Sambut Peringatan 500 Tahun Reformasi Protestan, Inilah Sejarah Perjuangan Martin Luther
Sumber: The Irish Times

Internasional / 11 October 2017

Kalangan Sendiri

Sambut Peringatan 500 Tahun Reformasi Protestan, Inilah Sejarah Perjuangan Martin Luther

Lori Official Writer
10270

Hari reformasi protestan yang merupakan hari wajib yang harus dirayakan oleh umat Kristen Protestan di seluruh dunia muncul dari peristiwa protes Martin Luther pada 31 Oktober 1517 silam. Kala itu, Luther menulis kepada Albrecht, Uskup Agung Mainz dan Magdeburg sebuah protes terhadap praktik korupsi Gereja Katolik Roma, termasuk penjualan indulgensi kepausan. Dalam suratnya itu, dia melampirkan sebuah salinan dari ‘Perdebatan panjang antara Martin Luther terhadap Kekuatan dan Keberhasilan Indulgensi’, yang kemudian dikenal sebagai 95 dalil.

Martin Luther sendiri adalah seorang pastor Jerman dan ahli teologi Kristen sekaligus pendiri Gereja Lutheran pertama (yang saat ini dikenal dengan Gereja Protestan). Protes yang dia lakukan kepada Gereja Katolik adalah babak awal dari keinginan Luther untuk mengembalikan gereja kepada ajaran-ajaran Alkitab yang sebenarnya.

Langkah inilah yang kemudian melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal bahkan di lingkungan Gereja Katolik Roma dalam bentuk Reformasi Katolik. Dia bahkan ikut andil dalam menterjemahkan Alkitab versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip di dalam penerjemahannya.

Selain itu, Luther juga dikenal sebagai pencipta lagu-lagu himne rohani Kristen yang turut serta mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Protestan.

Tahun ini adalah peringatan 500 tahun reformasi gereja yang dilakukannya kala itu. Peristiwa ini dianggap penting dalam gereja Protestan karena berkat pergerakan Luther lah gereja Kristen saat ini terus bertumbuh.

Dr. Benjamin Hasselhorn, kurator Pameran Luther Nasional di Museum Lutherhaus di Wittenburg mengatakan kalau Luther adalah sosok yang suka berdebat. Dia adalah produk dari jamannya. Tapi dengan karakter inilah Tuhan memakai Luther untuk membawa kembali ajaran Kristen kepada otoritas kitab suci.

Luther membuat agama Kristen hidup dalam iman dengan melakukan api penyucian. Luther juga menjadi alasan utama gereja saat ini terdiri dari begitu banyak denominasi Protestan.

 

Reformasi yang Tinggal Kenangan

Namun sangat disayangkan, negara-negara Eropa saat ini justru semakin menurun dalam hal iman. Ada banyak gereja yang harus ditutup karena tak lagi punya jemaat. Setelah 500 tahun reformasinya, salah satu otoritas terkemuka dunia dalam reformasi ini, profesor Dr. Carlos Fire mengatakan bahwa Luther pasti akan merasa tercengang dengan kondisi gereja saat ini.

“Kalau Luther bisa mengamati perjalanan waktu, dia pasti akan terkejut dengan apa yang terjadi di dunia Kristen. Kenyataannya, semakin sedikit orang Eropa saat ini yang hadir ke gereja,” ucapnya.

Eire juga menjelaskan tentang tantangan gereja saat ini yaitu persaingan antar gereja yang jauh dari kondisi ketika awal reformasi Gereja Protestan ini. “Ketika Luther lahir semua orang di Eropa berbondong-bondong datang ke satu gereja yang sama. Dan ketika dia meninggal, tak lagi hanya ada satu gereja. Ada banyak gereja yang saling bersaing satu sama lain,” ucapnya.

Kondisi penyusutan umat Kristen di negara Eropa memang jadi tantangan besar gereja saat ini. Meski begitu, reformasi Luther adalah hal yang pantas kita syukuri dan kenang. Karena berkat perjuangan Luther, gereja bisa kembali pada otoritas Kitab Suci.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami