Seorang kakak yang mengasihi adiknya
Adalah Mikhael Lendo, seorang
kakak yang sangat mengasihi adiknya, Esther. Meski Esther bukanlah adik kandung
Mikhael, ia mengaku
kalau sangat menyayangi adiknya ini karena Esther adalah adik yang dinantikan
selama 12 tahun lamanya.
Mikhael dan Esther melihat ayahnya sedang cek-cok dengan seseorang saat sedang berada di belakang untuk membersihkan ikan. Karena ia saat itu merasa tidak memiliki apa-apa, ia memilih untuk diam. "Kalau saya bisa bela keluarga, saya akan berada di paling depan. Tapi saya tidak punya apa-apa, yaudah saya diam," ungkapnya.
Sesuatu ganjal terjadi pada Esther
Natal tahun itu, Mikhael
sekeluarga hendak merayakan malam dengan bersantap sekeluarga. Pandangannya
mengarah pada salah satu channel tv
yang saat itu sedang memutar sebuah acara dukun selama beberapa saat. Kemudian
ia dibuyarkan oleh perintah sang mama untuk mengambil lauk lain yang ada di
dapur.
Tidak lama setelahnya Esther mengeluhkan kalau
perutnya sangat sakit. Kondisi ini membuat seisi rumah panik, terlebih saat
mendapati kalau Esther hingga mengalami batuk berdarah. Esther segera dilarikan
ke rumah sakit.
Esther mengalami perubahan suhu tubuh yang panas dingin, kemudian mengeluhkan kalau perutnya sangat sakit. Perut Esther kian hari kian membesar, ia seringkali juga mengalami batuk berdarah. Meski keluhan Esther nampak parah, hal ini tidak bisa dijawab secara medis. Dokter mengatakan kalau tidak ada yang aneh mengenai sakit yang di derita oleh Esther.
Terpukul dan dendam karena kematian adik membawa Mikhael menjadi pengabdi setan
Selang beberapa hari Esther di opname, Mikhael pamit ke
ayahnya untuk pergi mengambil bantuan dana dari beberapa yang sudah
mengumpulkan uang untuk membantu pengobatan Esther. Tak lama ia pergi, Mikhael
menerima telepon dari ayahnya yang mengatakan kalau Esther telh dipanggil
Tuhan. Dalam kondisi yang berkabung dan terpukul karena kehilangan sosok adik
yang sangat disayanginya, ia merasa kalau tidak bisa berbuat apa-apa.
Satu teman yang mengunjungi rumah
duka saat itu menghampiri Mikhael, bertanya mengenai penyakit Esther yang bisa
dikatakan sangat mendadak dan tidak wajar. Temannya ini mengatakan kalau biasanya
kematian yang tidak wajar bisa jadi disebabkan oleh santet.
Mendengar hal ini tentu saja
membuat hati Mikhael semakin terpukul. Terlebih saat ia kembali teringat pada
punggung Esther yang nampak terbakar dan gosong berbentuk telapak tangan. Ia langsung bertanya mengenai dimana
ia bisa menemukan sosok guru yang bisa mengajarinya ilmu ini.
Setelah mendapat masukan dari
sana sini akhirnya Mikhael mendatangi salah seorang orang sakti dan bertanya
mengenai kebenaran atas kematian Esther. Orang sakti tersebut mengiayakan hal
tersebut. Ia juga menjelaskan kalau pada awalnya santet ini mengarah kepada ayah
Mikhael. Kemudian, karena ayahnya nampak diselubungi oleh cahaya putih, maka dampak santet harus beralih ke
dalam tubuh Esther.
Syarat agar mendapatkan ilmu
sakti tersebut adalah Mikhael harus mandi air kembang, berpuasa selama 12 hari
12 malam dan dikubur di dalam tanah setengah badan. "Jika saya gagal puasa
selama 12 hari 12 malam nantinya, saya bisa gila. Semedi disana tidak hanya
saya duduk diam, namun juga ada gangguan dari makluk halus seperti harimau atau
ular yang mengganggu," jelas Mikhael.
Setelah berhasil melewati puasa
itu Mikhael langsung meminta dukungan dari guru ilmu hitamnya tersebut untuk
menemui orang sakti yang menyantet Esther. Roh Mikhael seakan terpisah dari
tubuhnya, ia bertanya mengenai kebenaran akan santet yang ditujukan kepada
Esther, lawannya mengatakan kalau ia hanya seorang yang dibayar untuk melakukan
hal tersebut. Dengan emosi, Mikhael mengaku bahwa ia berhasil mengalahkan orang
sakti yang menjadi lawannya tersebut.
Sejak kejadian yang menimpa adiknya, dirinya merasa kalau ia harus membantu orang lain agar kejadian seperti Esther tidak terjadi lagi. Ia rela jika harus tidak dibayar saat melakukan hal-hal yang berbau ilmu hitam ini. Kebanyakan pasien Mikhael berhasil sembuh karena kesaktian Mikhael. Ia jadi sombong karena ilmu sakti yang dimilikinya.
Awal perjumpaan Mikhael dengan Tuhan Yesus
Suatu hari, orang tua Mikhael
mendapatkan sebuah undangan sebuah ibadah pemulihan rohani. Mikhael langsung
teringat kepada sebuah kesaksian dari Pak Daud Toni yang tidak berhasil
mengalahkan seorang pendeta
lewat santet. Mikhael pun memilih untuk ikut bersama orang tuanya.
Pada satu sesi dalam ibadah, Pendeta
mengatakan bahwa jika ada diantara orang yang datang merasa mau disembuhkan,
didoakan atau bertobat untuk maju ke depan. Merasa tertantang untuk mencobai
Pendeta dengan ilmu yang dimilikinya, Mikhael pun maju ke depan.
Mikhael mengaku kalau saat ia
melangkahkan kakinya kedepan, ia merasa seperti ada yang menarik. Sampai di
depan pendeta, Mikhael mengangkat tangannya, saat itu juga ia jatuh tersungkur
ke lantai. Kala itu, Mikhael tidak bisa mengingat apapun.
Saat bangun, Mikhael mendapati
kalau semua benda-benda yang berkaitan dengan ilmunya sudah hilang. Saat
dirinya hendak mengingat kembali mantra untuk memanggil ilmu hitam kembali, ia
tidak bisa mengingat apa pun. Ia seakan kehilangan ilmu hitam yang selama ini
dimilikinya hilang.
Suatu hari di pabrik, saya merasa
kalau maag yang saya derita kambuh. Kemudian ada benda yang jatuh hendak
menimpa saya. Namun hal tersebut tidak terjadi. Saat itu lah Mikhael merasa
kalau dirinya mendapatkan pertolongan Tuhan.
"Saya disitu termenung.
Ketika saya kecelakaan di pabrik, ilmu itu tidak bisa meraih tangan saya. Tapi
ada satu tangan yang mampu meraih tangan saya. Saya bisa merasakan sendiri
bahwa tangan Tuhan Yesus yang menopang saya," ungkap Mikhael.
Dalam renungannya, Mikhael menyadari betapa ia
sangat jauh dari Tuhan dan bahkan menduakan Tuhan dengan bergantung pada ilmu
hitam yang dimilikinya. Ia kemudian diingatkan kembali pada Matius 1:37, “Sebab
bagi Allah tidak ada yang mustahil.”