Kita boleh bersyukur
kepada Tuhan karena tahun-tahun belakangan ini, Nepal mengalami ledakan pertumbuhan
kekristenan. Namun, dibalik berita baik ini orang-orang Kristen di sana juga harus
memikul salib atas imannya. Sebagaimana dikabarkan, bahwa banyak orang Kristen Nepal
yang jadi korban penganiayaan dengan alasan bahwa kekristenan bisa jadi ancaman terhadap kepercayaan setempat.
Sebagaimana
data yang dikutip dari NPR, pada tahun 1951 kekristenan di Nepal sama sekali 0%.
Tapi setelah 10 tahun jumlah orang Kristen menjadi 458 orang. Angka itu
kemudian melonjak menjadi 102.000 pada tahun 2001 kemudian meningkat lagi menjadi tiga kali lipat pada tahun 2011.
Seiring
dengan pertumbuhan itu, penganiayaan pun semakin meningkat. Situasinya bahkan semakin
memburuk setelah parlemen mengeluarkan sebuah undang-udang pada bulan Agustus 2017
lalu yang berisi larangan bagi warga Hindu Nepal berpindah agama, melakukan kegiatan
amal keagamaan, berdiskusi tentang iman, dan bentuk-bentuk kegiatan keagamaan lainnya.
Sementara bagi mereka yang terbukti melanggar undang-undang ini akan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Sebagaimana
dilaporkan World Watch Monitor, sebuah lembaga yang fokus mengamati dan melaporkan soal umat kristen teraniaya di seluruh dunia, tahun lalu pemerintah Nepal telah menghukum empat
orang Kristen dengan hukuman lima tahun penjara dengan tuduhan melakukan kekerasan
dan kesembuhan setelah mereka berdoa untuk seorang wanita penyakit syaraf. Keempatnya
adalah Bimkali Budha, Lali Pun, Ruplal Pariyar dan istrinya Ganga. Mereka mulai
ditahan sejak bulan Juli 2016 sampai akhirnya dijatuhi hukuman pada Desember 2016
lalu. Untungnya, mereka akhirnya bebas bulan September 2017 setelah pengadilan membatalkan hukuman mereka.
Pemimpin
gereja setempat menilai diskriminasi yang dialami orang Kristen Nepal terjadi karena
iman mereka. Lebih-lebih karena orang Kristen dianggap sebagai ancaman bagi
agama mayoritas Nepal yaitu Hindu.
Yuk, terus doakan
untuk orang-orang Kristen di Nepal dan negara-negara lain. Kiranya perlindungan
dan kekuatan dari Tuhan terus memimpin mereka. Sehingga dengan iman dan keberanian
mereka, pribadi Yesus boleh dikenal.