Kalau ditanya
pendapat kamu soal pacaran yang pamer kemesraan di depan publik atau sering disebut
dengan istilah Public Display of Affection (PDA), menurut kamu gimana sih? Kalau di Indonesia, apa tindakan intim ini memang udah dianggap biasa?
Kata ‘pamer kemesraan’ dalam hal ini memang bukan tindakan semacam berhubungan seks. Tapi lebih ke arah tindakan seperti berpelukan, berciuman, bergandengan tangan, saling merangkul, duduk dipangkuan kekasih, dan kontak fisik yang mengumbar kemesraan lainnya.
Baca Juga : Pro Kontra Fenomena PDA
Kalau di
kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung, tindakan semacam ini mungkin sudah
dianggap biasa. Tapi apakah memang semua orang memakluminya? Menurut pengakuan pasangan
yang suka PDA, hal ini dianggap wajar saja karena menurut mereka itu adalah cara
mereka menunjukkan kasih sayang kepada sang kekasih. Mereka juga melakukan hal
itu supaya orang lain menyaksikan kemesraan hubungan yang mereka jalin. Tapi, benarkah PDA sama sekali nggak bikin orang di sekitarnya risih?
Seperti dikutip
dari Kelascinta.com, disampaikan kalau
sebuah hasil survey yang melibatkan 50 pria dan wanita Indonesia berusia 16-30 mendapati
bahwa terdapat 7 kesimpulan yang disampaikan para responden ini soal PDA. Diantaranya
ada empat tindakan PDA yang dianggap wajar yaitu pegangan tangan (100%), saling
merangkul (80%), berpelukan (48%) dan ciuman kening/pipi (44%). Sementara ada
dua jenis PDA yang dianggap tak pantas dilakukan yaitu grepe-grepe (76%) dan berciuman (24%).
Para
responden ini juga mengaku risih melihat pasangan yang mesra-mesraan dan mengumbar
perhatian ke pasangan di sosial media seperti Twitter dan Facebook. Hal yang paling nggak disukai adalah mengunduh foto mesra di akun jejaring sosial.
Dari hasil survey
ini disimpulkan bahwa sebagian menilai kalau tindakan PDA sangat tidak pantas sebanyak 42%, 28% mengaku jijik dan hanya 14% yang mengaku nggak peduli.
Dari hasil survey
ini, kita menyimpulkan kalau tindakan PDA yang sudah melampaui batas sama
sekali nggak diterima di Indonesia. Sebagian orang mungkin ngerasa masih bingung
sama tindakan PDA ini. Tapi gimanapun kita harus mengacu ke firman Tuhan ya. Apalagi
kalau tindakan memamerkan kemesraan ini dilakukan secara berlebihan dan bikin
orang di sekitar risih. Di Roma 14: 21 yang mengingatkan kita supaya tidak melakukan
sesuatu yang menjadi batu sandungan bagi saudara kita. Itu artinya bahwa tindakan
PDA yang berlebihan tentu saja hanya akan membuat orang-orang di sekitar jatuh dalam dosa.
Mungkin hal
ini dianggap kurang sesuai dengan kata-kata Salomo dalam Kidung Agung yang begitu
blak-blakan mengungkapkan rasa cintanya kepada pasangan. Tapi sebagai orang Kristen
yang hidup dengan firman Tuhan, kita diberikan hikmat dan pilihan tentang bagaimana kita harus menjadi berkat bagi orang lain.
Bagi pasangan
Kristen yang masih berpacaran penting sekali memahami kalau tindakan PDA yang masih ditolerir dan dianggap wajar bisa berupa tindakan hanya sekadar:
1. Berpegangan Tangan
Berpegangan tangan adalah salah satu tindakan cinta yang sering ditunjukkan di depan umum. Hal ini juga menunjukkan kalau pasangan memiliki hubungan yang sangat dekat dan saling melindungi. Kebanyakan orang yang menyaksikan pasangan yang bergandengan tangan pasti tak akan merasa ternganggu.
Baca Juga :
2. Merangkul pasangan dengan lengan
Tindakan yang
satu ini bisa dibilang adalah tindakan pelukan yang dilakukan dengan cara yang cukup
simple. Nggak perlu harus berpelukan berhadapan badan, tapi merangkul pasangan dengan
salah satu lengan juga sudah jadi salah satu bentuk tindakan kasih sayang yang begitu
hangat dan manis. Hal ini pun tak akan menimbulkan pandangan negatif dari orang-orang di sekitar.
3. Mencium tangan
Tindakan berciuman
di depan umum mungkin dianggap wajar-wajar kalau hal itu dilakukan oleh pasangan menikah.
Tapi, bagi kita yang tinggal di negara dengan budaya yang sangat sopan santun, pasangan
pacaran yang berciuman di depan umum rasanya masih sangat tabu. Jadi, untuk menunjukkan
kesopanan ke orang-orang di sekitar, mencium tangan pasangan masih jauh lebih diterima.
Kadang
cinta memang membuat kita lupa diri dan nggak peduli sama orang lain. Kita terhanyut
dalam cinta yang memabukkan dan menggoda kita untuk melanggar aturan-aturan yang
ada di masyarakat. Tapi bagaimanapun, kamu yang memutuskan untuk berpacaran berarti
mengakui kalau dirimu sudah mampu menjaga kekudusanmu dan pasangan di hadapan orang
lain dan juga Tuhan.