“Nggak perlu tunggu sukses/kaya untuk menjadi dampak bagi orang lain.” Mungkin inilah kalimat yang pas untuk mengungkapkan sosok pemulung ini.
Bagaimana tidak, pria yang
bernama lengkap Yoseph Orem Bikololong ini berhasil membangun 2 sekolah gratis bagi anak-anak miskin.
Hal ini berawal dari
pernyataan anak-anak yang ditemuinya dijalanan bahwa mereka harus pupus sekolah
karena nggak memiliki biaya. Hati Yoseph pun iba dan peduli sehingga dia memberanikan diri untuk memulai membangun sekolah gratis.
Namun niat Yoseph saat
itu sempat ditentang oleh sang istri. Mengingat Yoseph hanyalah seorang pemulung yang jelas-jelas nggak memiliki penghasilan yang menetap dan teratur.
"Bapak mau
buka sekolah nih ada uang, tidak? Mau gaji guru-guru dengan apa? Kasih kita
makan dengan apa?" ujar Terfina menirukan ucapannya ketika mengetahui rencana sang suami mendirikan pendidikan anak usia dini (PAUD).
Namun niat baik memang selalu berbuah hasil, pada
akhirnya Terfina luluh dan menyetujui hal rencana tersebut sehingga pada tahun
2008, dibangunnya lah sekolah PAUD dirumahnya sendiri. Semua anak-anak diajak
untuk belajar bersama dari setiap agama yang berbeda. Yoseph menyulap ruang tamunya berukuran 4,5 x 3 meter menjadi dua kelas PAUD. Seiring berjalannya
waktu, entah apa yang membuatnya semakin semangat sampai-sampai dia mengadaikan
sertifikat rumah demi menyewa sebuah gedung untuk sekolah SMP serta membeli biaya operasional sekolah.
Baik Terfina
maupun Yoseph memang tidak beroleh apa-apa dari pendirian dua sekolah, PAUD dan SMP pada 2012.
Bagi mereka, semua akan indah pada waktunya dan mendapatkan upah di surga.
Kini sekolah PAUD
Yoseph memiliki siswa 20 orang dengan 2 orang guru serta Sekolah SMP dengan 9 guru dan 80 siswa. Guru-guru tersebut hanya dibayar 100 dan 200 ribu rupiah perbulan sebagai ongkos saja.
Sungguh terharu,
bahkan guru-guru disana mengajar dengan hati yang iklas tanpa memikirkan gaji yang banyak. Mereka terlalu mencinta generasi ini dan ingin anak-anak bangkit.
Nggak bisa
dipungkiri bahwa pendidikan adalah salah satu pedoman untuk sukses. Bagaimana mungkin generasi ini bisa bangkit tanpa memiliki pendidikan yang layak .
Latar Belakang Yoseph
Yoseph Orem Bikololong dan istrinya
dikaruniai 6 anak. Awalnya, ia bekerja sebagai sopir. Namun karena penghasilan
yang kurang mencukupi, sejak tahun 2004 pak Yoseph memutuskan untuk menjadi
seorang pemulung sampah. Rupanya, uang hasil dari memulung ini terbilang lumayan.
Dalam sehari pak Yoseph mampu meraup uang 100 ribu hingga 200 ribu, itu artinya jika dirata-rata penghasilan pak Yoseph dalam sebulan mencapai 3-6 juta rupiah.
Namun, jumlah keluarga yang tak sedikit tentu membuat kebutuhan keluarga menjadi besar. Meski begitu, pak Yoseph sudah berhasil mengkuliahkan 3 anaknya, sementara yang lainnya masih SMP dan SMA.
Keinginan membuat sekolah PAUD dan SMP gratis ini muncul ketika ia melihat banyak anak-anak dilingkunganya yang putus sekolah bahkan kerja sebelum waktunya.
“Saya melihat di sekitar lingkungan sini banyak anak-anak usia dini berkeliaran. Mereka sebenarnya mau sekolah, tapi sekolah yang ada memasang biaya yang mahal, sehingga karena orang tuanya tidak punya biaya mereka akhirnya tidak bersekolah. Karena itu saya punya keinginan untuk menampung mereka tanpa biaya atau gratis,” ucap Yoseph.
Keinginan bukan sekedar keinginan. Pak Yoseph berhasil mewujudkan keinginan tersebut dan memberikan dampak yang luar biasa kepada lingkungannya. Ia pun berencana untuk membangun SD dan SMA untuk anak miskin dilingkunganya tersebut.
Lewat keterbatasan yang ada, Pak Yoseph mau berkorban
dan berjuang untuk mereka yang kurang beruntung. Bagaimana dengan kita? Kita nggak akan miskin jika memberi kepada orang lain bukan?