Luar Biasa, Pernyataan Anne Graham Lotz Mengenai Kematian Ayahnya, Billy Graham

Spirituality / 22 February 2018

Kalangan Sendiri

Luar Biasa, Pernyataan Anne Graham Lotz Mengenai Kematian Ayahnya, Billy Graham

bagusp Official Writer
3519

DADDY IS HOME

2 Februari 2018


PERNYATAAN ANNE GRAHAM LOTZ


Mengenai kematian ayahnya, Billy Graham


Warisan Bapa adalah salah satu yang mencakup dunia ... dan menelan hidupku sendiri. Ketika saya memikirkannya, saya tidak memikirkan Billy Graham, tokoh masyarakat. Aku memikirkan ayahku. Orang yang selalu menjadi seorang petani di dalam hati. Seseorang yang mencintai anjing dan kucingnya. Seseorang yang mengikuti pola cuaca hampir sedekat yang dia lakukan dalam acara dunia. Seseorang yang memakai jeans biru tua, sweater yang nyaman, dan topi baseball. Seorang yang menyukai kopi suam-suam kuku, es teh manis, satu sendok es krim, dan hamburger polos dari McDonald's. Seseorang yang tertarik pada segala hal dan semua orang, dari yang kecil sampai yang luar biasa. Seorang yang memiliki pikiran yang mengingat rincian detil yang bahkan komputer pun akan kesulitan untuk mengingatnya.


Tapi saat aku memikirkannya aku juga memikirkan pesannya karena dia terbenam di dalamnya. Penuh di dalamnya. Dia adalah pesan itu sendiri ... seorang pria sederhana yang telah menanggapi kasih Allah dengan menaruh imannya kepada Yesus, menerima kepastian bahwa dosanya telah diampuni, bahwa dia tidak akan binasa, namun akan memiliki kehidupan yang kekal. Iman yang sederhana. Iman yang sekarang lebih penting dari hal lainnya.


Selama bertahun-tahun, Saat dia berkhotbah, yang ada diatas kepalanya adalah banner atau spanduk yang mengutip kata-kata Yesus: Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Yesus menyelesaikan kalimat itu dengan mengatakan bahwa tidak ada yang datang kepada Bapa selain melaluiKu. Berdasarkan apa yang Yesus katakan, Ayah aman bersama Bapa. Di surga. Ayah tidak hanya mengklaim Yesus sebagai satu-satunya Jalan menuju Tuhan, dia hidup oleh Kebenaran secara terbuka dihadapan semua orang dan secara pribadi di balik pintu tertutup, dan sekarang menikmati kehidupan nyata.


Saya sering menyatakan bahwa saya dibesarkan oleh orang tua tunggal karena pelayanan membawa ayah saya menjauh dari keluarga kita-selama beberapa minggu dan bulan sekaligus. Ayah memperkirakan bahwa dia telah pergi dari rumah kira-kira 60 persen selama tahun pertumbuhan anak-anaknya. Sekarang, dia telah pergi lagi. Kali ini, dia tidak akan kembali. Paling tidak, tidak sampai Yesus datang kembali.


Sementara dia mungkin absen secara fisik dan suaranya sunyi, saya yakin bahwa pesannya akan terus bergema sepanjang generasi yang akan datang. Doaku pada hari ini saat dia pindah ke Rumah Bapa adalah bahwa kematiannya akan menjadi seruan. Bahwa puluhan ribu pastor, guru, penginjil, dan pria dan wanita biasa akan bangkit untuk menggantikannya. Bahwa mereka akan menerima pesannya seperti tongkat yang dilewati dalam balapan estafet dan dengan setia menyampaikannya kepada orang-orang yang dengannya mereka berhubungan. Karena pesan Ayah adalah pesan Tuhan. Dan ini adalah pesan harapan sejati untuk masa depan, tentang cinta masa kini, pengampunan untuk masa lalu.


Ini adalah sebuah pesan, yang jika diterima, akan membawa awal yang baru, sukacita yang tak tergoyahkan, kedamaian yang tidak dapat dijelaskan, sesuatu yang kekal, makna dan tujuan abadi, dan membuka pintu Surga.


Pesan inilah yang dibawa Ayah ke dunia, yang merasuki hati saya sendiri sebagai seorang gadis muda dan telah menciptakan di dalam diri saya sebuah tekad yang penuh semangat untuk mengkomunikasikannya kepada orang sebanyak mungkin. Jadi, meski air mata saya sepertinya tidak berujung, saya diam-diam membarui hidup saya untuk mengambil dan membawa tongkat estafet itu. Maukah kamu melakukan hal yang sama?


Halaman :
1

Ikuti Kami