Adik Mati Tidak Wajar Membawaku Menjadi Pengabdi Setan, Mikhael Lendo
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=ODxB6_KX

Family / 23 January 2018

Kalangan Sendiri

Adik Mati Tidak Wajar Membawaku Menjadi Pengabdi Setan, Mikhael Lendo

Inta Official Writer
5040

Seorang kakak yang mengasihi adiknya  

Adalah Mikhael Lendo, seorang kakak yang sangat mengasihi adiknya, Esther. Meski Esther bukanlah adik kandung Mikhael, ia mengaku kalau sangat menyayangi adiknya ini karena Esther adalah adik yang dinantikan selama 12 tahun lamanya.

Mikhael dan Esther melihat ayahnya sedang cek-cok dengan seseorang saat sedang berada di belakang untuk membersihkan ikan. Karena ia saat itu merasa tidak memiliki apa-apa, ia memilih untuk diam. "Kalau saya bisa bela keluarga, saya akan berada di paling depan. Tapi saya tidak punya apa-apa, yaudah saya diam," ungkapnya.

Sesuatu ganjal terjadi pada Esther

Natal tahun itu, Mikhael sekeluarga hendak merayakan malam dengan bersantap sekeluarga. Pandangannya mengarah pada salah satu channel tv yang saat itu sedang memutar sebuah acara dukun selama beberapa saat. Kemudian ia dibuyarkan oleh perintah sang mama untuk mengambil lauk lain yang ada di dapur.

Tidak lama setelahnya Esther mengeluhkan kalau perutnya sangat sakit. Kondisi ini membuat seisi rumah panik, terlebih saat mendapati kalau Esther hingga mengalami batuk berdarah. Esther segera dilarikan ke rumah sakit.

Esther mengalami perubahan suhu tubuh yang panas dingin, kemudian mengeluhkan kalau perutnya sangat sakit. Perut Esther kian hari kian membesar, ia seringkali juga mengalami batuk berdarah. Meski keluhan Esther nampak parah, hal ini tidak bisa dijawab secara medis. Dokter mengatakan kalau tidak ada yang aneh mengenai sakit yang di derita oleh Esther.

Terpukul dan dendam karena kematian adik membawa Mikhael menjadi pengabdi setan

Selang beberapa hari Esther di opname, Mikhael pamit ke ayahnya untuk pergi mengambil bantuan dana dari beberapa yang sudah mengumpulkan uang untuk membantu pengobatan Esther. Tak lama ia pergi, Mikhael menerima telepon dari ayahnya yang mengatakan kalau Esther telh dipanggil Tuhan. Dalam kondisi yang berkabung dan terpukul karena kehilangan sosok adik yang sangat disayanginya, ia merasa kalau tidak bisa berbuat apa-apa.

Satu teman yang mengunjungi rumah duka saat itu menghampiri Mikhael, bertanya mengenai penyakit Esther yang bisa dikatakan sangat mendadak dan tidak wajar. Temannya ini mengatakan kalau biasanya kematian yang tidak wajar bisa jadi disebabkan oleh santet.

Mendengar hal ini tentu saja membuat hati Mikhael semakin terpukul. Terlebih saat ia kembali teringat pada punggung Esther yang nampak terbakar dan gosong berbentuk telapak tangan. Ia langsung bertanya mengenai dimana ia bisa menemukan sosok guru yang bisa mengajarinya ilmu ini.

Setelah mendapat masukan dari sana sini akhirnya Mikhael mendatangi salah seorang orang sakti dan bertanya mengenai kebenaran atas kematian Esther. Orang sakti tersebut mengiayakan hal tersebut. Ia juga menjelaskan kalau pada awalnya santet ini mengarah kepada ayah Mikhael. Kemudian, karena ayahnya nampak diselubungi oleh cahaya putih, maka dampak santet harus beralih ke dalam tubuh Esther.

Syarat agar mendapatkan ilmu sakti tersebut adalah Mikhael harus mandi air kembang, berpuasa selama 12 hari 12 malam dan dikubur di dalam tanah setengah badan. "Jika saya gagal puasa selama 12 hari 12 malam nantinya, saya bisa gila. Semedi disana tidak hanya saya duduk diam, namun juga ada gangguan dari makluk halus seperti harimau atau ular yang mengganggu," jelas Mikhael.

Setelah berhasil melewati puasa itu Mikhael langsung meminta dukungan dari guru ilmu hitamnya tersebut untuk menemui orang sakti yang menyantet Esther. Roh Mikhael seakan terpisah dari tubuhnya, ia bertanya mengenai kebenaran akan santet yang ditujukan kepada Esther, lawannya mengatakan kalau ia hanya seorang yang dibayar untuk melakukan hal tersebut. Dengan emosi, Mikhael mengaku bahwa ia berhasil mengalahkan orang sakti yang menjadi lawannya tersebut.

Sejak kejadian yang menimpa adiknya, dirinya merasa kalau ia harus membantu orang lain agar kejadian seperti Esther tidak terjadi lagi. Ia rela jika harus tidak dibayar saat melakukan hal-hal yang berbau ilmu hitam ini. Kebanyakan pasien Mikhael berhasil sembuh karena kesaktian Mikhael. Ia jadi sombong karena ilmu sakti yang dimilikinya.

Awal perjumpaan Mikhael dengan Tuhan Yesus 

Suatu hari, orang tua Mikhael mendapatkan sebuah undangan sebuah ibadah pemulihan rohani. Mikhael langsung teringat kepada sebuah kesaksian dari Pak Daud Toni yang tidak berhasil mengalahkan seorang pendeta lewat santet. Mikhael pun memilih untuk ikut bersama orang tuanya.

Pada satu sesi dalam ibadah, Pendeta mengatakan bahwa jika ada diantara orang yang datang merasa mau disembuhkan, didoakan atau bertobat untuk maju ke depan. Merasa tertantang untuk mencobai Pendeta dengan ilmu yang dimilikinya, Mikhael pun maju ke depan.

Mikhael mengaku kalau saat ia melangkahkan kakinya kedepan, ia merasa seperti ada yang menarik. Sampai di depan pendeta, Mikhael mengangkat tangannya, saat itu juga ia jatuh tersungkur ke lantai. Kala itu, Mikhael tidak bisa mengingat apapun.

Saat bangun, Mikhael mendapati kalau semua benda-benda yang berkaitan dengan ilmunya sudah hilang. Saat dirinya hendak mengingat kembali mantra untuk memanggil ilmu hitam kembali, ia tidak bisa mengingat apa pun. Ia seakan kehilangan ilmu hitam yang selama ini dimilikinya hilang.

Suatu hari di pabrik, saya merasa kalau maag yang saya derita kambuh. Kemudian ada benda yang jatuh hendak menimpa saya. Namun hal tersebut tidak terjadi. Saat itu lah Mikhael merasa kalau dirinya mendapatkan pertolongan Tuhan.

"Saya disitu termenung. Ketika saya kecelakaan di pabrik, ilmu itu tidak bisa meraih tangan saya. Tapi ada satu tangan yang mampu meraih tangan saya. Saya bisa merasakan sendiri bahwa tangan Tuhan Yesus yang menopang saya," ungkap Mikhael.

Dalam renungannya, Mikhael menyadari betapa ia sangat jauh dari Tuhan dan bahkan menduakan Tuhan dengan bergantung pada ilmu hitam yang dimilikinya. Ia kemudian diingatkan kembali pada Matius 1:37, “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”

Sumber : Mikhael Lendo
Halaman :
1

Ikuti Kami