitab / 7 March 2018

Kalangan Sendiri

Saat Menghadapi Akibat Masa Lalu,Tinggalkan atau Perbaiki?

Inta Official Writer
3909

Beberapa hari yang lalu ada sebuah berita yang menggemparkan tersiar di surat kabar. Di sana, tertulis kalau ada seorang ibu sedang mencari pelaku yang telah memerkosanya beberapa tahun silam. Bukan untuk menuntut sebuah hukuman, namun ia meminta bantuan agar lelaki tersebut bersedia untuk mendonorkan tulang belakang pada anak hasil pemerkosaannya.

Disebutkan pula kalau anak tersebut menderita penyakit leukimia dan harus segera mendapatkan pendonor. Satu-satunya orang yang bisa membantunya adalah si pemerkosa, yang merupakan ayah kandung dari anak tersebut.

Kisah yang sangat tragis ini sampai pada sebuah keluarga di meja makan. Sang istri mengatakan "Aku sangat mengagumi ibu dari anak tersebut. Bila aku berada di posisinya, aku akan berpikir seribu kali untuk bisa membesarkan seorang anak hasil perkosaan. Dan lebih kagum lagi pada suami dari wanita tersebut yang bersedia menerima kondisi wanita dan anaknya."

Baca juga: Satu Hal Kecil Ini Bisa Merusak Gambar Diri Kita Sebagai Orang Percaya, Lho

Sementara istri sibuk bercerita panjang lebar mengenai pendapatnya, suami tiba-tiba membuka suara, “bagaimana pandanganmu terhadap si pelaku?” Sambil mengernyitkan wajahnya, istri menjawab, “tentu saja aku tidak akan pernah bisa memaafkannya.”

Keesokan harinya, suami mengajak istrinya jalan-jalan. Bagi sang istri, suaminya adalah sosok yang sangat baik bagi keluarga. Sangat bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Setiap karyawan di perusahaan tempat suaminya bekerja selalu mengatakan kalau ia adalah atasan yang baik dan ramah.

Berbeda dari hari–hari biasanya, raut wajah suami nampak suram. “Lagi banyak masalah, kali ya,” gumam sang istri. Tetapi, kemudian ia mengajak sang istri makan di sebuah restoran yang sepi. Ia mulai membuka pembicaraan yang cukup serius.

“Ma, sepertinya aku adalah ayah dari anak yang kemarin kita bicarakan. Aku ingin menyelamatkannya,” ucapnya. Raut wajah sang istri seketika berubah, mencari-cari celah siapa tahu suaminya ini sedang bercanda. Namun tidak, tatapan suaminya itu tajam dan raut wajahnya sangat serius.

“Kamu bohong kan, pa? Tega sekali,” teriak sang istri sembari meninggalkan suaminya. Sebagai ibu dari tiga orang anak, sang istri sangat hancur. Bagaimana mungkin suaminya tega bisa menipu dan menyimpan kebohongan tersebut bertahun-tahun lamanya?

Sesampainya di rumah, sang istri kemudian mengemasi semua barangnya. Bersama ketiga orang anaknya, ia kembali ke rumah orang tuanya. Ia menceritakan semuanya sambil menangis. Orang tuanya yang terkejut, kemudian mencoba untuk tersenyum.

“Nak, tahukah kamu kalau butuh banyak keberanian untuk mengatakan hal yang sejujurnya tersebut kepadamu?  Ia tahu kalau masa lalunya sangat kelam, namun ia kini sedang mencoba untuk memperbaikinya.

Ia akhirnya menyadari dan mendapatkan kesempatan untuk menebus kesalahan tersebut. Bukankah ini menandakan kalau ia masih punya hati nurani? Atau kamu ingin sosok seorang suami yang memendam semua kepahitan ini dalam hatinya?” Kalimat yang terlontar dari orang tuanya membuat sang istri tersadar. Ia kemudian kembali ke rumahnya dan mengatakan untuk segera menolong anak itu.

Setiap dari kita pasti memiliki kesalahan. Ketika kita mendapati seseorang menyimpan kebohongan yang menyakiti hati kita, tugas kita adalah untuk memaafkannya. Kesalahan dan dosa sudah melekat dalam setiap manusia. Tetapi hal ini tidak lantas kita kehilangan pengharapan dalam kehidupan ini.

Ingatlah kalau Kristus sudah menebus kita dengan darah-Nya yang mahal. Itulah yang membuat kita berharga. Dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan tersebut sudah dibayar lunas oleh Kristus di kayu salib. Kini, tugas kita adalah untuk menyenangkan hati-Nya sebagai rasa ucapan syukur atas semua kebaikan yang Ia berikan kepada  kita.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami