Bagi kita yang
tinggal di Indonesia, kita pasti kerap penasaran gimana rasanya bermandikan
salju. Atau bisa menari di tengah guyuran salju nan dingin. Bagi kalian yang
sudah pernah merasakannya pasti punya kesan tersendiri bukan? Mungkin bagi
mereka yang tinggal di negara bermusim dingin bahkan bisa lebih memahami
kondisi ketika salju mengguyur jalanan, rumah dan berbagai tempat. Semuanya
membeku dan tenggelam di tumpukan salju. Ada banyak komentar yang beragam yang
pastinya bisa didengarkan soal penilaian mereka tentang salju. Ada yang mengaku
kesal. Ada juga yang pastinya senang dan beragam komentar lain yang bisa kita dengar.
Tapi
terlepas dari itu, kita tahu pasti kalau salju sekalipun adalah karya ciptaan
Tuhan. Ada banyak hal yang bahkan Dia sampaikan soal salju di dalam firman-Nya. Dia memakai salju untuk membantu kita memahami isi hati-Nya.
Mari memahami isi hati-Nya lewat 10 pelajaran dari salju berikut.
1. Tuhan mengirimnya untuk kita
“karena kepada salju Ia berfirman: Jatuhlah ke bumi, dan kepada hujan lebat dan hujan deras: Jadilah deras!” (Ayub 37: 6)
Sebagaimana
dia berkata kepada salju untuk turun, Dia juga memerintahkan hal serupa kepada
hujan kecil dan bahkan hujan yang lebat. Bayangkan Tuhan bisa memerintah
butiran-butiran salju turun dari langit dan memenuhi bumi. Itu bahkan masih hal
yang kecil sekali bagi Dia. Dengan kuasaNya, Dia bahkan mampu mengguncangkan
dunia hanya dengan sekali pukulan. Siapa kita yang mampu melakukan hal dahsyat semacam itu?
2. Salju mengingatkan kita pada kuasa-Nya
Saat Allah
mengingatkan Ayub tentang kuasa dan kebesaran-Nya yang tak terbatas, Dia
menyebut salju adalah harta arun yang tak terbatas dan yang tak mampu terselami akal manusia.
“Apakah engkau
telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan
batu, yang Kusimpan untuk masa kesesakan, untuk waktu pertempuran dan peperangan?” (Ayub 38: 22-23)
Kita
mungkin ngga bakal pernah tahu soal desain rumit dan sifat ajaib dari setiap
serpihan salju kalau saja Wilson ‘Snowflake’ Bently tidak melakukan
penelitiannya di akhir tahun 1800-an silam. Dia berhasil memotret setiap
serpihan demi sepihan salju dan menghasilkan 5000 foto kompleksitas mikroskopis
dari keindahan salju. Hal inimembuka pengetahuan kita soal kreativitas dan kecerdasan Tuhan yang tak terbatas.
3. Salju melambangkan tentang kasih karunia
Setelah
Allah mengirim Yesus sebagai jurusalamt buat kita, Dia berkata, “Lihatlah
salju! Begitulah Aku memandangmu!” Kata-kata ini bisa kita baca dalam Mazmur
51: 7 dimaka dituliskan demikian, “Bersihkanlah
aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!”
4. Salju adalah hadiah terbaik dari Tuhan
Menyaksikan
butiran-butiran salju yang jatuh bisa jadi pertunjukan yang indah. Putihnya salju
membuat hati tenang dan dinginnya yang menusuk bisa membawa kita pada
perenungan yang mendalam. Inilah misteri menakjubkan yang bisa kita nikmati
dari salju. Inilah hadiah terindah yang Tuhan sediakan bagi kita secara gratis setelah nafas hidup yang kita terima.
“Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.” ( Mazmur 147: 16)
5. Tuhan menjadikan salju sebagai simbol bahwa Dia adalah sang penyedia
Tuhan saja
sanggup menurunkan salju yang menurut kita adalah sesuatu yang unik dan
misterius. Apalagi hal-hal lain yang bahkan sangat kita perlukan pastilah akan
disediakan-Nya. Tuhan yang sama yang menurunkan salju juga bisa mengirimkan apapun yang kita butuhkan.
“Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan
tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada
orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak
akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang
Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yesaya 55: 10-11)
Tak ada yang terluput dari pandangan Tuhan. Bahkan hal sekecil apapun Dia sanggup lakukan. Karena itulah kita sudah sepatutnya mempercayakan seluruh hidup kita ke dalam tangan pengasihan-Nya. Karena Dia tak akan sekalipun membiarkan dan meninggalkan kita menghadapi masa-masa itu seorang diri.
Sumber : Jawaban.com