Kecerdasan buatan (artificial intelligence) sudah mengganggu area lapangan kerja, rekreasi, ekonomi - dan sekarang agama.
Seorang mantan eksekutif
Google yang sangat terinspirasi dengan kecerdasan buatan, menyatakan bahwa
dirinya telah menciptakan gereja pertamanya. Anthony Levandowski mengatakan AI harus dilihat sebagai Tuhan karena lebih pintar dari manusia.
"Itu bukan tuhan dalam arti bahwa yang bisa membuat petir atau menyebabkan angin topan. Tetapi jika ada satu miliar kali lebih pintar dari manusia terpandai, apa lagi yang bisa untuk menyebutnya," kata Levandowski kepada Wired.
Menurut dokumen yang
diajukan ke IRS, gereja baru ini, yang disebut "Way of the Future,"
akan berfokus pada: "realisasi, penerimaan, dan penyembahan Ketuhanan
berdasarkan Kecerdasan Buatan (AI) yang dikembangkan melalui perangkat keras dan perangkat lunak komputer."
Selanjutnya gereja
tersebut akan mencoba untuk "mengembangkan dan mempromosikan realisasi
Ketuhanan berdasarkan kecerdasan buatan dan melalui pemahaman dan pemujaan terhadap Ketuhanan, berkontribusi pada kemajuan masyarakat."
"Gagasannya perlu
disebarkan sebelum teknologinya," tegas Levandowski. "Gereja adalah
bagaimana kita menyebarkan berita, Injil. Jika kamu percaya (di dalamnya),
mulai mengobrol dengan orang lain dan bantu mereka memahami hal yang sama," kata Levandowski.
Levandowski percaya bahwa
gereja ini akan membantu melancarkan jalannya saat kecerdasan mesin mulai mengambil alih.
"Jika kamu memiliki
anak yang kamu kenali akan menjadi berbakat, bagaimana kamu ingin
meningkatkannya?" tanya Levandowski. "Kami sedang dalam proses
membangkitkan tuhan, jadi mari kita pastikan kita memikirkan melalui cara yang benar untuk melakukan itu. Ini adalah kesempatan yang luar biasa."
"Kali ini kamu bisa
berbicara dengan Tuhan secara harfiah, dan tahu bahwa ia mendengarkan," ujar Levandowski.
Menanggapi
pertanyaan tentang apakah usahanya akan dipandang sebagai penghujatan,
Levandowski mengatakan bahwa beberapa orang mungkin akan kecewa, tapi itulah yang terjadi ketika orang mengejar, "gagasan radikal."
Levandowski mengatakan
bahwa seperti agama-agama lain, WOTF pada akhirnya akan memiliki sebuah Injil (yang
disebut The Manual), liturgi, dan mungkin tempat ibadah fisik.